SuaraJogja.id - Raut wajah bingung dan penuh curiga terlihat dari perempuan paruh baya saat SuaraJogja.id menyapanya di balik pintu kayu bercat cokelat. Pintu yang belum sepenuhnya terbuka ini masih terkunci dengan sebuah gagang alumunium yang sengaja dipasang horizontal oleh pemilik rumah.
Sambil menyingkirkan alumunium tersebut, wanita berambut putih ini menanyakan maksud kedatangan Suarajogja.id ke rumahnya. Kamipun menjawab sedang mencari wanita yang bernama Lina. Dengan tegas, wanita ini menjawab dialah pemilik nama tersebut.
Namanya terdengar asing di telinga masyarakat, wajar saja, pemilik nama panjang Lina Mardiana ini hanya seorang warga biasa yang tinggal di Kota Yogyakarta. Namun, di balik namanya tersimpan kisah inspiratif. Perjuangan dirinya mempertahankan pemasukan dari usaha ayam gepreknya hingga nyaris bangkrut, namun tetap berusaha berbagi dengan keadaan yang dia alami di tengah pandemi covid-19 ini.
Rumah Lina yang berada di pinggir Jalan KS Tubun, Kampung Dipoyudan, Kelurahan/Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta selalu ramai pada hari Jumat. Ibu dua anak ini kerap meletakkan puluhan hingga ratusan kantong plastik berisi makanan yang dia bagikan gratis kepada masyarakat yang melintas.
Baca Juga: Ada 23 Kasus Baru Positif Covid-19 di DIY, Lima di Antaranya Taruna Akpol
Rumahnya sempat viral di beberapa media sosial Facebook. Dimana pada bagian rumah milik Lina kerap ditemukan bungkusan makanan yang tertata rapi tiap hari Jumat.
“Saya namakan kegiatannya Jumat Berkah karena saya lakukan setiap hari Jumat pukul 11.00 wib. Biasanya tidak sampai satu jam puluhan kantong plastik itu habis, karena banyak orang yang sudah menunggu,” kata wanita 53 tahun ini saat berbincang di belakang rumahnya, Jumat (31/7/2020).
Jumat berkah miliknya telah dilakukan sejak Mei. Meski bulan tersebut penuh dengan tekanan karena masih dalam situasi pandemi, Lina tetap berupaya membagikan rezeki yang dia miliki.
“Saat bulan Ramadhan 2020 itu sudah saya mulai. Itu inisiatif sendiri ingin berbagi, karena memang banyak masyarakat yang terdampak oleh virus covid-19. Bukan hanya orang miskin, orang yang bekerja juga terkena dampak. Bahkan sampai pekerja terkena PHK,” katanya.
Single parent yang tinggal di Yogyakarta ini sejatinya memiliki usaha ayam geprek. Hasil dari jualan tersebut dia sisihkan untuk dibagikan kepada masyarakat yang terdampak.
Baca Juga: DIY Perpanjang Status Tanggap Darurat COVID-19, Bansos Dihentikan
Berharap tetap bisa berjualan sambil berbagi di tengah situasi pandemi, usaha ayam geprek yang telah didirikan dari tahun 2016 itupun goyah.
Berita Terkait
-
Penampakan Warung Makan Ria Ricis, Disentil Mirip Diskotik Gegara Lampu Mati Nyala Sendiri
-
Cari Nafkah Sendiri Buat Moana, Ulasan Warung Makan Ria Ricis Jadi Omongan: Diskotik...
-
Ayam Geprek Layla Nganjuk, Solusi Tepat Buat yang Mau Makan Hemat!
-
Resep Ayam Geprek Erina Gudono, Diklaim Bisa Selezat Ayam Geprek Bu Made
-
Ayam Geprek Itu Bikinnya Digeprek, Bukan Hanya Dioles Sambal!
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
-
Jangan Lewatkan! Amalan Malam Jumat untuk Perlindungan dari Fitnah Dajjal
Terkini
-
Sirekap di Jogja Sempat Bermasalah, Petugas Tak Bisa Unggah Data TPS
-
KDRT Tinggi di Gamping, Pemkab Sleman Luncurkan Layanan Konseling Keliling
-
Korban Laka Tunggal di DAM Cangkring Bertambah, Ini Identitasnya
-
Turun Dibanding 2020 hingga 10 Persen, KPU Ungkap Alasan Partisipasi Pemilu Berkurang
-
Miris, Pelajar Kelas 10 Sebuah SMK di Gunungkidul Dicabuli Ayah Tirinya Berulang Kali