Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 09 September 2025 | 18:48 WIB
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa (kiri) menyampaikan penghormatan dan apresiasi mendalam kepada pendahulunya, Sri Mulyani Indrawati. [Suara.com]
Baca 10 detik
  • Reshuffle Kabinet Merah Putih mendapat sorotan ekonom UGM
  • Yudistira Hendra Permana menilai reshuffle ini menjadi pintu memuluskan proyek pembangunan di bawah Presiden Prabowo
  • Mitigasi kebijakan harus jelas dikeluarkan Prabowo agar tak terjadi inflasi besar-besaran
[batas-kesimpulan]

SuaraJogja.id - Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Yudistira Hendra Permana menyoroti reshuffle kabinet yang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto.

Salah satunya termasuk Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa.

Yudis menilai reshuffle ini bagian dari strategi besar untuk memuluskan program ambisius presiden.

Reshuffle yang dilakukan tanpa peringatan ke publik itu bahkan tak dipungkiri langsung menimbulkan guncangan pasar.

"Ketika ada pergantian ini IHSG langsung nyungsep itu, itu jangka pendeknya begitu, karena tidak ada aba-aba," kata Yudis, dikutip, Selasa (9/9/2025).

Ia menekankan bahwa dampak jangka pendek terlihat nyata sebab pergantian mendadak tersebut.

Namun, di sisi lain, pihaknya menyoroti bahwa masalah mendasarnya bukan sekadar kompetensi.

Bagi Yudis, posisi Sri Mulyani sebelumnya cenderung menjadi penyeimbang terhadap ambisi politik Prabowo dengan berbagai programnya.

"Artinya, dalam lima menteri ini [yang terkena reshuffle] yang salah satunya adalah Bu Sri Mulyani, ada kecenderungan yang boleh dibilang menahan, memberikan perdebatan apa yang diinginkan oleh Prabowo," ungkapnya.

Baca Juga: IHSG Masih Jeblok Jadi Momentum Berinvestasi? Simak Tips dari Dosen Ekonomi UGM

Lebih jauh, ia menilai reshuffle ini mengarah pada tujuan tertentu dalam hal ini membuka jalan lebar bagi proyek-proyek besar pemerintahan era Prabowo.

"Hemat saya ini akan menjadi upaya bagi memuluskan program-program Prabowo. Apakah itu jelek? Apakah itu baik? Sebetulnya hanya waktu yang bisa menjawab," tandasnya.

Yudis memperingatkan, tanpa mitigasi kebijakan yang jelas, risiko yang dihadapi adalah inflasi akibat pembiayaan yang terlalu longgar.

Dia mengingatkan inflasi yang tidak diimbangi kenaikan upah justru akan menggerus daya beli masyarakat.

Meski demikian, Yudis memahami mengapa pergantian Sri Mulyani bisa dipandang perlu.

"Kita bisa tanya ke masyarakat secara umum, apakah Menteri Keuangan pantas diganti, saya yakin iya, dengan berbagai alasan terutama karena dibicarakan akhir-akhir ini pajak naik dan sebagainya," ujarnya.

Menurutnya, hubungan Sri Mulyani dengan pemerintah daerah yang kerap bermasalah terkait transfer anggaran turut menambah alasan reshuffle.

Pada akhirnya, Yudistira menilai urgensi reshuffle Menkeu ini lebih berkaitan dengan ambisi politik pemerintah ketimbang kepentingan publik.

"Saya pikir urgennya bukan di level masyarakat, tapi di level bagaimana pemerintah mau melaksanakan program tanpa adanya barier yang harus dipikirkan," kata dia.

Load More