"Lahannya sih tak begitu luas. Kalau panen padi ya hanya menghasilkan 1 karung saja," terangnya.
Di rumah ukuran 12x8 meter yang terbuat dari kayu dan berdinding anyaman bambu ini, kini dihuni 8 orang, termasuk Melia. Sutini dan juga Yatmo harus berjuang keras memenuhi kebutuhan hidup mereka karena anak dan menantunya juga tergolong keluarga miskin.
Tak ada barang mewah di rumah ini, termasuk ponsel sekalipun. Satu-satunya hiburan keluarga ini adalah TV Tabung 14 inci yang berada di ruang tengah rumah ini. Keluarga ini tercatat sebagai penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari pemerintah.
"Kalau ke mana-mana jalan kaki," keluhnya.
Baca Juga: Tergantung Sarung, Pria Gunungkidul Ditemukan Tewas di Pohon Kleresede
Beban mereka bertambah banyak ketika musim kemarau seperti sekarang ini. Bagaimana tidak, untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka harus membelinya, satu tangki air bersih harus ditebus Rp100 ribu. Di musim kemarau ini, keluarga ini sudah menghabiskan tiga tangki air.
Sutiyem (64), adik kandung Sutini, mengaku prihatin dengan nasib kakaknya tersebut. Di usia senja, kakaknya harus menanggung cobaan yang cukup berat karena harus merawat cucunya yang sama sekali tak bisa beraktivitas. Sejak usia 7 bulan, Melia sudah dirawat oleh kakaknya tersebut.
"Beberapa kali dirawat di RS Sardjito dan RSUD Wonosari," ungkapnya.
Melia sempat koma selama sebulan ketika dirawat di RSUD Wonosari. Melia koma gara-gara keluarga ini telat dibawa ke rumah sakit. Saat itu, Melia sempat kejang dari pagi hingga sore di rumah tanpa penanganan medis. Sutini telat membawa karena saat itu tidak ada uang sama sekali untuk membawa cucunya.
Keluarga ini berharap, kedua orang tua Melia pulang dan merawat bocah seusia kelas 6 SD ini. Namun, mereka tak pernah tahu bagaimana mencarinya. Keluarga ini terakhir mendapat kabar bahwa Sutarno masih tinggal di Bantul. Sementara Yeni, ibu Melia, konon menderita gangguan jiwa dan nasibnya entah ke mana.
Baca Juga: Minim Armada, BPBD Sulit Salurkan Air Bersih ke Desa Terdampak Kekeringan
"Ada relawan yang ngasih tahu kalau Yeni itu agak sakit jiwa. Bisa juga demikian," ujar Sutiyem.
Sutiyem sendiri menduga Yeni memang menderita gangguan jiwa. Sebab, ketika tinggal di rumah tersebut selama sepekan, Yeni sama sekali tak bersedia menyentuh Melia bahkan untuk memberi ASI sekalipun. Bahkan ketika membopong Melia, Yeni terkesan asal-asalan.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Tergantung Sarung, Pria Gunungkidul Ditemukan Tewas di Pohon Kleresede
-
Minim Armada, BPBD Sulit Salurkan Air Bersih ke Desa Terdampak Kekeringan
-
Muhadjir Sebut Kemiskinan Lahir dari Keluarga Miskin Besanan, Rizal R: Tega
-
Ada 1.032 Janda Baru di Gunungkidul Selama Pandemi Covid19
-
Tembus 5,7 Juta Rumah Tangga, Menko PMK: Kemiskinan Basisnya di Keluarga
Terpopuler
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- 7 Sunscreen Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Atasi Jerawat dan Kulit Berminyak
- Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah
Pilihan
-
Honda Cari Bibit Pembalap Muda di Ajang HDC
-
Profil Pemilik Rupiah Cepat, Pinjol Viral yang Disorot Publik Ternyata Dikuasai Asing
-
5 HP Murah Rp2 Jutaan Layar AMOLED: RAM Besar, Kamera Resolusi Tinggi
-
Mau Wajah Glowing? Inilah Urutan Menggunakan Skincare Malam yang Tepat
-
7 Brand Skincare Korea Terbaik, Auto Bikin Kulit Mulus Harga Mulai Rp19 Ribu
Terkini
-
Ini Biang Kerok Keracunan Makanan Bergizi Gratis Menurut Badan Gizi Nasional
-
Makan Bergizi Gratis Tanpa APBN? Ini Rahasia 1351 Dapur Umum di Seluruh Indonesia
-
Sebanyak 14 SPPG BUMDes di DIY Diluncurkan, Ekosistem Ekonomi Lokal Makin Dikuatkan
-
Jangan Skip Ini Bocoran Tempat Berburu DANA Kaget yang Terbukti Ampuh Dapatkan Saldo Rp100 Ribu
-
Pastikan Tak Ada Unsur SARA di Perusakan Nisan Makam, Polda DIY Beberkan Motif Pelaku