Ia pun menyimpan perasaan bersalah karena membiarkan istrinya yang hamil pulang kampung sendirian. Namun, pada akhirnya ia mencoba pasrah dan berserah karena pencariannya selalu berujung dengan kabar kematian anak dan istrinya.
Kendati demikian, penantiannya ternyata tak sia-sia. Setelah puluhan tahun berpisah dari istri dan tak sempat mendampinginya bersalin, segala tanda tanya di kepala Rahim akhirnya terjawab -- istri dan anaknya ternyata masih hidup sampai saat ini.
"Saya merasa seakan tidak percaya ketika seseorang mengatakan kepada saya bahwa anak dan istri saya masih hidup, antara senang dan sedih, berbagai perasaan muncul, ada juga perasaan hidup kembali setelah lama mati," katanya.
"Sejak Senin lalu, setiap hari keluarga kami di sini selalu berhubungan dengan keluarga di sana melalui panggilan video. Saya juga berterima kasih kepada keluarga istri saya di Aceh karena menjaga istri dan anak saya selama ini. Kami berencana bertemu setelah pandemi Covid-19 selesai," imbuhnya, berlinang air mata.
Baca Juga: Tsunami Aceh 2004: Kisah Latiung, Desa yang Tak Lagi Berpenghuni
Sementara itu, Iza mengatakan, bertemu ayahnya secara virtual saja sudah terasa seperti mimpi baginya, apalagi setelah berbagai upaya yang dilakukan keluarga mereka untuk melacak pria Malaysia itu tidak pernah berhasil sebelumnya.
"Kami ingin pergi ke Malaysia, tapi kami tidak punya uang, bahkan nomor telepon keluarga di Malaysia tidak ada. Tahun lalu, saya tergerak untuk mencari Abah di media sosial karena kebetulan saya sedang mengurus dokumen pernikahan saya, yang akan berlangsung akhir tahun ini," tutur Iza.
"Saya mencoba mengirim DM secara acak kepada siapa pun di Malaysia, tetapi tidak pernah berhasil sebelum pesan saya akhirnya dijawab oleh Nur Lyana Aqilah, yang bersedia membantu saya. Rasanya seperti mimpi kali pertama bisa mendengar dan melihat Abah melalui video call. Saya terharu, gemetar... tapi merasa benar-benar bahagia," ungkap gadis yang tengah menempuh pendidikan di sebuah akademi keperawatan di Lhokseumawe, Aceh ini.
Berita Terkait
-
Profil dan Pekerjaan Intan Nurliana, Turis Malaysia yang Beri Rating Nol ke Indonesia
-
Kini Punya Harta sampai Rp78 M, Susi Pudjiastuti Pernah Putus Sekolah sampai Jual Bed Cover
-
Pindahkan Pengungsi Rohingya yang Terusir, Mahfud MD Ungkit Bantuan Tsunami Aceh: Masak Sekarang Gak Mau Nolong?
-
Teuku Ryan Kenang 19 Tahun Tsunami Aceh, Curhat Kehilangan 30 Anggota Keluarga
-
Prabowo Puji Kepemimpinan Presiden ke-6 SBY Saat Tsunami Aceh
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
Terkini
-
Sirekap di Jogja Sempat Bermasalah, Petugas Tak Bisa Unggah Data TPS
-
KDRT Tinggi di Gamping, Pemkab Sleman Luncurkan Layanan Konseling Keliling
-
Korban Laka Tunggal di DAM Cangkring Bertambah, Ini Identitasnya
-
Turun Dibanding 2020 hingga 10 Persen, KPU Ungkap Alasan Partisipasi Pemilu Berkurang
-
Miris, Pelajar Kelas 10 Sebuah SMK di Gunungkidul Dicabuli Ayah Tirinya Berulang Kali