SuaraJogja.id - Beredar unggahan yang mengatakan bahwa banyak masyarakat Indonesia yang memborong sepeda merek Brompton hingga tokonya di Jerman tutup. Kondisi tersebut turut mengundang perhatian warganet yang bingung dengan apa yang terjadi pada masyarakat di Indonesia.
Diunggah oleh akun Twitter @kismin666oys, Minggu (26/7/2020), terlihat sebuah foto sepeda lipat yang tersimpan dalam kotak kayu dan ditutup kaca dengan keterangan bahwa semua toko sepeda Brompton di Jerman tutup karena diborong masyarakat Indonesia.
Satu foto lainnya berisi curahan hati dalam bahasa Inggris dari seorang warganet. Ia mempertanyakan kondisi masyarakat Indonesia. Dalam grup Brompton Bycicle, akun yang ditutup identitasnya itu mengaku heran kenapa masyarakat Indonesia memborong sepeda dengan harga yang fantastis tersebut.
"Is here anyone from Indonesia? I am just curious what's going on over there. Why are you guys trying to buy every Brompton from almost every countries in the world and paying those crazy price? Do you mind share some of the stories over there? [Apakah di sini ada orang Indonesia? Aku penasaran saja, apa yang terjadi di sana. Kenapa kalian mencoba membeli setiap Brompton dari seluruh negara di dunia dan membayar dengan harga yang gila itu? Apakah kalian tidak keberatan membagikan beberapa cerita dari sana?]," tulisnya.
Baca Juga: Luhut Minta Indonesia Kompak Seperti Jerman Mengatasi Corona
Dalam keterangan lanjutannya, ia mengaku tidak memiliki masalah dengan kondisi tersebut. Ia hanya heran dengan tren yang sedang dijalani masyarakat Indonesia. Sebelumnya, sepeda merek Brompton miliknya laku senilai 4.000 USD (setara Rp58,3 juta) dan sepeda rekannya laku seharga 6.000 USD (setara Rp87,4 juta).
Selain itu, ia juga baru saja dihubungi oleh rekannya untuk mencarikan 15 unit seri terbaru sepeda Brompton untuk dikirimkan ke Indonesia. Ia menjual sepedanya tanpa keberatan. Namun, ia masih heran dan bingung dengan apa yang terjadi dengan masyarakat Indonesia.
"Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi sepeda lipat tiga," tulis akun @kismin666oys, yang membagikan tangkapan layar tersebut.
Ada 10 ribu lebih pengguna Twitter yang menyukai unggahan tersebut. Selain itu, 6 ribu lebih lainnya me-retweet, dan ada 300 lebih komentar yang menanggapi unggahan mengenai sepeda lipat yang sedang sangat digandrungi itu.
"Pusing. Orang-orang kaya raya yang begini yang ngerusak negeri sendiri sebenernya. Barang substitusi produksi lokal bagus-bagus kok semacam polygon dan specnya oke juga. Banyakin barang impor mahal bikin neraca dagang timpang: efek di nilai tukar ujungnya. Yang kerasa: UMKM sama masyarakat," komentar akun @txtdrtegal.
Baca Juga: Menhan Jerman Sebut Penarikan Pasukan AS Beri Dampak Global Bagi NATO
"Orang Indonesia goblok lagi pandemi malah banyak gaya. Besok krisis ekonomi resesi pada ngemis jual Brompton nya.. 'Twitter di your magic' yah," tulis akun @ucing2020.
Sementara, akun @ketekbetmen turut membagikan komentar yang berbunyi, "Apa itu pandemi corona? Apa itu resesi? Ayo sini sepeda puluhan juta. Oh kesenjangan ekonomi~"
Tren bersepeda memang kembali meningkat di kalangan masyarakat Indonesia, terutama selama pandemi corona. Banyaknya waktu luang karena pekerjaan yang dilakukan dari rumah serta terbatasnya akses kendaraan umum membuat tren bersepeda kembali naik ke permukaan.
Sebelumnya, masyarakat Indonesia juga dibuat heboh dengan aksi para pesepeda yang tidak mengindahkan peraturan lalu lintas. Selain mengganggu keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan lainnya, tidak sedikit juga ditemui kasus kecelakaan yang melibatkan pesepeda, maupun pengguna sepeda yang ditemukan meninggal mendadak.
"Gue aja bingung keunggulan sepeda brompton itu apa sih ? ..kan sama-sama dikayuh juga, sama-sama dari besi dan pakai rem tangan.. kecuali habis beli sepeda itu trus bisa terbang ,,baru keren," tulis akun @MasGilang1234.
Tidak sedikit komentar warganet yang mempertanyakan keistimewaan sepeda lipat buatan luar negeri tersebut. Harga satu buah sepeda Brompton sendiri terbilang cukup fantastis, yakni berada pada kisaran puluhan juta rupiah.
Berita Terkait
-
Luhut Minta Indonesia Kompak Seperti Jerman Mengatasi Corona
-
Menhan Jerman Sebut Penarikan Pasukan AS Beri Dampak Global Bagi NATO
-
Dituding Bunuh 5.230 orang, Eks Anggota Nazi: Maaf atas Neraka Kegilaan Ini
-
Bubarkan Pesta Corona, Polisi Jerman Malah Diserang Ratusan Pemuda
-
Bunuh Dua Orang, Pria Jerman Anti-Yahudi Terancam Penjara Seumur Hidup
Terpopuler
- Pemain Keturunan Berbandrol Rp208 M Kirim Kode Keras Ingin Bela Timnas Indonesia
- 6 Rekomendasi City Car Bekas Mulai Rp29 Jutaan: Murah dan Irit Bensin
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 9 Rekomendasi HP Murah Rp 1,5 Jutaan di Juni 2025, Duet RAM 8 GB dan Memori 256 GB
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Kapasitas 8 Orang, Kursi Nyaman untuk Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Hancurkan Malaysia 4-0, Timnas Putri Indonesia ke Semifinal Piala AFF U-19 2025
-
Rudiantara Ungkap Kasus Fraud eFishery dan Investree Buat Pendanaan Startup RI Anjlok
-
Rudiantara Sentil OJK Soal Aturan 'Saklek' Pinjol: Jangan Terlalu Kencang, Nanti Mati!
-
PSSI Sebut Persija Tak Penuhi 'Syarat' Ikut Piala Presiden 2025: Kita Tak Pilih-pilih
-
Perbandingan Spesifikasi iQOO Z10 vs Infinix GT 30 Pro, Duel HP Gaming 4 Jutaan
Terkini
-
Masa Depan Transportasi Pelajar Bantul: 3 Bus Sekolah Baru Segera Hadir, Apa Dampaknya?
-
Gaya Hidup Bikin Boncos? Ini Jurus Ampuh Mahasiswa Bebas dari Pinjol & Raih Ketahanan Finansial
-
Sambut Mandiri Jogja Marathon (MJM) 2025, Bank Mandiri Tebar Cashback hingga Diskon Belanja
-
Covid-19 Mengintai Lagi? Bandara YIA Siaga Penuh, Ini Langkahnya
-
Kasus Covid-19 Muncul Lagi di Jogja, Dinkes Pastikan Situasi Terkendali