Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 21 Agustus 2020 | 06:50 WIB
Azzahra Reira Salsabila (17), pelajar kelas 10 SMK Kesehatan Wonosari - (SuaraJogja.id/Julianto)

"Kalau mau nebeng, kasihan kalau nanti pulangnya ndak barengan," papar Mariyam.

Oleh karena itu, Zahra kecil sudah prihatin dengan kondisi ekonomi keluarga, sehingga ia selalu mengumpulkan uang jajan yang ia dapat dari orang tuanya. Tujuannya, supaya Zahra bisa memiliki sepeda motor sendiri untuk menuju sekolah yang ia cita-citakan sebelumnya.

"Dia itu sering mendapat uang saku ketika mengajar mengaji di masjid. Itu dikumpulkan, tidak pernah jajan," ujar Mariyam.

Ia mengatakan, sejak lulus SD Zahra telah mengumpulkan uang jajannya, dan berkat uang jajan yang dikumpulkan Zahra tersebut, akhirnya ia bisa membeli sepeda motor bekas dengan harga Rp3 juta meskipun sempat dihadapkan pada kebimbangan. Akhirnya, Zahra pun mendaftar di SMK Kesehatan Wonosari dan berhasil diterima jurusan Keperawatan.

Baca Juga: Kompaknya Bikin Ngakak, Ibu Diam-Diam Bantu Anak Beri Jawaban Saat PJJ

Persoalan baru muncul ketika Pandemi Covid-19 melanda dunia dan memaksa sekolah-sekolah menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pasalnya, ponsel yang ada di keluarga ini hanya ada satu dan merupakan keluaran lama. Tentu saja ponsel tersebut tidak begitu mendukung keperluan Zahra untuk menjalani PJJ.

"Saya beli ponsel itu ketika Zahra kelas 8, berarti sudah 3 tahun. Itu saja ponsel bekas," tambah Mariyam.

Persoalan ponsel bertambah ketika di awal pandemi lalu, kamera belakang dan depan ponsel tersebut rusak serta tidak bisa diperbaiki lagi.

Mariyam dan suaminya sempat bimbang dengan persoalan tersebut karena di saat yang sama mereka harus dihadapkan dua pilihan: apakah uang tabungan Zahra akan digunakan untuk membeli sepeda motor agar bisa sekolah di SMK Kesehatan atau membeli ponsel baru.

Lantas suaminya memutuskan agar Zahra tetap membeli sepeda motor karena ponsel yang mereka miliki masih bisa digunakan meski tidak maksimal. Menurut Mariyam, mereka memutuskan hal tersebut dengan pertimbangan bahwa PJJ tidak akan berlangsung lama.

Baca Juga: Butuh untuk Belajar Anak, Bapak Asal Sleman Nekat Jambret HP di Seyegan

"Jadi pikiran kami itu PJJ sudah tidak ada kalau Zahra sudah SMK, tapi kok malah diperpanjang," tutur Mariyam.

Load More