SuaraJogja.id - Liga Indonesia Baru (LIB) dan PSSI sedianya kembali menyelenggarakan Shopee Liga 1 pada 1 Oktober 2020. Diputuskan berlangsung di Pulau Jawa, Stadion Maguwoharjo dipilih menjadi salah satu markas sejumlah klub.
Namun, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Joko Hastaryo mengatakan, hingga kini pihaknya belum mendapatkan koordinasi perihal rencana kehadiran klub-klub yang akan menjadikan Sleman sebagai homebase (markas).
"Jujur sebagai penggemar sepak bola, begitu dapat info itu makdek gitu. Kalau pemainnya mungkin tidak terlalu masalah karena jumlahnya tidak banyak, tapi kalau penontonnya tidak ada pengaturan tertentu, pembatasan, misalnya, itu pasti jadi potensi penyebaran kasus," ujarnya kepada wartawan, Senin (27/7/2020).
Ia mengungkapkan, berdasarkan penelusuran, sebagian besar kasus COVID-19 di Sleman merupakan pelaku perjalanan. Dalam rasio, dari 180 kasus positif COVID-19, sebanyak 80% pasien di antaranya merupakan pelaku perjalanan.
Menurut Joko, bila dilihat peta nasional, kendati secara umum penambahan kasus positif cukup banyak di Sleman, tetapi dari perhitungan rumus, Selamn masih berada pada fase kuning. Artinya, potensi penularan rendah.
"Jadi mungkin karena itu [ada klub menjadikan Yogyakarta sebagai homebase]. Pertama, ada tiga stadion bagus di DIY, riwayat epidemiologi termasuk rendah. Mungkin itu pertimbangan klub-klub memilih Sleman atau Yogyakarta," ujarnya.
Dikabarkan, pertandingan LIB pada Oktober mendatang akan berlangsung tanpa penonton. Namun kemudian, Joko menyebut, Pemkab Sleman tidak akan berdiam diri. Hal itu dinyatakannya kala ditanyai sikap Pemkab soal kemungkinan pelaksanaan nonton bareng di sejumlah titik di Sleman.
Pemkab berniat memecah SE Bupati dan menyusun edaran serupa dari Dinas Kesehatan. Artinya, nantinya pelaksanaan nobar atau kegiatan-kegiatan lain tetap disertai ketentuan-ketentuan, misalnya tetap jaga jarak, pakai masker, hingga dilengkapi tempat cuci tangan.
"Tapi kalau memang tidak ada penonton hadir ya alhamdulillah, paling tidak meringankan kami para tenaga kesehatan, tapi kalau berkerumun kecil-kecil untuk nobar, mungkin lebih bisa diatur," ucapnya.
Baca Juga: Protokol Pencegahan COVID-19 Timnas Bisa Jadi Acuan Liga 1 2020
Selain itu, Gugus Tugas akan terus aktif mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi dari berlangsungnya agenda tersebut, tentunya, bekerja sama dengan institusi terkait
Ia tak menampik, kegiatan berkumpulnya para penggemar bola dalam jumlah banyak dan waktu lama cukup riskan berpotensi menjadi lokasi penularan COVID-19.
"Iya e. Kalau melihat kemarin pesepeda aja bisa seperti itu [muncul kluster], apalagi yang berkumpul lama. Sebagai penggemar bola, tentu itu dilematis, yang penting harus dibuat aturan ketat," kata Joko.
Dinkes Akan Ambil Sampling Swab di Ponpes
Joko menambahkan, Dinkes Sleman juga akan melakukan pengambilan sampel usap (swab) di lingkungan pondok pesantren (ponpes) atau pendidikan berasrama secara umum. Namun, tes swab di masing-masing ponpes akan menerapkan sistem sampling.
Jadwal awal pengambilan sampel swab akan dilakukan pada Rabu (29/7/2020) di tiga ponpes yang mewakili wilayah Sleman timur, tengah, dan barat. Ponpes yang menjadi sampel pada jadwal tersebut adalah Ponpes Sunan Pandanaran dan dua ponpes di Moyudan serta Berbah. Jadwal ini akan disusul ponpes lainnya.
"Pertama besok di Pandanaran, yang diambil adalah tenaga pendidik dan ustaz-ustaz karena santri-santrinya belum datang. Kami kondisikan pengurus dan guru sehat dulu. Di Pandanaran, karena tempatnya representatif," kata dia.
Berita Terkait
-
Protokol Pencegahan COVID-19 Timnas Bisa Jadi Acuan Liga 1 2020
-
Markas Pindah ke Bantul, Bek Persija Ini Berharap Tuah Stadion Sultan Agung
-
Persiapan Hadapi Liga 1, Persik Kediri Segera Kumpulkan Pemain
-
Kondisi Terkini Robert Alberts Usai Pasang Balon dan Ring di Jantung
-
5 Hits Bola: Zlatan Ibrahimovic Main TikTok Bareng Presenter Cantik Serie A
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Kembali Disambut Rizky Ridho Hingga Yakob Sayuri
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 4 Pilihan Alas Bedak Wardah yang Bikin Glowing dan Tahan Lama, Murah tapi Berkualitas!
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
- 6 Rekomendasi Lipstik yang Tahan Lama Terbaik, Harga Terjangkau Mulai Rp30 Ribuan
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Xiaomi RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik 2025
-
Bertemu Rocky Gerung, Kapolri Singgung Pepatah Tentang Teman dan Musuh
-
3 Rekomendasi HP Murah Samsung RAM Besar 8 GB Memori 256 GB, Harga Cuma Rp 2 Jutaan
-
9 Sepatu Lari Murah Rp500 Ribu ke Bawah di Shopee, Performa Nyaman Desain Keren!
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
Terkini
-
Yogyakarta Gencarkan Perang Lawan Stunting: Tim Pendamping Dikerahkan, Calon Pengantin Jadi Target Utama
-
Kasus Leptospirosis Mengintai Jogja, Pemilik Hewan Peliharaan hingga Pemancing Diharap Waspada
-
Dari Jogja ke Puncak BMI, Farkhan Evendi Kembali Terpilih secara Aklamasi Bangun Politik Ala Pemuda
-
Sukses Pasok Program MBG, Supplier Ikan Ini Tumbuh Berkat Kredit dari BRI
-
SD Negeri Sepi Peminat: Disdik Sleman Ungkap Penyebab dan Solusi Atasinya