Scroll untuk membaca artikel
Rendy Adrikni Sadikin | Hikmawan Muhamad Firdaus
Kamis, 20 Agustus 2020 | 15:33 WIB
Om Wawes juga rilis sebuah buku berjudul "Babat Alas Dangdut Anyar".[Hikmawan/Suara.com]

"Idenya juga tidak melulu tentang biografi Om Wawes namun tentang percaturan dangdut di Yogyakarta, dan itulah saya ibaratkan seperti botol ketemu tutup, yang saya inginkan dan Om Wawes satu tujuan." sambungnya.

Menurut Michael evolusi musik dangdut berakhir di dangdut koplo yang sempat tenar, namun ternyata ia menemukan perubahan lain.

"Om Wawes bisa membuat evolusi musik dangdut dengan rasa mereka, bisa dibilang mereka berperan sebagai pembuka keran. Mereka membuka jalan untuk grup band dangdut bermunculan hingga saat ini," jelas Michael.

Michael berharap dengan adanya buku ini, penggemar musik dangdut di Yogyakarta khususnya menjadi bisa tahu sejarah dangdut mulai dari mana asalnya dan tujuannya.

Baca Juga: Dengan Korean Style, De'Queen Siap Ramaikan Belantika Musik Dangdut

"Sehingga teman-teman pencinta dangdut bisa lebih menghargai musik dangdut dan tidak menghakimi musik dangdut yang ada saat ini," ujar dosen ISI Yogyakarta.

Babat Alas

Selain menceritakan perjalanan panjang Om Wawes dan fenomena dangdut, ada juga tujuan lain dari pembuatan buku "Babat Alas Dangdut Anyar" ini.

"Om Wawes punya penggemar dan usianya sekitar milenal yang seharusnya gemar membaca, melalui buku ini saya berharap bisa menumbuhkan minat baca sekaligus memancing masyarakat untuk membaca buku musik lainnya," ujar Kiki Pea selaku editor buku.

Mengenai pemilihan judul buku, ia mengungkapkan bahwa Om Wawes sebagai yang melakukan 'babat alas' atau membuka jalan untuk pendangdut lainnya.

Baca Juga: Staycation Saat New Normal? Liburan Saja ke Yogyakarta!

"Om Wawes menurut saya sebagai 'pembabat alas' atau yang membukakan kran untuk musisi dangdut lainnya naik daun dan didengarkan oleh masyarakat," ujar Kiki Pea.

Load More