SuaraJogja.id - Jamur Enoki belakangan ramai diberitakan usai dilarang peredarannya karena dapat menimbulkan infeksi listeria. Jamur impor tersebut sebenarnya sudah banyak merambah hingga ke pelosok daerah seperti di Gunungkidul. Bahkan tbeberapa tukang sayur juga sudah menjual jamur jenis ini.
Usai dilarang peredarannya oleh pemerintah pusat, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat mendorong agar masyarakat mengalihkan konsumsi jamur enoki mereka ke jamur produksi lokal yang dianggap mirip dengan jamur impor ini.
Qohar, warga Kalurahan Bleberan, Kapanewon Playen jadi salah satu pihak yang mencoba menangkap peluang larangan jamur Enoki tersebut.
Belum lama ini, ia mencoba budidaya jamur mirip enoki dari bahan utama bonggol jagung. Ide kreatifnya itu muncul setelah profesi utamanya sebagai perajin terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: 4 Makanan yang Pernah Sebabkan Wabah Listeria dan 9 Artikel Lainnya
"Sebenarnya awalnyahanya coba-coba, namun ternyata cukup menguntungkan dan di responnya sangat baik,"ujar Qohar, saat dihubungi Suarajojga.id, Selasa (30/6/2020).
Awalnya ia merupakan pengusaha olahan limbah kayu yang disulap menjadi beragam kerajinan bernilai jual tinggi. Sayangnya, wabah Covid-19 berdampak pada jumlah pesanan usahanya.
Melihat banyaknya bonggol jagung yang cukup banyak berserakan di sekitar rumahnya. Ia lantas mmemikirkan ide, bagaimana caranya bonggol jagung tersebut bisa bernilai ekonomi?
Setelah saling sharing dengan kawan-kawannya, ia lantas mencoba mengambil potensi ekonomi untuk mengembangkan jamur dari bonggol atau janggel jagung tersebut.
"Ternyata cukup mudah dan modalnya juga tidak terlalu besar," ujarnya.
Baca Juga: Kementan Musnahkan Jamur Enoki di Indonesia dan 9 Artikel Populer Lainnya
ia lantas membuat kumbung (media jamur) dengan alas plastik dengan diisi dengan janggel jagung yang telah dicampur dengan ragi tape, dedak dan urea.
Campuran dalam kumbung itu kemudian didiamkan sekitar 2 minggu. Dengan rentang waktu tersebut, jamur akan tumbuh, butuh waktu sekitar 2 minggu untuk panen pertama.
Menurutnya, jagung merupakan salah satu hasil pertanian unggulan di Kabupaten Gunungkidul. Hanya saja, masyarakat selama ini hanya memafaatkan biji jagung untuk dijual atau dibuat olahan makanan. Sementara janggelnya dibuang begitu saja tanpa dimanfaatkan kembali.
"Kemarin-kemarin janggel atau bonggol ini dibuang. Padahal sebenarnya mampu menghasilkan pundi pundi rupiah yang bernilai tinggi. Namun, janggel-janggel tersebut hanya dapat digunakan sekali saja untuk memproduksi jamur lainnya," paparnya.
Qohar menyebut, permintaan konsumen akan jamur janggel cukup tinggi, hingga ia berencana akan menambah kumbung dan produksinya. Saat ini, pemasaran produknya hanya ada di sekitar lingkungannya saja. Meski begitu, ia berencana untuk melebarkan usahanya ke wilayah lain.
“Pas awal itu hanya satu setengah kilo. tapi setiap harinya terus bertambah. Per kilo dijual seharga 30 ribu. Biasanya di tumis atau dibuat jamur crispy,” terang Qohar.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
4 Makanan yang Pernah Sebabkan Wabah Listeria dan 9 Artikel Lainnya
-
Kementan Musnahkan Jamur Enoki di Indonesia dan 9 Artikel Populer Lainnya
-
INFOGRAFIS: Makanan Penyebab Wabah Listeria Selain Jamur Enoki
-
5 Fakta Jamur Enoki yang Jadi Penyebab Wabah Listeria
-
Tak Cuma Listeria, Ini 4 Wabah Akibat Bakteri di Makanan yang Bikin Geger
Terpopuler
- Kemarin Koar-koar, Mertua Pratama Arhan Mewek Usai Semen Padang Tak Main di Liga 2
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
- Resmi! Bek Liga Inggris 1,85 Meter Tiba di Indonesia Akhir Pekan Ini
- Rekomendasi Mobil Bekas Setara Harga Motor Baru di Bawah 25 Juta, Lengkap Spesifikasi dan Pajaknya
- Rekomendasi Aplikasi Penghasil Uang Resmi Versi Pemerintah Mei 2025, Dapat Cuan dari HP!
Pilihan
-
5 Rekomendasi Sunscreen Terbaik 2025, Anti Aging Auto Bikin Glowing
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP di Bawah Rp5 Juta, Layar AMOLED Lensa Ultrawide
-
5 Rekomendasi HP Xiaomi Rp 1 Jutaan dengan Spesifikasi Gahar Terbaik Mei 2025
-
7 Rekomendasi Mobil Seken Murah, Hemat Bensin Tak Khawatir Rawat Mesin
-
4 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta: Irit Bahan Bakar, Kabin Longgar
Terkini
-
Jelang Idul Adha 2025: Pemkot Jogja Perketat Pengawasan Hewan Kurban
-
Christiano Pengarapenta Tarigan Diduga Tabrak Mahasiswa UGM Hingga Meninggal Dunia, Ini Sosoknya
-
Rumah Ditinggal Liburan, Perempuan Ini Gasak Harta Tetangga, Isi Dompet Korban Ludes
-
Program Sekolah Rakyat Tinggal Hitungan Bulan, Muhammadiyah Desak Prabowo Fokus dan Kolaboratif
-
Warga Jogja Jangan Ketinggalan, Link Aktif Klaim Saldo DANA Kaget di Sini