Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Selasa, 14 Juli 2020 | 09:59 WIB
Pria Malaysia terpisah dari anak dan istri sejak tsunami Aceh - (Twitter/@HappyZalindra, Twitter/@Nana_Aqilah98)

Ia pun menyimpan perasaan bersalah karena membiarkan istrinya yang hamil pulang kampung sendirian. Namun, pada akhirnya ia mencoba pasrah dan berserah karena pencariannya selalu berujung dengan kabar kematian anak dan istrinya.

Kendati demikian, penantiannya ternyata tak sia-sia. Setelah puluhan tahun berpisah dari istri dan tak sempat mendampinginya bersalin, segala tanda tanya di kepala Rahim akhirnya terjawab -- istri dan anaknya ternyata masih hidup sampai saat ini.

"Saya merasa seakan tidak percaya ketika seseorang mengatakan kepada saya bahwa anak dan istri saya masih hidup, antara senang dan sedih, berbagai perasaan muncul, ada juga perasaan hidup kembali setelah lama mati," katanya.

"Sejak Senin lalu, setiap hari keluarga kami di sini selalu berhubungan dengan keluarga di sana melalui panggilan video. Saya juga berterima kasih kepada keluarga istri saya di Aceh karena menjaga istri dan anak saya selama ini. Kami berencana bertemu setelah pandemi Covid-19 selesai," imbuhnya, berlinang air mata.

Baca Juga: Tsunami Aceh 2004: Kisah Latiung, Desa yang Tak Lagi Berpenghuni

Sementara itu, Iza mengatakan, bertemu ayahnya secara virtual saja sudah terasa seperti mimpi baginya, apalagi setelah berbagai upaya yang dilakukan keluarga mereka untuk melacak pria Malaysia itu tidak pernah berhasil sebelumnya.

"Kami ingin pergi ke Malaysia, tapi kami tidak punya uang, bahkan nomor telepon keluarga di Malaysia tidak ada. Tahun lalu, saya tergerak untuk mencari Abah di media sosial karena kebetulan saya sedang mengurus dokumen pernikahan saya, yang akan berlangsung akhir tahun ini," tutur Iza.

"Saya mencoba mengirim DM secara acak kepada siapa pun di Malaysia, tetapi tidak pernah berhasil sebelum pesan saya akhirnya dijawab oleh Nur Lyana Aqilah, yang bersedia membantu saya. Rasanya seperti mimpi kali pertama bisa mendengar dan melihat Abah melalui video call. Saya terharu, gemetar... tapi merasa benar-benar bahagia," ungkap gadis yang tengah menempuh pendidikan di sebuah akademi keperawatan di Lhokseumawe, Aceh ini.

Load More