Ia berangkat sekitar pukul 12.00 WIB dan akan kembali ke rumah setelah azan Maghrib. Hampir setiap hari ia melakukan kegiatan itu, kecuali Minggu dan hari libur.
Partiyem menyadari betul risiko yang ada saat menyapu jalanan yang cukup ramai tersebut. Ia akan melihat situasi dan kondisi jalanan. Jika memang sedang ramai, ia akan memilih untuk menepi.
"Yen rame kula milih minggir. Kantenan wonten riki sing liwat banter-banter [kalau ramai kendaraan yang lewat, saya milih minggir karena di sini yang melintas kencang-kencang]," ungkapnya.
Enggan Berdiam Diri di Rumah
Kisah Partiyem yang memutuskan untuk menyapu jalan layang secara sukarela ini berawal dari keenggan Partiyem untuk berdiam diri di rumah. Meskipun usianya sudah tak muda lagi, ia bertekad untuk terus bekerja selama masih diberikan kekuatan dan kesehatan.
Awalnya Partiyem juga mengaku sempat meminta izin warga sekitar jalan layang itu untuk menyapu jalan. Saat itu jalanan tersebut masih dipenuhi oleh daun-daun yang berguguran.
“Setelah disapu saya kumpulkan ke dekat keramatan [kuburan] untuk dibakar setelah kering. Sakniki wite pun ditebang, tapi kula tetep nyapu [sekarang pohonnya sudah ditebang, tapi saya tetap menyapu],” ujarnya.
Partiyem sebenarnya tidak mengharapkan imbalan dari kegiatannya menyapu jalan tersebut. Namun, tidak jarang pengendara sengaja menepikan kendaraannya untuk memberi imbalan kepada Partiyem, baik berupa uang, bahan makanan, atau camilan.
“Ada beberapa memang ngasih seikhlasnya, nggih kagem nyukupi saben dinten [untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari],” kata Partiyem.
Baca Juga: Kenalin Erna Widyastuti, Gadis Cantik yang Bantu Ibunya Jadi Penyapu Jalan
Partiyem dan suaminya, Mugiyono, sendiri bukan tanpa penghasilan. Mereka sudah bisa mendapat sedikit rezeki dari rumah pembuatan batu bata seluas 6x12 meter. Mugiyono juga mendapat tambahan dari mencari rumput untuk memberi makan sapi.
Nantinya sapi tersebut akan dibesarkan dan diperahkan untuk kemudian bisa dijual guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-harinya. Mugiyono juga berharap harga sapi bisa lebih baik atau meningkat dari tahun ke tahun, apalagi saat menjelang Iduladha.
“Sehari bisa dua kali cari rumput. Kalau dari sapi setidaknya kami bisa dapat Rp5 juta kalau dijual,” kata Mugiyono.
Ditemui secara terpisah, Dukuh Gunung Rawas Sukarni menceritakan, ternyata kebiasaan Pertiyem yang senang menyapu ini sudah berlangsung bahkan sebelum jalan layang itu ada. Dikatakannya, Partiyem dulunya sering menyapu jalanan kampung pedukuhan di sekitar rumahnya.
Terus berlanjut, makin lama Partiyem bergeser untuk menyapu di jalanan dekat makam yang berada di samping jembatan yang tak jauh dari jalan itu. Baru setelah jalan layang itu akhirnya jadi, Partiyem menyapu jalan layang tersebut.
“Bahkan kegiatan Partiyem tidak hanya menyapu jalanan saja, tapi juga selalu mematikan dan menghidupkan lampu yang berada di jalan kampung ini," ujar Sukarni.
Begitulah sosok Partiyem dikenal tetangganya -- nenek empat anak dengan tujuh orang cucu yang memiliki semangat kerja yang luar biasa.
Tidak ada permintaan macam-macam dari Partiyem. Ia memang bekerja dengan ikhlas. Hanya kesehatan dan umur panjang yang ia harap kepada Yang Maha Kuasa.
Berita Terkait
-
Identitas Mayat Perempuan di Sumur Terungkap, Diduga Belakangan Depresi
-
Terekam CCTV, Polisi Berhasil Bekuk Pencuri Toko Optik Kurang dari 24 Jam
-
Hendak Menyiram Bawang, Warga Temukan Perempuan Tewas di Sumur Tengah Sawah
-
Kulon Progo Tambah 1 Pasien Positif COVID-19, Diduga Tertular di Semarang
-
Tobat, Eks Napiter Bakti Sosial untuk Warga Kulon Progo Terdampak Pandemi
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Jogja Siaga Banjir, Peta Risiko Bencana Diperbarui, Daerah Ini Masuk Zona Merah
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Buruan Klaim 'Amplop Digital' Ini!
-
Heboh Arca Agastya di Sleman: BPK Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Situs Candi
-
Gus Ipul Jamin Hak Wali Asuh SR: Honor & Insentif Sesuai Kinerja
-
Rp300 Triliun Diselamatkan, Tapi PLTN Jadi Korban? Nasib Energi Nuklir Indonesia di Ujung Tanduk