Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Minggu, 30 Agustus 2020 | 15:12 WIB
Sejumlah siswa mengikuti Seleksi Mandiri 2020/2021 masuk UPNVY di komplek kampus UPNVY, Minggu (30/8/2020). [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Situasi pandemi COVID-19, nyatanya tak menyurutkan minat calon mahasiswa untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Hal ini seperti yang terlihat di UPN Veteran Yogyakarta (UPNVY) misalnya. Sebanyak 5.500 calon mahasiswa rela mengikuti Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC) untuk jalur Seleksi Mandiri 2020/2021 demi memperebutkan 1.200 kursi mahasiswa baru (maba) di kampus setempat, Minggu (30/08/2020).

Selain di DIY, ujian serupa juga digelar di Purwokerto dan Semarang.

Untuk menghindari penumpukan orang sesuai protokol kesehatan, UTBC digelar dalam empat sesi pada 08.00-10.00 WIB, 09.00-11.00 WIB dan 13.00-15.00 WIB serta pukul 14.00-16.00 WIB.

Baca Juga: Muncul 47 Kasus Baru, 19 Karyawan Kesehatan di DIY Positif COVID-19

"Tingkat ketetatan penerimaan mahasiswa baru cukup tinggi meski ditengah pandemi," ujar Ketua Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UPNV, Hendro Wijanarjo disela ujian.

Menurut Hendro, ujian sengaja tidak hanya dipusatkan di DIY namun luar kota untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 di kota ini.

Karenanya kampus berkoordinasi dengan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jawa Tengah (jateng) untuk menggelar ujian di dua kota di Jateng. 

Di Purwokerto, ujian diikuti 340 peserta, sedangkan di Semarang diikuti 360 peserta. Dari total peserta, Jurusan Teknik Pertambangan dan Ilmu Komunikasi paling banyak peminatnya.

"Kalau peserta luar Jogja yang ikut ujian di Jogja sekitar 48 persen. Mereka harus membawa surat sehat dan memenuhi syarat-syarat ujian sesuai protokol kesehatan," jelasnya. 

Baca Juga: Anggaran Publik Disalahgunakan, Ada Politik Gentong Babi di Pilkada di DIY

Dalam ujian kali ini, kapasitas ruang kelas dibatasi dengan memperhatikan jarak aman sesuai aturan physical distancing. Kalau biasanya Ruang kelas kapasitas 40 – 50 orang, maka kali ini hanya diisi 16 peserta ditambah 2  pengawas. Sebelum dan sesudah ujian, ruangan dan fasilitas dilakukan penyemprotan disenfektan. 

"Kami sediakan 4 dokter dan 12 tenaga medis, termasuk koordinasi dengan gugus tugas dan pihak keamanan," ujarnya.

Untuk materi ujian, UTBC pada tahun ini hanya berupa Tes Potensi Skolastik (TPS). TPS mengukur kemampuan kognitif, yaitu kemampuan penalaran dan pemahaman umum yang penting untuk keberhasilan di sekolah formal, khususnya pendidikan tinggi.

"Biaya pendaftarannya pun juga tidak sebesar tahun lalu karena semua orang terdampak pandemi sehingga kami tidak ingin memberatkan anak-anak yang ingin belajar," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More