Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Selasa, 23 Juni 2020 | 21:37 WIB
Objek wisata Yogyakarta di kawasan Titik Nol Kilometer - (SUARA/Eleonora PEW)

SuaraJogja.id - Di era kenormalan baru atau new normal, salah satu penyesuaian yang diterapkan di pariwisata DIY adalah sebuah aplikasi yang wajib dimiliki pengunjung saat berwisata di Jogja dan sekitarnya. Aplikasi tersebut adalah "Cared+ Jogja" buatan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY.

Kepala Diskominfo DIY Rony Primantoro menegaskan bahwa aplikasi itu bisa mengeluarkan "paspor digital", sehingga seluruh masyarakat yang berkunjung ke DIY harus memilikinya.

"Setiap masyarakat yang akan mengunjungi Yogyakarta harus mengunduh sebuah aplikasi di mana aplikasi tersebut akan menghasilkan sebuah 'paspor digital' dalam bentuk 'QR code'," kata Rony di Kantor Dinas Pariwisata DIY, Selasa (23/6/2020).

Menurut Rony, platform digital yang masih dalam tahap uji coba itu bermanfaat untuk mempermudah penelusuran kontak apabila suatu saat muncul kasus pengunjung yang positif COVID-19.

Baca Juga: Masyarakat Masih Takut, Pemprov DKI: Mal dan Tempat Wisata Masih Sepi

"Ini mungkin seperti yang dilakukan beberapa negara, mereka mewajibkan pengunjung untuk mengunduh sesuatu, saat mengunjungi objek tertentu," kata Rony.

Saat ini pemilik gawai Android dapat mengunduh aplikasi "Cared+ Jogja" dengan mengunjungi laman https://cared-diy.jogjaprov.go.id/. Rony mengatakan, pihaknya belum bisa mengunggah aplikasi tersebut ke Google Play Store maupun App Store.

Setelah mengunduh aplikasi itu, lanjut Rony, pengguna diminta mengisi data pribadi serta melakukan identifikasi kondisi kesehatan terkait COVID-19 secara mandiri, yang kemudian akan tersimpan ke dalam QR Code. QR code itu dapat dipindai kapan saja di seluruh destinasi di DIY yang hendak dikunjungi.

"Ketika dia mengunjungi tempat wisata, mal, atau cafe, QR code itu ditunjukkan dan dibaca oleh pengelola," jelas Rony.

Dilansir ANTARA, data tersebut nantinya terintegrasi dengan sistem yang dimiliki seluruh pengelola destinasi serta pemerintah kabupaten setempat untuk mengetahui asal, riwayat perjalanan, termasuk riwayat kesehatan pengunjung.

Baca Juga: Wisata New Normal, Berikut Spot dengan Sunset Terindah di Bantul

"Dari segi pengelola nantinya akan bisa mendapat informasi atau data yang bisa digunakan untuk keperluan mereka. Dinas kabupaten juga bisa melihat pergerakan atau mobilitas pengunjung ke mana saja, misalnya dari Parangtritis ke mana, dari Pantai Samas ke mana," tambah Rony.

Ia mengungkapkan, data dalam aplikasi tersebut nantinya terhubung dengan aplikasi Corona Monitoring System (CMS) milik Pemda DIY, yang memuat daftar orang dalam pemantauan (ODP) serta Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19.

"Kami harapkan bisa menjaga supaya tidak ada orang yang sebenarnya sedang isolasi tapi jalan-jalan," terang Rony.

Selain "Cared+ Jogja", Dinas Pariwisata (Dispar) DIY juga menyiapkan aplikasi "Plesiran Jogja" sebagai sarana reservasi tiket objek wisata secara daring. Kepala Dispar DIY Singgih Raharjo mengatakan, dua platform digital itu bakal diujicoba di 10 destinasi wisata di DIY: Tebing Breksi (Sleman), Pantai Parangtritis, Puncak Becici, Pinus Pengger, Seribu Batu, Pinus Sari (Bantul), Pantai Kukup, Nglanggeran, Kalisuci, dan Pantai Baron (Gunungkidul).

Reservasi secara daring, menurut Singgih, dapat meminimalisasi kontak fisik serta bermanfaat untuk membatasi jumlah pengunjung destinasi wisata, yang saat ini kuota maksimal hanya 50 persen dari kapasitas normal sebelum ada pandemi corona.

"Pembukaan objek wisata di DIY secara resmi masih belum. Nanti akan ada uji coba dulu secara terbatas," imbuh Singgih.

Load More