SuaraJogja.id - Melalui unggahan akun Twitter pribadinya, rapper Saykoji memasang sebuah foto dengan latar hitam bertuliskan kalimat "Is School Still Relevant?" Dalam cuitan tersebut, @saykoji mempertanyakan pembayaran uang sekolah dan buku cetak di tengah pandemi.
Saykoji pun mengajak para orang tua dan menyebut akun @Kemdikbud_RI untuk berdiskusi mengenai topik tersebut. Unggahan ini lantas mendapatkan ratusan komentar dan retweets dari warganetm terutama para orang tua yang anaknya masih bersekolah.
Beberapa orang tua dengan anak yang bersekolah di sekolah negeri merasa kebijakan yang disinggung Saykoji merugikan orang tua. Sementara, orang tua yang anaknya belajar di sekolah swasta mengaku memaklumi kebutuhan sekolah agar tetap bisa menggaji tenaga pengajarnya.
"Anakku sekolah swasta, dan masih bayar full. Disisi lain istri guru TK yang di-PHK karena ga ada murid yang daftar sama sekali. Makanya saya tetap sadar bayar sekolah anak. Walau uang kegiatan dll ditiadakan. Buat sekolah swasta apalagi yg kecil mrk kesulitan bayar gaji guru," tulis akun @temulawakasli.
"Iya bang,adik saya dua duanya baru masuk sekolah satu smp dan satu sma,tp di awal masuk disuruh bayar sumbangan awal tahun yang nominalnya mayan besar padahal sekolah negeri -_-," curhat akun @Ulhaaqq.
Warganet memperdebatkan biaya di sekolah swasta yang masih harus berjalan untuk memenuhi kebutuhan operasional, sekaligus menggaji tenaga pengajar. Sementara, orang tua dari siswa sekolah negeri meminta agar biaya dipenuhi oleh negara.
"Posisi serba salah di sklh swasta, di satu sisi ortu siswa terdampak pandemi pada protes minta utk tdk bayar/dpt potongan biaya sekolah, di satu sisi ada guru yg terancam gak dpt gaji krn ortu nunggak bayar sekolah, padahal guru juga tetep kerja ngajar daring dan siapin materi," tulis akun @Viyonaarsita.
"Klo utk urusan buku cetak sejak lama sudah problematis sih. Banyak buku yg jelas2 tidak akan terpakai terpaksa dibeli entah kenapa. Murid dan orangtua tidak bisa berkilah dan menentukan. Semua ada di pihak sekolah dan kita tidak tau apa alasannya," komentar akun @bebassabeb.
Beberapa pendapat yang disampaikan menyebutkan bahwa pembayaran SPP masih bisa ditolerir untuk kebutuhan operasional guru dan karyawan, terutama sekolah swasta. Namun, tidak sedikit yang mengatakan, sebaiknya biaya ekskul, buku cetak, dan beberapa lainnya ditiadakan.
Baca Juga: Unggah Foto Adiknya Saat Sekolah Online, Gadis Ini Malah Kena Nyinyir
Berita Terkait
-
Unggah Foto Adiknya Saat Sekolah Online, Gadis Ini Malah Kena Nyinyir
-
Tahun Ajaran Baru, Ini 5 Aksesori Penunjang Sekolah Online Selain Laptop
-
Nggak Perlu Mahal, Ini 5 Rekomendasi Laptop untuk Sekolah Online
-
"Pak Minta Duit Jajan Juga dong", Ruwetnya Sekolah Online saat Wabah Corona
-
Cerita Guru Jalani Sekolah Online, Yeti Siaga 24 Jam Koreksi Tugas Siswa
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik