Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Sabtu, 01 Agustus 2020 | 12:45 WIB
Lina Mardiana pengusaha ayam geprek yang tetap berbagai di tengah situasi Covid-19 di kediamannya Kampung Dipoyudan, Kelurahan/Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta, Jumat (31/7/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

"Sebelum covid-19 ini, saya bisa mengantongi Rp1 juta tiap hari dari jualan ayam. Tapi ketika virus ini menyebar di Indonesia termasuk Jogja, pembelinya sepi. Bahkan kami yang mencoba buka di tengah situasi seperti ini tidak ada pembeli. Akhirnya kami tutup dulu,” jelas dia.

Lina, tetap Istiqomah berbagi meski Ayam Geprek miliknya ditutup. Sambil memutar otak, wanita yang juga lihai menjahit ini mengalihkan usahanya membuat masker kain.

"Melihat peluang bahwa masker menjadi kebutuhan masyarakat akhirnya saya beralih ke usaha itu. Saya berpikir saya bisa tetap berbagi meski situasi saya cukup terpuruk," ujar dia.

Bukan tanpa alasan Lina banting tulang yang hasilnya bukan untuk dia dan keluarga. Ia mengaku pernah merasakan hidup dengan kekurangan. 

Baca Juga: Ada 23 Kasus Baru Positif Covid-19 di DIY, Lima di Antaranya Taruna Akpol

"Saya selalu ingat bagaimana saya ini hidup dengan kekurangan. Saya pernah jatuh dari usaha yang saya bangun. Saya pernah makan hanya dengan satu bungkus mie yang dibagi untuk tiga orang. Saya merasakan itu, maka saya mengumpulkan biaya untuk Jumat berkah, karena saya paham kondisi orang-orang saat ini," kenang Lina dengan sedikit mata berkaca-kaca.

Pengalaman Lina sebagai orang yang pernah mengalami kekurangan membentuk dirinya bahwa berbagi di tengah situasi genting adalah hal penting. Memang usaha ayam geprek miliknya nyaris bangkrut. Namun usaha masker yang dia lakukan cukup moncer saat ini.

Pengusaha ayam geprek yang nyaris bangkrut, Lina Mardiana saat merapikan masker jahitan yang berada di rumahnya Kampung Dipoyudan, Kelurahan/Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta, Jumat (31/7/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

"Pesanan masker saya sampai numpuk. Bahkan saya mencari orang lain untuk membantu belum ketemu. Jadi saat ini mengerjakan dengan tenaga yang ada. Mungkin ini penggantinya, bagaimanapun saya syukuri dan kegiatan ini tidak hanya hari Jumat, tapi bisa berkembang tiap hari," terang dia.

Ia melanjutkan, anak perempuannya saat ini mendapat dampak positif dari kegiatan rutin yang dia dapat. Penjualan face shield yang dia buat sendiri mendapat pesanan hingga luar kota.

"Saya tak banyak berharap, hanya pengalaman buruk yang pernah saya alami ini jangan sampai dirasakan orang-orang saat ini. Biarkan amal ini yang dilihat tuhan, saya lakukan ini atas dasar ikhlas dan ingin membantu sesama. Harapannya ada banyak orang baik yang muncul di masa yang akan datang," kata dia.

Baca Juga: DIY Perpanjang Status Tanggap Darurat COVID-19, Bansos Dihentikan

Load More