Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 24 Juni 2020 | 19:15 WIB
Pemotor dan pesepeda sama-sama jatuh (Facebook-Krisna Nugrahanto)

SuaraJogja.id - Fenomena bersepeda secara bergerombol hingga memenuhi jalan raya tengah menjadi sorotan publik. Selain dianggap mengganggu pengendara kendaraan bermotor, di beberapa kesempatan berpotensi terjadi kecelakaan.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Agus Arif pun meminta para pesepeda dan pengendara kendaraan lainnya yang menggunakan jalan raya untuk menanamkan budaya berbagi, saling menghargai di jalan raya.

"Sejauh ini jika kita jalan di jalanan kota kan kecil-kecil ya, sempit-sempit. Jadi kami edukasinya (ke masyarakat) share the road. Jadi harus saling berbagi dan memahami, selain itu ketersediaan jalan untuk pesepeda sudah ada. Sehingga jalur itu dikhususkan untuk pesepeda," ujar Agus dihubungi wartawan, Rabu (24/6/2020).

Agus tak menampik jika kuantitas pesepeda yang beraktivitas di jalan raya kian hari makin meningkat. Hal itu juga berpotensi memenuhi jalan pada jam-jam tertentu.

Baca Juga: Sempat Jadi Polemik, Mi Ayam Bu Tumini Jogja Akhirnya Buat Produk Frozen

"Saat ini volume-nya sangat banyak tidak hanya di Yogyakarta menurut saya, di kota lain misal di Jawa Tengah juga terjadi. Artinya, ini merupakan arah positif jika memang bersepeda dijadikan aktivitas untuk bekerja. Bukan hanya rekreatif," tutur Agus.

Ia melanjutkan, Dishub Kota Yogyakarta sudah beberapa kali melakukan edukasi melalui sejumlah pengeras suara yang ada di beberapa sudut kota. Termasuk di media sosial milik Dishub Kota Yogyakarta.

"Edukasi mulai pemberitahuan melalui media sosial bagaimana menggunakan jalan raya yang aman. Patuhi aturan yang ada. Hal itu yang selalu kami sosialisasikan ketika berkendara, terutama share the road ini," tutur dia.

Disinggung soal peristiwa kecelakaan yang melibatkan pesepeda dengan sepeda motor baru-baru ini di wilayah DIY, Agus mengaku ada kalanya masyarakat terlalu asyik bersepeda hingga tidak waspada.

"Memang saat bersepeda dengan teman-teman dan terlalu asyik bersepeda mereka sampai lupa. Kadang mereka tidak waspada dan tidak hati-hati. Sebenarnya dalam aturan berkendara harus tetap fokus. Dalam undang-undang juga dilarang menggunakan gadget," jelas dia.

Baca Juga: Fogging Jarang Dilakukan Meski Potensi DBD Meningkat, Ini Kata Dinkes Jogja

Mantan Camat Gondomanan ini mengajak masyarakat untuk lebih fokus dan memperhatikan pengendara lain selama di jalan raya. Fenomena bersepeda yang terjadi saat ini merupakan hal positif namun tetap harus saling menghargai.

"Kami mengajak untuk lebih berhati-hati lebih fokus dan tentu, prilaku saling berbagi jalan ini yang perlu dilakukan penggunaan jalan raya," jelas dia.

Terpisah penggiat sepeda asal Yogyakarta Ardi Iswansyah (33) menjelaskan ada aturan tak tertulis bagaimana seharusnya masyarakat bersepeda di jalan raya.

"Ada aturan tak tertulis sebenarnya saat gowes (bersepeda) di jalan raya. Ketika grup ride (bergerombol) aturannya berbaris dua-dua memanjang ke belakang. Jika nantinya melewati jalan yang tak terlalu lebar, nanti berbaris satu memanjang ke belakang," terang Ardi dihubungi wartawan.

Ia mengaku jika transportasi sepeda saat ini tengah digandrungi banyak kalangan. Namun hal itu bukan berarti membuat pengguna sepeda bebas untuk memenuhi jalan raya saat bersepeda.

"Saat ini ketika booming gowes, orang-orang gowes bukan bersati kita seenaknya. Jadi cukup baris dua-dua itu sudah cukup aman selama mereka waspada," ungkap dia.

Ardi melanjutkan bahwa di tengah ramainya bersepeda, masyarakat juga harus memahami bagaimana bersepada yang aman. Tentunya dengan mengenakan alat pelindung hingga lampu ketika melintas di tempat gelap.

"Maka perlu adanya edukasi ke masyarakat soal bersepada ini. Saat malam hari bersepeda misalnya lebih baik menggunakan lampu penanda agar pengendara atau pesepeda yang melintas di tempat gelap saling mengetahui. Hal-hal ini juga harus dipahami," jelasnya.

Pria yang tergabung di komunitas Fixed Kaskus YK ini memprediksi jika fenomena bersepeda masih akan bertahan hingga akhir tahun. Apalagi permintaan terhadap sepeda sendiri masih tinggi.

"Permintaan terhadap sepeda masih tinggi. Namun di beberapa toko sepeda di Yogyakarta stoknya menipis. Bahkan display sepeda di beberapa toko harus mereka jual karena tingginya permintaan," tukasnya.

Load More