Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 10 Agustus 2020 | 17:17 WIB
Sebuah spanduk segel dari warga Blimbingsari terlihat menutup pagar lokasi pembangunan gedung UGM. [@CyberAliansiUGM / Twitter]

Kala disinggung soal cuitan di media sosial yang memojokkan warga karena dinilai terlambat merespon saat menolak pembangunan, Wartono angkat bicara.

"Kami awal itu, digiring kalau itu dibangun untuk sarana pendidikan. Tapi sarana pendidikan itu kan setelah bangunan jadi. Tapi kenyataannya saat proses pembangunan tuh gangguannya luar biasa," tutur dia.

Selain suara bising, debu yang begitu mengganggu juga menjadi persoalan terlebih kala proyek memasuki tahapan bongkar bangunan rumah lama.

"Debunya parah itu," ucapnya.

Baca Juga: Salah Satu Pasien Positif COVID-19 Desa Pakembinangun Sleman Adalah Pemudik

Kelanjutan pembahasan perihal akar masalah dan keinginan warga setempat akan digelar dalam waktu dekat ini.

"Kalau warga paling terdampak itu RT I, RT 2 ada juga, tapi beberapa," ungkap Wartono.

Sementara itu, kala ditanyai soal proyek yang disegel warga, Kabag Humas Dan Protokol UGM, Iva Ariani belum dapat berkomentar lebih jauh.

"Sebentar, masih kami cari infonya," ujar Iva. 

Kontributor : Uli Febriarni

Baca Juga: Pilkada 2020, PAN Sleman Pecah Suara?

Load More