Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 07 Agustus 2020 | 16:25 WIB
Capster memangkas rambut siswa SLB dalam program Baksos Cukur Rambut yang diinisiasi oleh pemilik Barbershop Cukur_Disini, Wahyu Kartiko Condro. - (SuaraJogja.id/HO-dok ist Wahyu Kartiko Condro)

Sadar bahwa berbisnis juga harus diikuti dengan ibadah, pria yang baru saja berulang tahun pada 3 Agustus ini membuka tempat usaha keduanya dengan tak mematok tarif selama enam bulan, setelah barbershop pertamanya berjalan. Pelanggan cukup membayar sesuai isi dompet yang ada dan seikhlasnya.

"Akhirnya saya membuka khusus untuk usaha barbershop tanpa ditarik tarif. Jadi potong rambut, keramas, dan massage silakan bayar dengan seikhlasnya," jelas dia.

Pemilik usaha babershop tarif seikhlasnya, Wahyu Kartiko Condro, ditemui di barbershop miliknya di Mlati, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (7/8/2020).. - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

Cukup bayar seikhlasnya, tempat yang hanya dinahkodai satu tukang cukur ini menjadi pilihan masyarakat, khususnya pria, yang ingin merapikan rambut panjangnya.

"Sehari pernah 15 orang yang kami cukur. Mereka membayar sesuai dengan kemampuan yang ada, tapi ada yang membayar berlebih, Rp30-50 ribu. Padahal rata-rata memangkas rambut itu dihargai Rp15 ribu," jelas dia.

Baca Juga: Keren, YouTuber Ciptakan Robot Pemotong Rambut

Selain dibayar lebih, karena memiliki papan tertulis bayar seikhlasnya, capster atau tukang cukur juga pernah hanya dibayar Rp5 ribu, bahkan kadang ada yang tak membayar.

"Itu pernah beberapa kali, adapun yang tak membayar, memang dia tidak punya uang. Itu memang tujuan saya membuka usaha sambil beribadah," katanya.

Ramai didatangi pelanggan, Cukur_Disini Barbershop pernah buka sampai pukul 02.00 WIB. Bahkan Condro sempat membuka kembali tempat pangkas rambutnya ketika ada pelanggan yang tiba-tiba datang.

"Biasanya saya buka pukul 16.00-21.00 WIB, tapi pernah suatu waktu toko buka sampai dini hari karena banyak pelanggannya. Tukang cukur saya pernah membuka toko lagi karena pelanggan yang datang mendadak," kenang Condro.

Bukan tanpa alasan pria 34 tahun ini rela bekerja hingga larut malam dan menerima tarif seikhlasnya. Condro mengaku memiliki hobi untuk berbagi dan senang melihat ketika orang bahagia dengan yang dia lakukan.

Baca Juga: Pakai Celana Jeans Ketat dan Cukur Rambut Kemaluan Berisiko Kena Vulvodynia

"Jadi saya senang membantu dari dulu. Berbagi itu sudah seperti hobi saya. Melihat orang senang itu ada rasa kepuasan sendiri dalam diri saya, sehingga itu muncul dan kerap berbagi kebahagiaan dengan apa yang saya bisa," terangnya.

Load More