SuaraJogja.id - Petani dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta kembangkan cabai rawit varietas baru, prima agrihorti. Cabai ini sedianya akan dikembangkan secara bertahap.
Benih prima agrihorti dikembangkan di 12 propinsi di Indonesia. Salah satunya di DIY. Sedikitnya ada dua lahan yang menjadi lokasi pengembangan cabai gemuk ini, yaitu di lahan pasir Bugel, Kecamatan Panjatan dan Bulak Karang Kalasan, Kalasan.
Kepala BPTP Yogyakarta, Soeharsono mengatakan, pengembangan benih digencarkan di bidang pertanian, karena pendekatan ke depan, kalau mau sukses dan maju, maka dunia produksi holtikultura harus didekatkan dengan benihnya.
"Maka kami berkolaborasi dengan komunitas tani, Balitsa, BPSB, DP3 Sleman, bersamapeneliti dan penyuluh sama-sama mengembangkan benih unggul holtikultura," ujarnya, di Bulak Karang Kalasan, Selasa (21/7/2020).
Ia menyatakan, berkat pendekatan terpadu, kualitas benih prima agrihorti ini berkualitas label kuning.
"Untuk ditanam menjadi cabai konsumsi, masih ada proses panjang. Harapan kami, bisa menghasilkan benih kualitas putih. Lalu menghasilkan benih kembali, didampingi hingga menjadi kualitas berlabel ungu, naik menjadi biru. Untuk kemudian dikembangkan," terangnya, di sela panen perdana cabai rawit prima agrihorti di bulak setempat.
Ia berharap, waktu ke waktu, benih yang ditanam petani bisa menjadi cabai konsumsi dan didukung teknologi berkelanjutan. Sehingga menghasilkan produk pertanian ramah lingkungan.
Dari hasil penelitian dan pemantauan, pihaknya memperkirakan, dari satu tanaman menghasilkan 1,5 Kg cabai yang bisa diolah menjadi benih.
BPTP tak menampik, terus mendukung bila ke depan Kalasan menjadi sentra cabai rawit.
Baca Juga: Rem Blong, 3 Truk dan 1 Mobil Tabrakan Beruntun di Gamping Sleman
Sementara itu, Ketua Forum Petani Kalasan, Janu Riyanto menyebutkan, cabai prima agrihorti berbuah banyak, lebih besar dan lebih pedas.
Bila cabai biasa rerata panen 0,8 Kg hingga 0,9 Kg per tanaman, maka cabai agrihorti ini terdiri dari 18 buah cabai dalam 1 ons.
"Pada satu pohon ada sekitar 310 buah cabai," tutur Janu.
Dikembangkan di lahan seluas 2.000 meter, petani bersyukur mendapat penyuluhan dan pendampingan dari BPTP. Terlebih mereka berperan sembari menyatu dengan petani.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
Terkini
-
4 Link Saldo DANA Kaget Spesial untuk Warga Jogja! Rp149 Ribu Siap Diklaim
-
Proses Berlanjut, Terduga Pelaku Pemukulan Ojol di Sleman Diserahkan ke Polisi
-
Pakar Soroti Peluang Kerja Luar Negeri, Kabar Gembira atau Cermin Gagalnya Ciptakan Loker?
-
Menko Airlangga Sentil Bandara YIA Masih Lengang: Kapasitas 20 Juta, Baru Terisi 4 Juta
-
Wisatawan Kena Scam Pemandu Wisata Palsu, Keraton Jogja Angkat Bicara