SuaraJogja.id - Pembangunan pagar besi Alun-alun Utara dalam tahap akhir. Ditargetkan proyek tersebut akan selesai pada akhir Juli 2020 mendatang.
"Sekarang sudah selesai 90 persen, nanti tanggal sekitar 23-24 Juli [2020] bisa selesai," ujar Kepala Dinas Kebudayaan (disbud) DIYDIY, Aris Eko Nugroho di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (15/07/2020).
Menurut Aris, pembangunan pagar besi ini memanfaatkan dana keistimewaan (danais) yang melibatkan Disbud DIY dan Keraton Yogyakarta. Namun pelaksana proyek tersebut dipegang pihak keraton setelah melalui lelang.
Masyarakat diperbolehkan berkegiatan di Alun-Alun Utara. Namun mereka harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari pihak Keraton.
Baca Juga: Disdikpora DIY akan Gelar Sekolah Tatap Muka, Kuota Kelas Dibatasi
"Bisa, asal atas izin keraton. Kan halaman rumah. Ada halaman rumah kalau izin pasti boleh," tandansya.
Aris menyebutkan, pembangunan pagar besi menghabiskan anggaran sebesar Rp2,3 miliar. Pagar dibangun mengelilingi Alun-Alun utara dengan tiga pintu masuk, yakni dari sisi utara, selatan dan satu lagi dari sisi barat.
"Jadi di sisi timur memang nggak ada pintu. Bentuk dan warna pagar dibuat senada dengan pagar pagelaran keraton yang berwarna hijau dan menggunakan motif pacak suci," jelasnya.
Aris menambahkan, pembangunan pagar tersebut dilakukan untuk mengembalikan autentisitas atau wujud asli objek budaya tersebut. Pihak keraton menggunakan referensi dan kajian dari sejumlah literatur dalam proyek tersebut. Diantaranya tesis Thimothy Behren, dimana dalam tesis tersebut terdapat gambar yang dibuat oleh Johannes berupa pagar besi.
Selain pagar besi, pemugaran pojok beteng dan Masjid Gede Kauman juga dilakukan untuk meloloskan DIY sebagai salah satu warisan budaya dunia UNESCO dengan sumbu filosofinya. Hal ini sesuai dengan SK Gubernur Nomor 75 tahun 2017 tentang warisan budaya, halaman Keraton, Keraton, Masjid Gedhe, Pasar Beringharjo.
Baca Juga: Polda DIY Gelar Operasi Pekat, Kasus Narkoba dan Miras Paling Banyak Tinggi
"Halaman keraton, keraton, masjid gedhe dan pasar beringharjo jadi komponen yang sangat mendukung DIY sebagai salah satu warisan budaya dunia," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Fakta Unik Keraton Kilen Yogyakarta: Tempat Jokowi Bertemu Empat Mata dengan Sultan Hamengkubuwono X
-
Tanpa Keluarga, Jokowi Temui Sri Sultan HB X di Keraton Yogya, Ada Apa?
-
Kraton Yogyakarta Tuntut PT KAI Rp1000 Buntut Klaim Lahan di Stasiun Tugu Yogyakarta
-
Keraton Yogyakarta Kolaborasi dengan Platform Pariwisata Perkuat Promosi
-
Tanpa Rayahan Gunungan, Berikut Kemeriahan Tradisi Grebeg Syawal di Keraton Yogyakarta
Terpopuler
- Nyaris Adu Jotos di Acara TV, Beda Pendidikan Firdaus Oiwobo Vs Pitra Romadoni
- Indra Sjafri Gagal Total! PSSI: Dulu Pas Shin Tae-yong kan...
- Nikita Mirzani Tak Terima Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara: Masa Lebih Parah dari Suami Sandra Dewi
- Kini Jadi Terdakwa Kasus Pencemaran Nama Baik Hotman Paris, Iqlima Kim Dapat Ancaman
- Minta Maaf Beri Ulasan Buruk Bika Ambon Ci Mehong, Tasyi Athasyia: Harusnya Aku Gak Masukkan ke Kulkas
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Terbaru Februari 2025, Kamera Andalan!
-
Pandu Sjahrir Makin Santer jadi Bos Danantara, Muliaman D Hadad Disingkirkan?
-
Alat Berat Sudah Parkir, Smelter Nikel PT GNI yang Diresmikan Jokowi Terancam Tutup Pabrik
-
Sah! OJK Cabut Izin Usaha Jiwasraya, Tak Singgung Nasib Nasabah
-
Jokowi Sentil Megawati Usai Larang Kepala Daerah PDIP Ikut Retreat
Terkini
-
Belum Dapat Instruksi ke Akmil Magelang, Sejumlah Kepala Daerah Kader PDIP Bertahan di Jogja
-
Ketum PP Muhammadiyah Sampaikan Lima Pesan untuk Para Kepala Daerah
-
PDIP Minta Kepala Daerah Tunda Hadiri Retreat di Magelang, Analis: Berpotensi Picu Konflik Internal
-
Sayangkan Band Sukatani Minta Maaf ke Polisi, Haris Azhar: Bukti Represi Kebebasan Berekspresi
-
Jengah Gelombang Aksi Massa Tak Dihiraukan Elit, Masyarakat Tradisi Jogja Gelar Teatrikal Budaya