Scroll untuk membaca artikel
M. Reza Sulaiman | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 19 Agustus 2020 | 03:05 WIB
Seorang petani garam yang berada di Pedukuhan Noroto, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Bantul, Selasa (18/8/2020). (Suara.com/Hiskia)

SuaraJogja.id - Masyarakat di Bumi Projotamansari tidak kehabisan akal dalam memaksimalkan potensi alam yang tersedia.

Guna memanfaatkan air laut yang memiliki kadar garam yang cukup tinggi, masyarakat pesisir Sanden, Bantul, mulai mengembangkan usaha produksi garam di wilayahnya.

Usaha produksi garam tersebut dilakukan oleh warga yang berada di Pedukuhan Noroto, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Bantul.

Sebenarnya usaha ini bukan merupakan kegiatan baru yang dilakukan oleh masyarakat di wilayah tersebut.

Baca Juga: Nasdem Berikan Rekomendasi Resmi untuk Noto, Mbah Bardi: Ini Suara Rakyat

Namun karena sempat terhenti beberapa waktu, akhirnya produksi garam ini dapat digarap kembali setelah mendapat dukungan dari BUMdes Gadingsari.

"Kalau dilihat memang air laut di Pantai Gua Cemara sangat potensial untuk memproduksi garam," ujar Bupati Bantul, Suharsono, Selasa (18/8/2020).

Melihat potensi sumber daya alam yang ada di wilayahnya, Suharsono berencana akan memfasilitasi para petani garam agar usahanya dapat terus berkembang. Dikatakan Suharsono selama ini produk yang dihasilkan dari petani garam masih terbatas dalam hal kegunaannya.

Pasalnya selama ini produk yang dihasilkan baru bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan mandi di sauna hotel dan bahkan untuk campuran minum ternak.

Padahal perlu pengawasan dan izin dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) jika memang hasil produksi ini ditujukan agar bisa dikonsumsi masyarakat.

Baca Juga: Dukung Suharsono-Totok Sudarto, Eks Kader PDIP Bentuk Relawan Gono-Gini

"Nanti akan saya coba fasilitasi produksi garam dari Bantul ini agar bisa juga untuk dikonsumsi dengan keluarnya izin dari BPOM," tuturnya.

Kendati tergolong masih seumur jagung namun hasil produksi yang diterima selama satu bulan dapat mencapai hingga 1 ton.

Menurut Suharsono, jumlah produksi ini akan bisa ditingkatkan ketika petani garam bisa lebih yakin dan fokus menggarapnya.

Pasalnya selama ini diketahui para petani garam masih belum memprioritaskan usaha ini. Mereka masih menjadikan mengurus lahan atau menjadi nelayan sebagai kegiatan utama.

Seorang petani garam yang berada di Pedukuhan Noroto, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Bantul, Selasa (18/8/2020). (Suara.com/Hiskia)

“Selama ini kita masih memenuhi kebutuhan garam daerah kita dari luar daerah, nanti saya ingin kebutuhan itu kita penuhi dari sini," tegasnya.

Suharsono juga menambahkan bahwa Pemkab Bantul akan bersungguh-sungguh dalam mendukung program itu di antaranya dengan memberikan dana bantuan kepada masyarakat.

Tidak hanya itu saja, pihaknya juga akan memberikan pelatihan terkait dengan produksi garam. Sementara itu, nelayan Pantai Samas, Rujito menuturkan, selama ini sebenarnya mereka sudah pernah mendapatkan bantuan modal.

Dengan bantuan itu juga sempat dibangun beberapa bak penampungan air laut guna memproduksi garam.

Namun sayang, bantuan itu menguap begitu saja karena hanya para petani masih belum bersungguh-sungguh.

"Kalau memang harus fokus itu jelas sulit. Misalnya saja kalau pas musim ikan, pasti petani garam yang ada akan tetap memilih melaut," ungkap Rujito.

Load More