SuaraJogja.id - Mendapat banyak siswa adalah harapan setiap sekolah saat tahun ajaran baru dimulai. Namun kadang harapan itu tidak mesti sejalan dengan realita yang ada.
Tidak hanya di satu daerah saja, masalah klasik tentang minimnya siswa baru ini terjadi di beberapa sekolah daerah khususnya di pedesaan yang kesulitan untuk mendapatkan tambahan siswa baru.
Seperti yang harus dirasakan oleh salah satu Sekolah Dasar (SD) yang ada di Kabupaten Bantul, yakni SD Negeri 1 Palbapang. SD yang beralamat di Guyengan, Palbapang, Bantul tersebut hingga tahun ajaran yang baru ini dimulai hanya memperoleh empat orang siswa.
Kepala Sekolah SD Negeri 1 Palbapang, Siti Nurhatayi, banyak faktor yang menyebabkan SD yang diampunnya tersebut minim dimasuki oleh peserta didik yang baru. Salah satu yang paling terasa adalah karena memang pada jenjang Pendidikan TK yang ada di sekitar sekolah itu tidak menampung banyak siswa.
Baca Juga: Disdikpora DIY akan Gelar Sekolah Tatap Muka, Kuota Kelas Dibatasi
"Jadi memang karena dari TK sekitar sini [SD Negeri Palbapang 1] ini muridnya hanya sedikit. Nah ketika masuk tahun ajaran baru murid yang masuk ke sekolah kami pun juga minim," ujar Siti, saat ditemui SuaraJogja.id di ruangannya, Rabu (15/7/2020).
Selain itu Siti menduga bahwa penyebab lainnya adalah karena mayoritas rumah anak-anak atau calon siswa itu berada di sebelah selatan jalan raya atau bisa dikatakan rumah dan sekolah dipisahkan oleh jalan raya. Sehingga orang tua akan lebih merasa aman dan nyaman jika menyekolahkan anaknya di sekolah yang berada tidak jauh dari rumahnya. Dalam artian tidak perlu untuk menyebrang jalan raya guna mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
Faktor lain yang tak kalah berpengaruh dari lokasi rumah siswa dan sekolah adalah adanya sekolah atau SD yang dicap sebagai unggulan di Bantul. Dengan adanya keberadaan sekolah unggulan tersebut tidak sedikit orang tua yang memilih memasukkan anaknya di sana.
"Adanya sekolah unggulan itu juga berpengaruh karena gengsi orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Orang yang tergolong mampu di sekitar sini juga pasti langsung menyekolahkan anaknya di sana," ucapnya.
Siti menuturkan sebenarnya pihak sekolah telah melakukan berbagai cara dan upaya untuk memikat siswa sekaligus orang tuanya supaya mau bersekolah di SD Negeri 1 Palbapang. Kerja keras itu sudah dimulai pihak sekolah dari awal pengumuman diadakannya pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) kemarin.
Baca Juga: Polda DIY Gelar Operasi Pekat, Kasus Narkoba dan Miras Paling Banyak Tinggi
"Sudah dari awal kemarin saya buat brosur, pamflet, dan lainnya hingga bahkan pihak sekolah mendatangi beberapa TK yang ada di sekitar sini," ceritanya.
Diakui Siti bahwa memang penerimaan siswa baru yang terdapat di sekolahnya tergolong cukup rendah. Artinya setiap tahun memang tidak ada jumlah yang benar-benar melonjak tinggi terkait siswa baru.
Siti menuturkan paling banyak siswa yang masuk di SD Palbapang 1 tercatat sebanyak 18 orang. Namun memang jika dibandingkan dengan tahun ini empat orang siswa baru yang masuk itu sudah bisa digolongkan ke dalam kategori penerimaan yang sangat rendah.
SD 1 Palbapang saat ini terhitung memiliki jumlah total 68 siswa dengan 13 orang guru yang sudah termasuk Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT). Dengan komposisi seperti itu pihaknya mengaku tenaga pengajar sudah tergolong ideal.
"Kalau ditotal semua untuk pembelajaran jumlah guru dan murid sudah cukup memadai," kata Siti.
Memasuki tahun ajaran baru ini pihaknya masih akan terus berupaya untuk menambah siswa baru. Menurut informasi yang didapat bahwa memang ada orang tua siswa yang belum mendaftarkan anaknya untuk masuk sekolah.
Terkait kemungkinan lebih lanjutnya pihaknya tidak bisa memastikan, yang pasti pihaknya masih cukup optimis untuk bisa mendapat murid baru.
Pihak sekolah juga sudah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sejak Senin (13/7/2020) kemarin. Namun dikarenakan kondisi saat ini masih diliputi oleh pandemi Covid-19 yang belum usai kegiatan tersebut dilakukan secara daring.
"Wali kelas masing-masing sudah menyapa para siswanya via daring, ada yang lewat whatsapp dan juga sarana pendukung lainnya. Intinya untuk kenalan orang tua dan sang anak yang menjadi siswa di SD kami dengan wali kelas," ucapnya.
Pembelajaran selama pandemi juga dilakukan via daring walaupun juga memang belum maksimal. Namun pihaknya mengusahakan agar pembelajaran selanjutnya sudah bisa dimaksimalkan dengan sarana yang ada.
Siti mengaku selama pembelajaran online mendapat keluhan dari orang tua terkait dengan tidak adanya gawai. Jika memang sudah punya tapi tidak dilengkapi dengan sistem berbasis android. Alat komunikasi itu yang paling banyak dikeluhkan oleh orang tua selama pembelajaran via daring.
Namun pihak sekolah menyikapi keluhan tersebut dengan sebuah solusi lain yang memungkinkan siswa dan orang tua tidak dipusingkan oleh ketidakadaan gawai tersebut. Salah satu solusinya dengan mengadakan kunjungan ke rumah setiap siswa untuk memberikan tugas secara langsung.
"Nantinya jika sudah selesai dikerjakan orang tua bisa langsung mengempulkan tugas itu ke sekolah sekaligus mengambil tugas yang baru," imbuhnya.
Selain itu bantuan berupa kuota paket data yang digunakan oleh siswa yang memiliki gawai juga diberikan guna mendukung lancarnya pembelajaran via daring tersebut. Bantuan berupa kuota paket data tersebut memang sengaja sudah disisihkan pihak sekolah dari Dana BOS yang ada. Bahkan tidak hanya siswa saja tapi guru khususnya yang masih berstatus GTT juga diberi bantuan berupa kuota internet.
Nasib cukup berbeda justru dirasakan oleh SD Negeri Dlingo yang justru malah mengalami peningkatan dari jumlah siswa baru. Sekolah yang beralamat di Pokoh II, Dlingo, Kecamatan Dlingo, Bantul ini dalam tahun ajaran baru ini mendapat 18 siswa baru.
"Alhamdulillah tahun ini penerimaan siswa di SD kami meningkat," ujar Kepsek SD Negeri Dlingo, Subagya.
Subagya mengatakan tahun sebelumnya sekolahnya hanya menerima 10 siswa namun tahun ini meningkat menjadi 18 siswa baru. Pihaknya menyebut banyak faktor yang menyebabkan peningkatan tersebut, mulai dari lokasi sekolah tersebut dan sarana prasana termasuk tenaga pengajar di setiap sekolah.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Bantul, Isdarmoko mengatakan untuk tahun ini semua SMP Negeri di Kabupaten Bantul sudah terisi sesuai dengan kuota yang ada. Namun sebaliknya di SD Negeri di Bantul yang belum semua mendapat siswa secara maksimal.
"Untuk SMP Negeri semuanya full. Tetapi untuk SD Negeri ada yang hanya mendapat siswa kurang dari 10 siswa," ujar Isdarmoko.
Isdarmoko menuturkan di Kabupaten Bantul secara keseluruhan jumlah siswa SD tahun ini terhitung baik dari Negeri, Swasta dan MI tercatat sekitar 11.866 siswa. Sedangkan untuk siswa SMP seluruhnya tercatat sebanyak 13.427 peserta didik.
Berita Terkait
-
Aldi Satya Mahendra Sekolah di Mana? Cetak Sejarah Pembalap RI Pertama Juarai WorldSSP300
-
MAN 2 Bantul Meriahkan Expo Kemandirian Pesantren di UIN Sunan Kalijaga
-
Seru! MAN 2 Bantul Sukses Gelar Penerimaan Tamu Ambalan 2024
-
Langsung Kunjungi DPRD DIY, Siswa MAN 2 Bantul Belajar Demokrasi
-
Berkah MK hingga Langkah Besar Wahyu Anggoro Hadi untuk Bantul
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Rupiah Loyo! Tembus Rp15.900 per Dolar AS, Calon Menkeu AS Jadi Biang Kerok
-
Harga Emas Antam Jatuh Terjungkal, Balik ke Level Rp1,4 Juta/Gram
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
Terkini
-
Eks Karyawan jadi Mucikari Online, Jual PSK via MiChat usai Kena PHK
-
Potensi Bencana Ancam Pilkada di DIY, KPU Siapkan Mitigasi di TPS Rawan
-
Sendirian dan Sakit, Kakek di Gunungkidul Ditemukan Membusuk di Rumahnya
-
UMKM Dapat Pesanan Ekspor, Tapi Tak Sanggup Produksi? Ini Biang Keroknya
-
Dari Mucikari Hingga Penjual Bayi, 11 Tersangka TPPO di Yogyakarta Diringkus