Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Senin, 27 Juli 2020 | 20:06 WIB
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Pemda DIY Berty Murtiningsih - (SuaraJogja.id/Putu)

SuaraJogja.id - Peningkatan jumlah pasien positif COVID-19 di DIY yang signifikan sejak dua pekan terakhir setelah dilakukannya tes PCR atau swab massal membuat terjadinya antrean pengujian sampel uji swab atau PCR di lima laboratorium uji COVID-19 di DIY.

Misalnya saja pada Senin (27/7/2020) ini, jumlah sampel yang telah diperiksa mencapai 888 sampel dari 786 orang. Dari jumlah tersebut, diketahui muncul 15 kasus positif COVID-19 yang barus, sehingga total kasus positif di DIY menjadi sebanyak 558 kasus.

Padahal, kapasitas uji swab di lima laboratorium cukup besar. Di RSUD Dr Sardjito tiap harinya bisa diuji 240 sampel, di FK UGM 400 sampel, Center of Veterinary Wates Yogyakarta 48 sampel, dan RSAD Harjolukito 56 sampel. Sedangkan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta, sehari mampu memeriksa 900 sampai 1.000 sampel.

Menurut Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Pemda DIY Berty Murtiningsih saat dikonfirmasi, Senin sore, angka positif kasus COVID-19 atau positive rate kasus COVID-19 periode 12 Juli sampai 24 Juli 2020 di DIY sebesar 2,7%. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan dua minggu terakhir periode lalu, sebesar 1,95%.

Baca Juga: Kasus Covid di AS 4,2 Juta, Jokowi: Penanganan Kesehatan RI Jadi Prioritas

Namun, angka tersebut masih di bawah standar Badan Kesehatan Dunia atau WHO. Standar WHO menargetkan positif rate kurang dari 5% di tiap negara.

"Kenaikan positif rate tersebut memang dimungkinkan karena beberapa minggu terakhir kasus di DIY mengalami peningkatan yang signifikan meskipun dari sampel yang diperiksa per hari juga meningkat," tandasnya.

Karenanya, Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Pemda DIY pun berpikir keras untuk mencari solusi. Salah satunya dengan merekrut tenaga analis melalui kerja sama dengan organisasi profesi yang bisa membantu operasional laboratorium.

Gugus tugas juga berencana menambah jumlah laboratorium uji PCR. FKIK UMY masuk dalam kajian diusulkan ke Kemenkes sebagai jejaring laboratorium COVID-19.

"Kami juga akan melakukan evaluasi kembali jadwal pengambilan swab masal yang dilakukan oleh masing masing kabupaten dan kota," ujarnya.

Baca Juga: Ahli Virologi: Klaster Baru Covid-19 Tak Bergejala, Bikin Penularan Meluas

Secara terpisah, Kepala BBTKLPP Yogyakarta dr Irene mengungkapkan, balai tersebut saat ini sudah hampir berhasil mengurai antrean sampel uji swab. Sebab, setiap harinya mereka harus memeriksa sekitar 1000-an sampel uii swab.

"Yang belum keluar hasil 1000-an. Yang belum diproses hanya yang masuk siang ini. Sehari kami produksi minimal 10 batch," jelasnya.

Sekda DIY Baskara Aji, di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, mengungkapkan, jika kapasitas laboratorium kurang, maka DIY akan meminta bantuan Kemenkes. Namun, melihat proses uji PCR yang masih pada kisaran 3-4 hari, maka dimungkinkan kapasitas laboratorium di DIY masih mencukupi.

"Kita kan juga dapat uji PCR mobile yang bisa ditempatkan di salah satu lab yang masih ada sumber daya manusianya. Saat diberikan PCR kalau masih kurang maka bisa minta," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More