SuaraJogja.id - Demam berdarah dengue (DBD) turut mengancam kota Yogyakarta di tengah pandemi virus corona yang belum menurun. Dinas Kesehatan Kota Jogja terus menyampaikan agar masyarakat melakukan pencegahan guna melindungi keluarga dari DBD.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja, Endang Sri Rahayu mengatakan, tahun ini Kota Jogja menempati urutan keempat kasus DBD DIY.
"Dulu Kota Yogyakarta berganti-ganti dengan Sleman. Tahun ini Kota Yogyakarta menempati urutan keempat. Soal infeksi ganda DBD dan Covid-19, pasien meninggal kan memang belum semua sempat dilakukan swab, untuk yang pasien PDP Covid-19 ya," ujar Endang dihubungi wartawan, Selasa (23/6/2020).
Kasus DBD di Jogja memang mengalami penurunan jika dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu, angka DBD di wilayah kota Jogja berada di angka 478. Sedangkan tahun ini, terdapat 239 kasus.
"Angka kasus DBD tahun ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun lalu. Tahun ini berada di angka 239 per 12 Juni. Masyarakat diimbau untuk tetap melaksanakan protokol pencegahan penularan DBD di samping protokol Covid-19," ujarnya.
Ia juga menyampaikan, cara paling ampuh untuk menghentikan kasus DBD adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara berkala.
"Kalau dilakukan PSN, sarang nyamuk bisa bertelur tapi tidak bisa menjadi nyamuk dewasa. Upaya tersebut yang harus dilakukan oleh masyarakat agar terhindar dari penyakit DBD," ungkap Endang.
Ia juga menjelaskan, berbagai pihak terus mengupayakan sosialisasi terkait hal ini. Saat ini, Berbagai fasilitas kesehatan tengah fokus terhadap penanganan Covid-19. Meski begitu, ia berharap, masyarakat tidak mengesampingkan adanya potensi kasus DBD.
"Mobil keliling milik bidang promkes juga terus kami operasikan ke tiap-tiap kelurahan untuk melakukan imbauan," ujarnya.
Baca Juga: Protes PPDB Pakai Usia, Kantor Gubernur Anies Digeruduk Emak-emak
Namun, fogging belakangan jadi jarang dilakukan. Alasannya, menurut Endang, fogging adalah pilihan terakhir setelah PSN. Saat di suatu lokasi sudah terjadi penularan dengan ditemukannya kasus lanjutan DBD dan angka bebas jentik bebas kurang dari 95, SOP yang diambil memang harus dilakukan fogging.
"Jadi, percuma saja dilakukan fogging kalau PSN tidak dilaksanakan. Fogging itu kan hanya membunuh nyamuk dewasa. Jadi begitu jentiknya tidak kena ya bakal jadi nyamuk dewasa lagi. Fogging juga tidak baik jika dilakukan secara terus menerus," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Masyarakat Diminta Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk Untuk Cegah DBD
-
Sama-Sama Demam, Begini Cara Bedakan Gejala Covid-19 dan DBD
-
Bertambah Hingga 500 Kasus Per Hari, 68.000 Orang Indonesia kena DBD
-
Kemenkes Sebut Pasien Covid-19 Berisiko Terinfeksi DBD, Ini Penyebabnya
-
Virus Corona Belum Usai, Dinkes Bantul Minta Warga Waspada DBD
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
Terkini
-
Proses Berlanjut, Terduga Pelaku Pemukulan Ojol di Sleman Diserahkan ke Polisi
-
Pakar Soroti Peluang Kerja Luar Negeri, Kabar Gembira atau Cermin Gagalnya Ciptakan Loker?
-
Menko Airlangga Sentil Bandara YIA Masih Lengang: Kapasitas 20 Juta, Baru Terisi 4 Juta
-
Wisatawan Kena Scam Pemandu Wisata Palsu, Keraton Jogja Angkat Bicara
-
Forum Driver Ojol Yogyakarta Bertolak ke Jakarta Ikuti Aksi Nasional 20 November