SuaraJogja.id - Terduga pelaku pelecehan seksual kepada sejumlah mahasiswi, IM, mengungkapkan bahwa dirinya sempat mengalami tekanan psikis, disebabkan beragam tuduhan yang dialamatkan padanya.
IM atau Ibrahim Malik mengatakan, rasa tertekan yang ia alami disebabkan karena tuduhan sepihak. Padahal di waktu yang bersamaan, ia sedang berada di tahapan akhir studi, tesis sidang akhir.
Belum lagi, ia mengaku perlu bertahan di tengah situasi lockdown, jauh dari tanah air, keluarga, dan puasa Ramadan.
"Kalau psikis terberat waktu di Melbourne. Jujur ini momen terberat, tapi alhamdulillah saya bisa menghadapi ini semua, dan menyelesaikan semua tanggung jawab studi dan beasiswa saya dengan baik," kata dia saat dihubungi, Jumat (28/8/2020).
Ibrahim menambahkan, pemberitaan mengenai dirinya berisi tuduhan sepihak. Selain itu, narasi yang dibangun selama ini, sudah berhasil menggiring opini publik menurutnya, sehingga banyak teman yang mulai bertanya dan mencari klarifikasi darinya.
"Kalau untuk dampak ke fisik dan pikiran, secara manusiawi ini pasti, terutama ketika awal-awal tuduhan ini menyerang saya," ungkapnya.
Kendati demikian, lanjut Ibrahim, ia memilih pasrah, sabar, lebih banyak zzikir dan salat karena ia sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Kemudian, selanjutnya ia lebih tenang.
"Oh iya, saya juga dapat bantuan psikologis dari Universitas Melbourne. Kalau support keluarga sudah pasti," kata Ibrahim lagi.
Ibrahim juga menyinggung, sejumlah teman mulai mendapatkan klarifikasi sekaligus memahami motif dan kejadian terhadap tuduhan yang ia alami selama ini.
Baca Juga: Nadiem: Penghapusan Kekerasan Seksual di Sekolah & Kampus Terganggu Corona
Dikonfirmasi di waktu berbeda, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Universitas Islam Indonesia (UII) Ratna Permata Sari menuturkan, total ada sebanyak delapan orang terduga korban pelecehan yang dilakukan IM.
Mereka telah didampingi oleh tim UII. Secara psikis, kondisi mereka saat ini sudah stabil.
Penelusuran dari UII soal dugaan pelecehan seksual yang menimpa beberapa mahasiswi mereka juga tetap menjadi bagian agenda universitas.
"Kami terus mendorong korban untuk membawa kasus ini di jalur hukum. Hingga saat ini, kami masih mendampingi korban," tutur Ratna.
Pendampingan yang diberikan UII bagi mahasiswa mereka bukan hanya pendampingan psikologis, melainkan juga pendampingan hukum.
"Kami menyediakan bantuan hukum melalui LKBH UII, jika dibutuhkan," tandas Ratna.
Berita Terkait
-
Nadiem: Penghapusan Kekerasan Seksual di Sekolah & Kampus Terganggu Corona
-
Polisi Perkosa Gadis 11 Tahun di Toilet Kantor Pemerintahan
-
Kena Skandal Pelecehan, Youtuber Daud Kim: Itu Sebelum Saya Masuk Islam
-
Pura-pura Tertidur, Pria Ini Nekat Lecehkan Penumpang Wanita di Angkot
-
IM Akan Tempuh Jalur Hukum dan 4 Berita Terpopuler SuaraJogja Lainnya
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Sri Mulyani Berencana Naikkan Iuran BPJS Kesehatan 4 Bulan Lagi
-
Viral Noel Ebenezer Sebut Prabowo Ancaman Demokrasi dan Kemanusiaan
-
Naturalisasi PSSI Belum Rampung, Miliano Jonathans Dipanggil Timnas Belanda
-
Angka Kemiskinan Turun di Bawah 9%, Menkeu: Pertama Kali dalam Sejarah
-
Berapa Anggaran Snack Pejabat? Tak Habis Dimakan, Tapi Habisi Uang Negara
Terkini
-
Waspada Warga Jogja! Proyek Tol Jogja-Solo Masuki Ring Road Utara, Pemasangan Girder Dimulai
-
Protes Kenaikan Tunjangan, Aktivis Jogja Kirim Korek Kuping dan Penghapus ke DPR RI
-
Sleman Diterjang Cuaca Ekstrem: Joglo Rata dengan Tanah, Kerugian Ratusan Juta!
-
Erix Soekamti, dari Panggung Musik ke Lapangan Padel: Gebrakan Baru untuk Olahraga Jogja?
-
Penganiayaan Santri Putri: Pondok Klaim Sudah Tangani Sesuai Prosedur, Tapi Keluarga Korban Tak Terima