Iapun berusaha mencari tahu bagaimana caranya meningkatkan nilai jual ikan yang ia budidaya. Ia kemudian berusaha mencari komunitas budidaya ikan guppy di Yogyakarta dan di Solo. Dari komunitas tersebut, ia mengenal pasar Internasional. Tak disangka, harga ikan guppy miliknya laku ratusan bahkan jutaan per pasang.
Di sisi lain, ia juga selalu belajar bagaimana memelihara ikan hias guppy yang benar. Menurutnya, ikan hias guppy sendiri memang kian digandrungi pasar internasional. Warnanya yang cerah dan bentuknya yang unik menjadi daya tarik sendiri.
Iapun mulai mendekati anak muda di mana ia tinggal. Ia menggandeng mereka untuk turut memasarkan secara online ikan yang ia budidaya Hasilnya ia bagi dua 50 persen untuk dirinya selaku pembudidaya dan 50 persen untuk yang bisa menjualkannya. Dan perlahan-lahan omsetnya meningkat dari Rp5 juta perbulan menjadi Rp15 hingga Rp30 juta perbulan.
"Dari situ semakin banyak pemuda yang bergabung. Selain memasarkan, mereka juga banyak yang tertarik untuk ikut membudidayakan ikan ini," tambahnya.
Dilirik Pasar Asia Hingga Eropa
Kini sudah ada 11 anak muda baik lelaki ataupun perempuan yang bergabung dengan dirinya. 11 anak muda dari 4 padukuhan ini bergabung membentuk kelompok Rejeki Langit. Perlahan-lahan mereka melakukan inovasi dan mematahkan cibiran warga yang meragukan mereka.
Mereka terus bereksplorasi agar ikan yang dibudidaya diminati pasar. Mereka mampu membuat ikan guppy memiliki warna cerah. Dengan memperhatikan kualitas air harus yakni memiliki suhu di antara 25 hingga 28 derajat celcius dan memiliki PH di antara 7,5 hingga 8. Biasanya ia menyiapkan air dua hari sebelum dihuni ikan guppy sebagai upaya menetralisir zat-zat berbahaya yang tergantung dalam air.
"Untuk menciptakan warga yang cerah memang harus jentik-jentik hidup," ujar dia.
Saat ini, ikan hiasnya mampu menembus ekspor baik di Asia bahkan Eropa. Ada empat kategori ikan yang ia jual yakni pejantan dengan harga Rp1 ribu hingga Rp10 ribu per ekor tergantung jenis dan kualitas, pasangan murah yang menjadi barang rijekan dengan kisaran harga Rp10 ribu sampai Rp15 ribu.
Baca Juga: Mundur dari Pilkada, Ipar Presiden Jokowi Pamit Bupati Gunungkidul
Sementara untuk pasaran Indonesia dengan kisaran harga Rp50 ribu hingga Rp150 ribu dan pasaran supermarket Internasional satu pasang dengan harga 15 hingga 35 sedangkan untuk hobi sampai 50 USD. Tetapi untuk menembus pasar Internasional memang ikan pilihan, dalam satu indukan di antara 50 sampai 100 ekor paling hanya beberapa pasang yang berkualitas.
Tak hanya itu, kelompok yang telah memiliki berbagai kolam budidaya ikan ini terus mencoba. Kini mengembangkan sayap memiliki unit usaha lain di samping perikanan. Mereka mulai menanam pepaya, memelihara kambing dan juga ikan lele. Unit usaha tersebut masih satu lini karena merupakan turunan dari usaha budidaya ikan Guppy.
Ia menjelaskan dengan memelihara pepaya, buahnya nanti akan digunakan sebagai bahan untuk menghasilkan Magot BSF yaitu lalat atau larva. Larva dari Magot tersebut akan dikeringkan untuk kemudian dirubah menjadi pelet. Pelet tersebut digunakan untuk memberi pakan lele yang juga mereka pelihara.
"Nantinya, air budidaya lele tersebut menghasilkan jentik-jentik hidup yang digunakan sebagai pakan Guppy alami. Di samping pelet memang ada pakan alami dan sangat bagus, yaitu jentik-jentik. Dan karena semua kami produksi ini maka keuntungannya semakin banyak,"terangnya.
Lewat Rejeki Langit Angkat Derajat Desa Terpencil di Gunungkidul
Saat ini, ia merangkul sejumlah pembudidaya ikan guppy di Kabupaten Gunungkidul. Dari sejumlah pembudidaya untuk penjualannya ia siap untuk membantu penjualan ke pasar ekspor. Saat ini dalam satu bulan sekitar 4 ribu pasang ikan guppy bisa saya jual dari teman-teman komunitas dan saya sendiri, untuk omzet keseluruhan sekitar Rp. 75 juta sebulannya. Dan sekarang, saat pandemi omsetnya naik 300 persen dibanding sebelum pandemi.
Terpopuler
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bocor! Timnas Indonesia Naturalisasi 3 Pemain Keturunan, Ada dari Luar Eropa
- Timnas U-23 ke Final, Tante Brandon Scheunemann: Scheunemann for Indonesia
- Siapa Mike Rajasa? Kiper Muda FC Utrecht yang Dipanggil ke Timnas Indonesia U-17
Pilihan
-
Bukti QRIS Made In Indonesia Makin Kuat di Dunia, Mastercard Cs Bisa Lewat
-
Luhut Ungkap Proyek Family Office Jalan Terus, Ditargetkan Beroperasi Tahun Ini
-
Danantara Kantongi 1 Nama Perusahaan BUMN untuk Jadi Holding Investasi, Siapa Dia?
-
Tanpa Banyak Rumor, Vinicius Dikabarkan Merapat ke Persekat Tegal
-
Penikmat Sound Horeg Ngumpul, Ini 5 Speaker Murah Bikin Musik Jedag-Jedug Ngebass Badak
Terkini
-
Kejati DIY Geledah Kominfo Sleman Terkait Korupsi, Begini Kondisi Terkini Pelayanan Publik
-
Aksi Koboi di Jalan Pakem, Pengendara Motor Ngamuk Rusak Mobil yang Jemput WNA Prancis
-
Siap-siap Warga Jogja! Bayar Parkir Tak Bisa Lagi Pakai Uang Cash
-
Gawat, Leptospirosis Renggut 7 Nyawa di Yogyakarta, KLB Segera Ditetapkan?
-
Kasus Gacoan Jadi Contoh, Kemenkum DIY Ingatkan Larangan Putar Musik Tanpa Lisensi di Resto dan Kafe