SuaraJogja.id - Dokter Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, dr Mahatma Sotya Bawono, membantah pesan berantai yang mengklaim bahwa masker bisa menyebabkan gas buang pernafasan karbondioksida (CO2) dan kekurangan oksigen (O2) atau hipoksia. Pesan tersebut belakangan beredar di media sosial serta grup-grup aplikasi percakapan hingga membuat heboh publik.
"Belum ada bukti yang mendukung kalau pemakaian masker berefek negatif seperti mengakibatkan keracunan karbondioksida dan kekurangan oksigen," tegas dokter pesialis Telinga Hidung Tenggorokan-Bedah Kepala Leher (THT KL) ini, Rabu (12/8/2020).
Dia menyampaikan, penggunaan masker aman bagi kesehatan telah dibuktikan oleh para tenaga kesehatan.
Bahkan, dalam operasi yang berlangsung hingga bereberapa jam, belum pernah dijumpai kasus dokter maupun tenaga medis lainnya yang mengalami keracunan karbondioksida, begitu juga untuk kekurangan pasokan oksigen hingga linglung atau pingsan akibat sirkulasi udara yang kurang lancar karena terhalang masker.
"Kalau sampai ada nakes yang pingsan itu bukan murni karena maksernya. Perlu dilihat juga adanya faktor lain pada individu tersebut, bisa jadi kondisinya lapar dan dehidrasi sehingga tanpa pakai masker pun sudah ada risiko pingsan," jelasnya.
Pria yang akrab disapa Boni ini melanjutkan, penggunaan masker justru dianjurkan di masa pandemi sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19 ketika beraktivitas di luar rumah dan berinteraksi dengan orang lain.
Penelitian menyebutkan, masker terbukti efektif mengurangi transmisi virus corona yang berukuran nanometer. Namun begitu, masker termasuk jenis N-95 masih bisa ditembus oksigen dan karbondioksida, sehingga tidak mengganggu sirkulasi udara dalam pemakaiannya.
"Masih ada celah untuk udara bertukar. Kalau tidak tembus sama sekali, 3 menit setelah pemakaian masker bisa langsung pingsan," terang dia.
Boni lantas meminta masyarakat untuk tidak khawatir menggunakan masker karena jelas aman bagi kesehatan dan bisa melindungi diri dan orang lain dari penyebaran virus corona.
Baca Juga: Sempat Berseteru, Dokter Tirta Ikut Sedih Jerinx SID Dipenjara
Kendati demikian, dia mengimbau masyarakat umum untuk tidak memakai masker N-95 karena masker tersebut lebih dibutuhkan tenaga kesehatan.
"Memakai masker N-95 memang kurang nyaman serta melelahkan, dan ini memang hanya untuk nakes yang berhubungan langsung dengan pasien Covid-19. Karenanya, masyarakat umum cukup memakai masker kain tiga lapis dengan memperhatikan cara penggunaan dan melepas yang benar," kata dia.
Dokter spesialis paru RSA UGM, dr Siswanto, menambahkan, pemakaian masker aman dan tidak mengganggu fungsi paru-paru, bahkan saat berolahraga. Sebab, dari sisi fisiologis, kapasitas paru-paru manusia jauh lebih tinggi hingga 200 kali dari kapasitas jantung dan pembuluh darah.
"Bahkan ada jenis masker khusus yaitu elevated training mask yang biasa digunakan untuk melatih kebugaran," ungkapnya, dalam rilis Humas UGM.
Terkait kasus meninggalnya pesepeda saat memakai masker, Siswanto menjelaskan, hal itu lebih disebabkan gangguan pada jantung atau pembuluh darah, bukan fungsi paru-paru.
"Penggunaan masker dapat menurunkan risiko tertular Covid-19 dan tidak ada perbedaan dampak negatif pada fungsi paru maupun parameter metabolik," jelas dia.
Berita Terkait
-
Sempat Berseteru, Dokter Tirta Ikut Sedih Jerinx SID Dipenjara
-
Indonesia Ingin Sekolahkan Banyak Dokter Umum Jadi Dokter Spesialis
-
Ini Respons Dokter Tirta Usai Jerinx SID Dipenjara Atas Laporan IDI
-
WHO Minta Hindari Pergi Ke Dokter Gigi Saat Pandemi, Kenapa?
-
3 Generasi Keluarga Dokter Sandi Nugraha di Solo Positif Corona
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
Terkini
-
Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta Gelar Perlombaan Sepatu Roda Regional DIY-Jawa Tengah
-
Jogja Siap Bebas Sampah Sungai! 7 Penghadang Baru Segera Dipasang di 4 Sungai Strategis
-
Gunungan Bromo hingga Prajurit Perempuan Hadir, Ratusan Warga Ngalab Berkah Garebeg Maulud di Jogja
-
JPW Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Perusakan Sejumlah Pospol di Jogja
-
Berkah Long Weekend, Wisata Jip Merapi Kembali Melejit Meski Sempat Terimbas Isu Demonstrasi