SuaraJogja.id - Masa pandemi yang belum juga berakhir, mendorong pemerintah untuk mulai beradaptasi dan menyambut new normal atau tatanan Indonesia baru. Namun tentu saja, penerapan new normal ini mempengaruhi sejumlah hal, salah satunya yakni kebudayaan desa.
Untuk membahas lebih lanjut, bagaimana kebudayaan desa menyikapi new normal ini, telah bergabung Iman Budhi Santoso selaku salah seorang budayawan yang akan membahasnya secara mendalam.
Dalam webinar Kongres Kebudayaan Desa 2020, beliau fokus membahas bahwa sejatinya polemik menyangkut kebudayaan ini telah ada sejak zaman sebelum kemerdekaan.
Seiring berjalannya waktu, jati diri kebudayaan desa Indonesia kian tergerus modernisasi yang sedikit condong ke budaya barat serta timur. Dalam penuturannya, kebudayaan desa sebenarnya bisa dipelajari dari hal kecil salah satunya dengan banyak membaca peribahasa Nusantara.
"Sebenarnya di dalam peribahasa Nusantara ini banyak sekali terkandung nilai-nilai yang menyiratkan kita harus menjaga suatu budaya. Namun faktanya anak muda sekarang belum banyak yang mau memaknainya secara mendalam, padahal ini penting," sebut Iman Budhi Santoso.
"Peribahasa yang mungkin menyangkut permasalahan kebudayaan desa serta kota ini salah satunya berbunyi 'Desa mawacara, negara mawatata'. Itu berarti, desa mempunyai adat sendiri, kota memiliki hukum sendiri. Adat kebiasaan, dan hukum itu sangat berbeda," imbuhnya.
Iman Budhi Santoso menekankan, bahwa generasi muda sekarang ada perlunya untuk memaknai kebudayaan yang tersirat dalam pantun serta menyerapi setiap nilai kehidupan di dalamnya.
Harapannya dengan begitu, generasi muda akan tergugah untuk memperjuangkan nilai kebudayaan yang tetap mempertahankan apa itu gotong royong, serta musyawarah.
Sekadar informasi, Webinar Seri 10 Kongres Kebudayaan Desa yang digelar pada Senin (6/7/2020) ini merupakan bagian dari upaya mengumpulkan dan menawarkan ide tatanan Indonesia baru dari desa.
Baca Juga: Gus Hilmy Soroti Pentingnya Agama Kawal Keharmonisan di Tengah Pandemi
Desa sebagai satuan pemerintahan terkecil di Indonesia, dinilai perlu menjadi titik awal untuk merumuskan nilai dan tata kehidupan baru dalam bernegara dan bermasyarakat.
Webinar ini juga diharapkan bisa memberikan gagasan tentang kebijakan dan budaya antikorupsi pada pemerintah serta masyarakat desa.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
Terkini
-
Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Sleman Tutup Usia
-
5 Armada Bus Jakarta-Jogja Murah Meriah untuk Libur Sekolah Akhir Tahun 2025
-
Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
-
Waspada Macet Total! Malioboro Tak Ditutup untuk Full Pedestrian saat Tahun Baru
-
Libur Nataru ke Sleman? Ini Sederet Event Natal dan Tahun Baru yang Bisa Dicoba