Scroll untuk membaca artikel
Rendy Adrikni Sadikin | Hikmawan Muhamad Firdaus
Rabu, 19 Agustus 2020 | 20:14 WIB
Om Wawes, band dangdut asal Yogyakarta rilis album dan buku perdana bertajuk "Babat Alas Dangdut Anyar".[Hikmawan/Suara.com]

SuaraJogja.id - Om Wawes, salah satu band beraliran musik dangdut asal Yogyakarta merilis album terbaru berjudul "Restu" sekaligus peluncuran buku pertama mereka.

Band yang digawangi oleh Dhyen Gaseng (Vokal), Louis David (Kendang), Tony Kurniawan (Drum), dan Bayu Garnindra (Gitar) memberanikan diri meluncurkan album di tengah pandemi Covid-19 pada Rabu, 19 Agustus 2020.

"Bagi kami punya album adalah kewajiban bagi sebuah band. Di musik dangdut dari dulu pendengar sudah dimanjakan oleh single-single yang dirilis secara cuma-cuma di YouTube," ujar vokalis bernama lengkap Dhyen Ganjar Prabowo saat launching album di salah satu cafe di Yogyakarta.

Album berjudul Restu ini merupakan album perdana yang merupakan impian dari grup band asal Yogyakarta tersebut. Mereka juga sekaligus ingin menstimulus band dangdut lain.

Baca Juga: Bersejarah, Destinasi Wisata di Yogyakarta Ini Dulu Pemandian

"Ini waktunya kami mengedukasi pendengar dangdut agar bisa menikmati karya eksklusif dan mengapreasi sebuah karya dengan membeli album fisik" ujar Gaseng, panggilan akrabnya.

Proses penggarapan album perdana Om Wawes ini memakan waktu yang panjang, mulai dari rekaman pada tahun 2019 hingga rilis di bulan Agustus 2020.

Pengerjaan album ini sempat terhenti karena padatnya jadwal manggung Om Wawes, terlebih di awal tahun 2020 pandemi Covid-19 ikut menjadi kendala pengerjaan album tersebut.

Di album "Restu" ini Om Wawes tidak sendiri, namun juga menggandeng musisi lain seperti Pendhosa dan PamPam. Selain itu juga ada instrumen musik yang tidak lazim di dangdut seperti trombone, bass, hingga trumpet.

"Jadi memang di album ini banyak orang yang berperan, Om Wawes ingin membuat warna musik dangdut yang berbeda, tidak seperti musik dangdut lainnya, jadi kami ingin membuat genre dangdut Om Wawes," ujar Gaseng sebagai vokalis.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kabupaten Bantul Tambah Dua Orang yang Positif

"Kami memilih Pendhoza karena menurut kami mereka teman seperjuangan, sering bertemu saat manggung di kampung-kampung,"

Album "Restu" Om Wawes ini akan dikemas secara ekonomis mengingat kondisi ekonomi yang sedang terguncang akibat pandemi virus corona. Dalam satu paket akan berisi satu buah kaos, kaset, dan buku yang dikemas dengan totebag.

Band dangdut yang membuat lagu dalam bahasa Jawa ini bukan hanya merilis album, namun juga membuat sebuah buku yang berisi perjalanan karier Om Wawes dan fenomena dangdut yang ada di jogja.

Buku bertajuk "Babat Alas Dangdung Anyar" ini merupakan inisiatif dari band dangdut tersebut untuk mencatatkan proses perjuangan dari awal berkarir di tahun 2012 hingga sekarang.

"Saya cerita ke penulis kalau saya tidak hanya ingin membuat buku biografi, namun juga perkembangan musik dangdut. Saya ingin menulis perkembangan musik dangdut yang saya alami mulai dari awal membentuk Om Wawes dan perkembangan dangdut di Yogyakarta," ujar Gaseng.

Di bagian awal buku ini juga menjelaskan perkembangan musik dangdut di tahun 1970 hingga 2000an. Baru setelah itu dijabarkan perkembangan Om Wawes dari mulai berkarir solo, electone, hingga menjadi band.

"Pada dasarnya musik dangdut akan menjadi sejarah Indonesia dan yang menuliskannya masih jarang, dan menurut saya ini harta karun," ujar Michael HB Raditya selaku penulis buku.

Om Wawes juga diklaim sebagai grup band dangdut pertama di Yogyakarta yang menginisiasi pembuatan sebuah buku yang berisi perjalanan karier dan fenomena musik dangdut.

"Kalau buku mengenai dangdut memang sudah ada seperti contohnya Rhoma Irama, namun bukan dari keinginannya sendiri. Sepengetahuan saya ini baru yang pertama di Yogyakarta sebagai grup band beraliran musik dangdut yang membuat sebuah buku," ungkap Michael.

Load More