Scroll untuk membaca artikel
M. Reza Sulaiman
Selasa, 18 Agustus 2020 | 18:02 WIB
COVID-19 mampu membajak sel inang untuk mereplikasi, menciptakan ribuan salinannya sendiri hingga sel inang kewalahan dan secara efektif membunuh dirinya sendiri [NIAID].

Pakar kesehatan di China Yang Zhanqiu menganggap wajar mutasi tersebut.

"Adalah hal yang normal sebuah virus bermutasi di berbagai negara berbeda dan bahkan di beberapa wilayah di satu negara karena virus itu beradaptasi dengan DNA warga dan lingkungan setempat," kata Wakil Kepala Jurusan Biologi Patogen Wuhan University itu dikutip media resmi China, Selasa. Demikian seperti dikutip dari ANTARA.

Menurut Yang, satu alur penularan bisa membentuk alur baru jika lebih dari 20 persen genetiknya bermutasi sehingga dapat menyebabkan vaksin kehilangan efektivitasnya.

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

Namun dia buru-buru menyatakan kemungkinan tersebut sangat rendah.

Baca Juga: Pemberdayaan Masyarakat, Memulihkan Ekonomi Perkotaan di Kala Pandemi

Sementara itu, Dr Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases mengatakan bahwa mutasi baru dapat mempercepat penyebaran virus corona.

Ini juga dapat membuat studi yang ada tentang vaksin tidak efektif dan tidak lengkap.

Baca selengkapnya

3. Bikin Vaksin Tak Efektif

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah, seperti diwartakan Channel News Asia, Senin (17/8/2020), mengatakan bahwa kini masyarakat harus lebih hati-hati setelah mutasi, yang dinamai D614G, terdeteksi.

Baca Juga: Ini Daftar Obat Pendukung untuk Pasien Covid-19 di Indonesia

"Ia 10 kali lebih gampang menular dan tersebar, jika dibawa oleh individu superspreader," kata Hisham dalam pengumuman yang diunggah di Facebook, Minggu.

Load More