Scroll untuk membaca artikel
Rendy Adrikni Sadikin | Fitri Asta Pramesti
Rabu, 26 Agustus 2020 | 13:30 WIB
Komunitas Edutania. (Instagram/edutania_channel)

SuaraJogja.id - Tak bisa dipungkiri, pandemi virus corona juga menghambat kegiatan komunitas Edutania. Namun, hal ini tak lantas menghentikan langkah mereka untuk mendongeng.

Berawal dari berkurangnya intesitas kegiatan pendampingan literasi selama pandemi, Diaz Radityo selaku penggagas Edutania, dan Benediktus Febriyanto sebagai co-founder, berinisiasi untuk merambah platform online.

Jika biasanya kegiatan rutin komunitas dilakukan secara offline, alias menyambangi para peserta langsung, tahun ini, Edutania mulai gencar membuat konten dongeng digital yang diunggah ke internet, memudahkan anak-anak untuk tetap menikmati literasi.

"Secara online kami mulai jalan di beberapa platform seperti Podcast dan Youtube," ujar Diaz saai ditemui tim SuaraJogja.id, Senin (24/8/2020).

Baca Juga: Cantik! Gaun Pengantin Disney Hadirkan Nuansa Pernikahan ala Negeri Dongeng

Febri membeberkan, awal merambah platform digital adalah setelah mendapatkan proyek edisi pandemi tentang dongeng yang berisi cara mencuci tangan.

"Setelah podcast, beberapa teman-teman request platform lain. Lalu kami coba bikin konten dongeng di Youtube," kata Febri.

Melalui Edutania Channel di Youtube, komunitas ini mengunggah beragam dongeng klasik serta konten yang diproduksi sendiri, baik dari segi cerita hingga pengisi suara.

Temanya pun beragam, termasuk yang berkaitan dengan materi pembelajaran seperti nama-nama hewan, penjumlahan, proses terjadinya hujan, hingga metamorfosis.

Karena semuanya dikerjakan secara mandiri, Edutania membutuhkan waktu sekitar satu pekan untuk membuat satu konten cerita di Youtube.

Baca Juga: Sepele Tapi Penting, Kesalahan Orangtua Saat Bacakan Dongeng untuk Anak

"Awal pekan kami menentukan tema yang paling dicari di SEO atau sesuai dengan pesan yang ingin kami sampaikan, lalu satu hari untuk eksekusi audio video, hingga akhir pekan masuk proses editing, kemudian diunggah," jelas Diaz.

Secara garis besar, Edutania memakai beragam tema dalam konten dongeng yang mereka buat, diantaranya, lingkungan hidup, siaga bencana, miskosepsi tentang pembelajaran, hingga pendidikan karakter seperti kejujuran, kekeluargaan, dan hoaks.

Mengintip akun Youtube Edutania, ada sekitar 15 konten dongeng yang telah diunggah. Durasi videonya pun beragam, mulai dari dua hingga 10 menit.

"Semua tema kami sesuaikan dengan kebutuhan anak-anak. Setiap jenjang usia akan memiliki kriteria yang berbeda. Misal anak kelas 4 SD ke atas lebih tentang materi pelajaran, sementara untuk anak TK dan Paud lebih ke cerita hewan-hewan atau dongeng klasik," kata Febri.

Selain konten dongeng digital, September mendatang, Edutania juga akan melebarkan agenda pelatihan penulisan melalui platform daring.

"Bekerjasama dengan Kriya.id, Edutania akan menggelar kelas mendongeng, berupa project cara menulis cerita yang dikemas dari permasalahan yang diolah bersama-sama," katanya.

Di masa pandemi seperti ini, sambung Diaz, peran orang tua sangat diperlukan untuk menyediakan akses dan mengarahkan anak guna tetap mendapatkan pendampingan literasi.

"Orang tua diharapkan bisa menunjukkan konten-konten cerita online. 'Ini lho dek ada dongeng di spotify, youtube, jadi selain bisa membangun karakter anak, juga bisa membangun komunikasi selama pandemi," tandas Diaz.

Akun Youtube Edutania: Edutania Channel

Load More