Scroll untuk membaca artikel
M. Reza Sulaiman
Selasa, 18 Agustus 2020 | 18:02 WIB
COVID-19 mampu membajak sel inang untuk mereplikasi, menciptakan ribuan salinannya sendiri hingga sel inang kewalahan dan secara efektif membunuh dirinya sendiri [NIAID].

SuaraJogja.id - Mutasi virus Corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 memberikan ancaman baru di tengah pandemi. Sebab, mutasi ini membuat virus lebih mudah menular.

Untuk mengetahui lebih lengkap seputar mutasi virus Corona terbaru ini, simak fakta terkini yang sudah dirangkum Suara.com, Selasa (18/8/2020).

1. Ditemukan di Malaysia

Dilansir dari Times of India, menurut laporan terbaru, Institut Penelitian Medis Malaysia (MIMR) telah menemukan mutasi tipe D614G pada SARS-COV-2 yang teridentifikasi.

Baca Juga: Pemberdayaan Masyarakat, Memulihkan Ekonomi Perkotaan di Kala Pandemi

Temuan ini terungkap setelah melakukan isolasi dan tes kultur pada tiga kasus milik pasien dalam penyelidikan Sivagangga (PUI). ) Cluster dan case tambahan dari Cluster Ulu Tiram.

Dr Noor Hisham Abdullah yang merupakan direktur jenderal kesehatan Datuk membagikan di Facebook hari Minggu ini.

Ia menyerukan tindakan pencegahan yang lebih besar karena virus Covid-19 dengan mutasi D614G telah terdeteksi di Malaysia.

Menurut postingan tersebut, mutasi pertama kali terdeteksi pada bulan Juli, dan dia merasa bahwa penelitian kemungkinan besar akan mengungkapkan bahwa vaksin yang ada saat ini akan dianggap tidak efektif melawan mutasi tersebut.

Baca selengkapnya

Baca Juga: Ini Daftar Obat Pendukung untuk Pasien Covid-19 di Indonesia

2. Tanggapan para pakar

Pakar kesehatan di China Yang Zhanqiu menganggap wajar mutasi tersebut.

"Adalah hal yang normal sebuah virus bermutasi di berbagai negara berbeda dan bahkan di beberapa wilayah di satu negara karena virus itu beradaptasi dengan DNA warga dan lingkungan setempat," kata Wakil Kepala Jurusan Biologi Patogen Wuhan University itu dikutip media resmi China, Selasa. Demikian seperti dikutip dari ANTARA.

Menurut Yang, satu alur penularan bisa membentuk alur baru jika lebih dari 20 persen genetiknya bermutasi sehingga dapat menyebabkan vaksin kehilangan efektivitasnya.

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

Namun dia buru-buru menyatakan kemungkinan tersebut sangat rendah.

Sementara itu, Dr Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases mengatakan bahwa mutasi baru dapat mempercepat penyebaran virus corona.

Ini juga dapat membuat studi yang ada tentang vaksin tidak efektif dan tidak lengkap.

Baca selengkapnya

3. Bikin Vaksin Tak Efektif

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah, seperti diwartakan Channel News Asia, Senin (17/8/2020), mengatakan bahwa kini masyarakat harus lebih hati-hati setelah mutasi, yang dinamai D614G, terdeteksi.

"Ia 10 kali lebih gampang menular dan tersebar, jika dibawa oleh individu superspreader," kata Hisham dalam pengumuman yang diunggah di Facebook, Minggu.

Superspreader adalah orang-orang yang menyebarkan Covid-19 ke banyak orang. Kasus superspreader telah ditemukan di banyak negara, mulai dari China, Singapura, Malaysia, hingga Eropa.

"Mutasi D614G pertama kali ditemukan pada Juli 2020 dan berkemungkinan akan menyebabkan kajian vaksin saat ini tidak efektif," imbuh dia.

Meski demikian ia tak menjabarkan apakah sudah ada studi yang memperkuat kemungkinan tersebut;  apakah mutasi itu membuat Covid-19 semakin mematikan; atau apakah bisa membuat penderita mengalami gejala lebih parah.

Baca selengkapnya

Load More