SuaraJogja.id - Pandemi Covid-19 yang turut melanda tanah air saat ini membuat permintaan hewan kurban juga mengalami penurunan. Permintaan hewan kurban, terutama dari kawasan ibu kota, mengalami penurunan cukup drastis. Dalam 10 tahun terakhir, 2020 ini memang dianggap paling buruk dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.
Peternak sekaligus penjual kambing asal Pedukuhan Wareng, Kalurahan Semanu, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Sagiman(45), mengaku bahwa tahun ini permintaan hewan kurban, terutama kambing, memang berkurang cukup drastis. Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini mengakibatkan tak banyak warga yang beribadah kurban.
"Tapi alhamdulillah saya bisa masuk di Bekasi Cibitung kerja sama dengan karang taruna di sana, dan saya bisa masuk di lapak sana. Mudah-mudahan saya dari Wonosari ini sampai di Bekasi enggak ada halangan suatu apa pun," ujar Sagiman, Kamis (16/7/2020), saat ditemui SuaraJogja.id di tempat penampungan sementara kambing miliknya di Wareng.
Ia berharap, pandemi Covid-19 di seluruh Indonesia segera hilang, sehingga kondisinya bisa pulih seperti tahun-tahun yang lalu. Sebab, dengan adanya wabah Covid-19 ini, permintaan hewan kurban mengalami penurunan hingga 50%. Jika tahun-tahun sebelumnya ia biasa mengirim 150 ekor ke Jakarta dan sekitarnya, kali ini ia hanya mengirim 100 ekor.
Pasalnya, saat ini kondisi di daerah langganannya belum membaik. Masih banyak perusahaan-perusahaan yang tutup dan karyawannya diliburkan. Karena perusahaan tutup, maka banyak yang tidak menyelenggarakan penyembelihan hewan kurban. Padahal, PT atau perusahaan-perusahaan di Jakarta dan sekitarnya memang menjadi langganan terbesar dirinya selama ini.
"Keadaan di sana yang ada PT-nya tutup yang langganan saya. Kalau perorangan cuma sedikit," ujarnya.
Selain permintaan yang menurun, ia juga mengeluhkan adanya penurunan harga jual hewan kurbannya. Rata-rata harga jual per ekornya turun Rp200-500 ribu, tergantung pada kondisi hewan kurban yang dijual. Sekarang ia hanya menjual kambing di harga Rp2,5 juta hingga Rp3 juta.
Keuntungannya juga makin berkurang karena harga beli dari para petani atau peternak justru naik. Belum lagi, ongkos kirim sekarang justru mengalami kenaikan, di mana ia harus merogoh kocek Rp5 juta untuk mengirim 100 ekor kambing ke Cibitung dan Bekasi. Padahal, biasanya ia mengeluarkan Rp5 juta untuk mengirim 150 kambing.
"Belum lagi untuk mengurus surat keterangan dokter. Saya keluarkan Rp400 ribu untuk 100 ekor," paparnya.
Baca Juga: Sri Purnomo Bagi-bagi Masker Saat Pantau Hewan Kurban di Ambarketawang
Kondisi tahun ini memang cukup memprihatinkan. Selama 10 tahun menjalani bisnis jual-beli kambing dan melayani permintaan ke Jakarta, baru tahun ini ia merasakan penurunan cukup drastis baik, dari sisi jumlah ataupun harga.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Sri Purnomo Bagi-bagi Masker Saat Pantau Hewan Kurban di Ambarketawang
-
5 Risiko yang Dialami Anak-Anak Selama Pandemi Covid-19
-
Sejarah Ibadah Kurban, Bukan Hanya Ritual Idul Adha
-
Harga Kambing dan Sapi Idul Adha 2020, Lengkap Cara Kurban di Dompet Dhuafa
-
MUI Imbau Warga yang Berkurban di Tengah Pandemi Tak Ambil Daging Kurbannya
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik