SuaraJogja.id - Tak kalah ditunggu-tunggu dan menarik disimak, siang ini Kamis (16/7/2020) merupakan hari terakhir dari rangkaian pelaksanaan Festival Kebudayaan Desa-Desa Nusantara. Perhelatan ini diikuti oleh sejumlah desa adat di Indonesia tak terkecuali halnya dengan Desa Adat Bajo.
Benny Baskara, selaku perwakilan dari Desa Adat Bajo sempat menyampaikan sejumlah pemaparan terkait keunikan kampung halamannya yang identik dengan wilayah lautnya tersebut.
Beliau mengatakan bahwasannya mayoritas masyarakat Desa Adat Bajo zaman dahulu mayoritas tinggal di lautan. Tak heran, jika masyarakat Desa Adat Bajo ini juga kerap dijuluki dengan suku laut.
"Jadi Desa Adat Bajo ini sangat unik, karena sebenarnya sempat tidak memiliki tanah, karena nenek moyang kita terbiasa tinggal di lautan. Namun kini mulai direlokasi dengan tetap mempertahankan kearifan lokal yang menjadi identitas dari Desa Adat Bajo," sebut Benny.
Ketika ditanya soal dampak dari COVID-19 terhadap masyarakat Desa Adat Bajo, Benny mengatakan bahwasannya banyak penduduk yang menganggap wabah tersebut merupakan pandemi yang berasal dari darat.
"Karena terbiasa di laut, mereka mungkin secara kesehatan tidak terdampak, hanya saja warga masyarakat lebih terdampak secara ekonomi saja, bahkan penduduk Desa Adat Bajo sampai sekarang bisa dikatakan tidak ada yang positif maupun ODP COVID-19," imbuhnya.
Benny menambahkan, bahwa masyarakat Desa Adat Bajo ini sangat bergantung kepada sektor perikanan.
Ketika COVID-19, dampaknya banyak sekali industri perikanan yang tutup, sehingga pembeli dari darat sempat memberhentikan transaksi dan berujung pada berkuranya hingga hilangnya pendapatan masyarakat.
"Itu dia tadi, menyebabkan masyarakat Desa Adat Bajo kehilangan pendapatan. Kemudian dari sektor pariwisata juga berkurang, karena banyaknya objek wisata yang ditutup," sebut Benny.
Baca Juga: Ketahanan Pangan Jadi Upaya Awal Desa Adat Batak Hadapi Pandemi COVID-19
Secara substitansi, di akhir pemaparan dirnya mengatakan bahwa kendati demikian kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Desa Adat Bajo masih tercukupi dengan hasil melaut mereka yang ditukarkan dengan bahan pokok.
"Harapannya COVID-19 ini segera usai ya, jadi masyarakat Desa Adat Bajo dari sektor perikanan maupun pariwisata kembali bangkit dan berbaur lagi dengan wisatawan serta para pembeli," pungkasnya.
Sebagai informasi, Festival Kebudayaan Desa-Desa nusantara ini akan digelar tanggal 13 Juli hingga 16 Juli 2020.
Acara ini diharapkan dapat menjadi ruang untuk menggali gagasan, pemikiran dan praktik kebudayaan yang hidup dalam ruang keseharian warga desa-masyarakat adat di Indonesia.
Upaya ini dinilai penting untuk meletakkan kembali pondasi kebudayaan dalam tatanan Indonesia baru.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Erix Soekamti, dari Panggung Musik ke Lapangan Padel: Gebrakan Baru untuk Olahraga Jogja?
-
Penganiayaan Santri Putri: Pondok Klaim Sudah Tangani Sesuai Prosedur, Tapi Keluarga Korban Tak Terima
-
Santri Diduga Dianiaya di Ponpes Sleman, Orang Tua Kecewa dan Lapor Polisi Usai Dianggap Bertengkar
-
Koperasi Sleman Siap Saingi Minimarket? Ini Jurus Ampuh Tingkatkan Daya Saing
-
Disperindag Sleman Ungkap Penyebab Harga Beras Naik: Bukan Hanya Soal Stok