Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Rabu, 26 Agustus 2020 | 19:10 WIB
Rektor UNY Sutrisna Wibawa (Instagram/sutrisna.wibawa)

SuaraJogja.id - Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa membagikan ceritanya bertemu dengan beberapa wali mahasiswa. Dalam utasnya ia memberikan peringatan agar para mahasiswa tidak menipu orangtuanya.

Melalui akun twitter pribadinya, @sutrisna_wibawa ia membagikan pengalamannya bertemu dengan beberapa wali mahasiswanya. Ia mengatakan, dalam pertemuan itu mereka membahas terkait keringanan UKT.

Beberapa hari yang lalu, ada beberapa orangtua mahasiswa yang datang ke kampus untuk meminta keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Sebelumnya, mereka mengaku sudah mengajukan ke pihak universitas namun tidak disetujui.

"Setelah kami cek, ternyata mahasiswa yang bersangkutan mendapatkan pemotongan, bahkan ada yang sampai dibebaskan UKT-nya, namun tidak jujur kepada orangtuanya," tulis Sutrisna dalam utasnya Rabu (26/8/2020).

Baca Juga: Biar Nyaman Wisata New Normal, DISPAR DIY Luncurkan Jogja Clean an Safe

Setelah dilakukan pengecekan kepada data mahasiswa, dari orangtua yang meminta keringanan. Rupanya beberapa nama tersebut tercatat sudah mendapatkan keringanan bahkan ada yang dibebaskan UKT-nya namun tidak mengaku kepada orangtuanya.

Sutrisna menyebutkan, akibat ketidakjujuran itu orangtua akhirnya tetap memberikan uang pembayaran UKT penuh. Namun, tidak diketahui uang untuk pembayaran kuliah tersebut digunakan untuk apa oleh para mahasiswanya.

Ia menyebutkan, bahwa kasus demikian tidak hanya beberapa namun ada banyak kasus. Bahkan, ada juga mahasiswa yang masih meminta uang untuk kuliah praktik dan sebagainya.

Padahal menurut Sutrisna, selama pandemi pihaknya mengurangi kegiatan langsung dan menghilangkan beberapa praktik perkuliahan untuk diganti dengan kegiatan lainnya.

"Kadang jika teringat kelakuan-kelakuan mahasiswa seperti itu saya sangat sedih, kenapa mereka sampai tega menipu orangtuanya sendiri? Padahal mereka bersusah payah demi anaknya agar bisa memberikan yang terbaik, tapi si anak tidak bisa menjaga amanah tersebut," tulis Sutrisna.

Baca Juga: Era Adaptasi Kebiasaan Baru, Wisawatan Sleman Perlu Daftar Online

Menghadapi tidak sedikit kasus demikian, Sutrisna mengaku sedih melihat masih adanya anak-anak yang tidak jujur kepada orangtuanya. Padahal setiap orangtua selalu mengusahakan yang terbaik agar anak-anaknya bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Peristiwa itu mengingatkan Sutrisna mengenai memorinya saat menjadi Sekretaris Direktur Jenderal (Sesditjen) Belmawa Kemenristekdikti. Saat itu, ia pernah menghadiri undangan wisuda disebuah universitas.

Sutrisna wibawa menceritakan pertemuannya dengan wali mahasiswa. - (Twitter/@sutrisnawibawa)

Baca cerita Sutrsina Wibawa selengkapnya DISINI

Saat acara akan dimulai, ia melihat ada sepasang orangtua yang kebingungan di luar gedung. Ketika dikonfirmasi, mereka mengatakan mencari anaknya yang akan diwisuda hari tersebut.

Beberapa hari sebelumnya, sang anak mengabarkan kepada orangtuanya bahwa ia akan diwisuda hari tersebut. Akhirnya, mereka menyempatkan diri untuk datang dari kampung halaman sampai menjual kambing untuk biaya menyewa mobil.

"Namun saat dicek pihak universitas ternyata anak bersangkutan sudah DO 2 tahun sebelumnya, tapi kepada kedua ortunya mengaku masih kuliah, setiap semester masih minta uang untuk SPP dan perbulannya meminta uang bekal. Astagfirullah," imbuh Sutrisna.

Menutup utasnya, Sutrisna berpesan kepada para mahasiswa jika tidak bisa membuat orangtuanya bahagia, maka jangan terlalu membebani mereka. Jagalah nama baik orangtua dan doakan setiap ibadah. Jangan sampai diperbudak oleh gaya hidup sehingga lupa akan mereka.

Load More