SuaraJogja.id - Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Etik Setyaningrum mengungkapkan, sejumlah wilayah di DIY berstatus siaga akan potensi bencana kekeringan meteorologis.
Menurut keterangannya, kekeringan meteorologis disebabkan berkurangnya curah hujan dari keadaan normal dalam jangka waktu yang panjang, bisa bulanan, dua bulanan, atau lebih.
"Status siaga karena telah mengalami 31 sampai 60 hari tanpa hujan (HTH) dan prospek peluang curah hujan rendah kurang dari 20 milimeter per dasarian," kata Etik di Yogyakarta, Selasa (1/7/2020).
Dilaporkan ANTARA, sejumlah wilayah di DIY yang saat ini berstatus siaga kekeringan menurut Etik adalah Kecamatan Bambanglipuro, Banguntapan, Bantul, Dlingo, Imogiri, Jetis, Kasihan, Pajangan, Piyungan, Pleret, Pundong, Sanden, Sewon, Srandakan (Kabupaten Bantul).
Selain itu, wilayah lain dengan status yang sama yakni Tegalrejo, Umbulharjo (Kota Yogyakarta), Rongkop (Gunungkidul), Galur, Kokap, Lendah, Panjatan, Pengasih (Kulon Progo), serta Berbah, Depok, Gamping, Kalasan, Seyegan (Sleman).
Etik menambahkan, sejumlah daerah lainnya di DIY ditetapkan berstatus waspada atau telah mengalami 21-30 HTH, dengan prospek peluang curah hujan rendah kurang dari 20 milimeter per dasarian.
Daerah tersebut antara lain Kecamatan Pandak (Kabupaten Bantul), Girisubo, Panggang, Purwosari, Tanjungsari, Tepus (Gunungkidul) dan Kecamatan Girimulyo Kalibawang, Sentolo (Kulon Progo), dan Cangkringan, Godean, Minggir, Mlati, Moyudan, Ngaglik (Sleman).
Atas kondisi ini, BMKG Yogyakarta mengimbau masyarakat serta pemerintah daerah yang wilayahnya masuk kategori waspada dan siaga kekeringan meteorologis untuk mengantisipasi dampaknya terhadap sektor pertanian dan lingkungan.
"Dampaknya mulai dari berkurangnya pasokan air pada lahan pertanian, meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan serta berkurangnya sumber air untuk kebutuhan rumah tangga," jelas Etik.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Hari Ini 21 Juli 2020, DKI Jakarta: Waspada Hujan Petir
Hasil monitoring terhadap perkembangan musim kemarau, lanjut Etik, menunjukkan bahwa seluruh wilayah DIY sudah memasuki musim kemarau, dan puncak musim kemarau diprakirakan pada Agustus 2020.
"Secara normalnya awal musim hujan DIY dimulai pada pertengahan Oktober hingga awal November," tutur Etik.
Berita Terkait
-
Prakiraan Cuaca Hari Ini 21 Juli 2020, DKI Jakarta: Waspada Hujan Petir
-
Prakiraan Cuaca DKI Jakarta Hari Ini 20 Juli 2020, Waspada Hujan Angin
-
Prakiraan Cuaca Bulau Jawa Sabtu 18 Juli 2020, Sebagian Besar Cerah
-
Info BMKG, Prakiraan Cuaca Pulau Jawa 16 Juli 2020: Semarang Cerah Berawan
-
Bawa Payung, BMKG Prediksi Hujan dan Angin Kencang di Jaktim dan Jaksel
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
BJLB1 Jadi Tonggak Penting Pengembangan Investasi Syariah di Pasar Modal Nasional
-
Dari Luka Jadi Cahaya: Resep Hati 'Glowing' ala DRW Skincare dan Ustaz Hilman Fauzi
-
Perusahaan Skincare Resmikan Klinik Baru di Yogyakarta, Siap Bangun Pabrik pada Tahun Depan
-
DANA Kaget Spesial Warga Jogja: Akhir Pekan Cuan Rp199 Ribu, Sikat Linknya!
-
10 Kuliner Hidden Gem Jogja yang Wajib Dicoba, Cocok Buat Jalan Santai Akhir Pekan