SuaraJogja.id - Sebagai upaya kembali bangkit di era New Normal, Pemerintah Desa Panggungharjo, Bantul, menggelar kegiatan bertajuk 'Kongres Kebudayaan Desa' (KKD). Dalam gelarannya, kegiatan tersebut turut menggandeng Sanggar Inovasi Desa (SID) dan beberapa elemen masyarakat lainnya.
Ketua Steering Comitte (KKD), Ryan Sugiarto menyebut mengapa disebut Kongres Kebudayaan Desa, hal ini lantaran desa merupakan sumbu peradaban dalam tatanan masyarakat Indonesia. Sedangkan tujuan utama digelarnya kongres tersebut yakni untuk membangun sebuah tatanan New Normal yang berawal dari masyarakat desa.
Kongres ini terdiri dari empat agenda utama, pertama riset untuk menggali harapan dari masyarakat desa mengenai tatanan kehidupan baru kedepannya. Ia berharap kegiatan ini dapat diikuti oleh masyarakat desa dari seluruh Indonesia.
"Harapannya, riset ini dapat diikuti oleh 10.000 warga desa dari sabang sampai merauke," ujar Ryan dalam jumpa wartawan di Kampoeng Mataraman Kamis (25/6/2020).
Baca Juga: Orang Tua Malu, PPDB Kota Jogja Jalur Disabilitas Minim Peminat
Ryan berharap, riset ini dapat menampung seluruh ide masyarakat desa dalam penyusunan tata kehidupan baru atau New Normal setelah pandemi. Ia mengatakan, gambaran kedepannya hasil riset ini dapat menghasilkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) yang variabelnya sudah disesuaikan dengan kondisi covid-19.
Kedua adalah kegiatan 'Call For Paper' yang diikuti oleh kalangan akademisi untuk membantu membangun menyusun tatanan kehidupan baru bagi masyarakat desa. Ketiga adalah kegiatan kongres yang dilakukan secara daring melalui aplikasi panggilan video massa. Diselenggarakan selama beberapa hari, setiap seri kongres mengangkat tema khusus.
Diantaranya mengenai Pendidikan Yang Membebaskan, Kedaulatan Pangan dan Lingkungan Hidup, Tata Ruang dan Lingkungan Pemukiman Desa dan lain sebagainya. Dalam kegiatan yang ditujukan untuk masyarakat desa di seluruh Indonesia ini, Ryan mencoba mengajak seluruh komponen masyarakat agar dapat merepresentasikan masyarakat desa dengan beragam latar belakang.
Kegiatan ini akan ditutup dengan deklarasi tatanan Indonesia baru dari desa. Ryan menegaskan event ini tidak hanya berhenti setelah deklarasi.
Ia berharap, kedepannya hasil dari KKD ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat desa. Selebihnya, ia menginginkan hasil KKD ini dapat menyusun RPJM baru sesuai standar covid yang bisa diterapkan di seluruh desa.
Baca Juga: Angka Kematian Capai 346 Kasus, Jogja Masuk Risiko Tinggi Demam Berdarah
Sementara Kepala Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi mengatakan bahwa selama pandemi desa menunjukkan ketangguhannya dalam bertahan hidup. Ia menyebutkan bahwa ketangguhan desa ditunjang oleh pranata sosial yang dimiliki masyarakat desa. Dimana pranata tersebut lahir dalam kebudayaan dan keagamaan.
"Covid-19 ini juga menunjukkan, bahwa kebudayaan yang lahir di desa itu menjadi salah satu penyelamat dalam situasi darurat," ujar Wahyudi.
Ia menyebutkan puncak dari relasi sosial adalah kekeluargaan, sementara puncak dari relasi ekonomi adalah kerjasama. Selama pandemi, setiap orang mengalami keterbatasan dalam sektor ekonomi. Kerjasama antarberbagai kalangan menjadi penyelamat untuk mempertahankan ekonomi masyarakat.
Menurut Wahyudi jika ketangguhan desa diangkat dalam tatanan kehidupan secara nasional akan melahirkan sesuatu yang lebih kontekstual, karena lahir dari alam pikiran masyarakat.
Ia juga menyampaikan ada 18 aspek desa yang akan berubah pascapandemi. Mulai dari ekonomi, pendidikan, kesehatan, pangan, agama, budaya, tata ruang desa, reformasi birokrasi dan teknilogi informasi.
Ia berharap adanya kongres ini dapat menghasilkan legitimasi politik untuk menyusun sebuah tatanan New Normal yang bisa dimanfaatkan pemerintah desa dalam menyusun tatanan kehidupan masyarakat setelah pandemi. Beragam aspek kehidupan tersebut akan dibahas dalam serial webinar KKD pada 1-10 Juli 2020.
Berita Terkait
-
Aldi Satya Mahendra Sekolah di Mana? Cetak Sejarah Pembalap RI Pertama Juarai WorldSSP300
-
MAN 2 Bantul Meriahkan Expo Kemandirian Pesantren di UIN Sunan Kalijaga
-
Seru! MAN 2 Bantul Sukses Gelar Penerimaan Tamu Ambalan 2024
-
Langsung Kunjungi DPRD DIY, Siswa MAN 2 Bantul Belajar Demokrasi
-
Berkah MK hingga Langkah Besar Wahyu Anggoro Hadi untuk Bantul
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Lihat Jaksa di Sidang Tom Lembong Cengar-cengir, Publik Malah Kesal: Nasib Orang Dianggap Bercandaan!
-
GERKATIN: Ruang Berkarya bagi Teman Tuli
-
5 Asteroid Paling Berbahaya Bagi Bumi, Paling Diwaspadai NASA
-
Rupiah Loyo! Tembus Rp15.900 per Dolar AS, Calon Menkeu AS Jadi Biang Kerok
-
Harga Emas Antam Jatuh Terjungkal, Balik ke Level Rp1,4 Juta/Gram
Terkini
-
Pemkab Bantul Siapkan Data Anak Sekolah untuk Program Makan Bergizi
-
Ibunda Mary Jane Sambut Hangat Kabar Anaknya Segera Pulang
-
Mahasiswa UNY Berhasil Sulap Limbah Sampah Jadi Suplemen Tanaman
-
DMFI Bareng Shaggydog Serukan Larangan Peredaran Daging Anjing, Pemda DIY Siapkan Perda
-
Minta ASN yang Selingkuh Tetap Diberhentikan, Bupati Sunaryanta: Saya Siap Tempuh PTUN Kalau Tak Ada Titik Temu