SuaraJogja.id - Akun Twitter @PenjahatGunung membagikan utas mengenai kisah adik kelasnya di sekolah dulu yang memiliki Fetish telapak kaki. Konon adik tingkatnya itu kerap meminta foto telapak kaki kepada rekan-rekannya.
Ia menceritakan, bahwa satu bulan yang lalu, salah seorang rekannya mengirim pesang langsung di Instagram. Rekannya tersebut bercerita, bahwa ia pernah memiliki pengalaman dimintai foto telapak kaki.
Rekannya, mengaku baru berani bercerita karena saat itu ramai cerita mengenai Gilang yang memiliki fetish kain jarik. Temannya menyampaikan, bahwa dari beredarnya cerita mengenai Gilang mengingatkan tentang adik kelas yang memiliki indikasi serupa.
Rekannya yang bisa disebut Mr. S tersebut juga membagikan beberapa tangkapan layar pengakuan dari korban lainnya yang pernah dimintai foto telapak kaki. Pelaku melakukan beberapa aksinya melalui pesan langsung di media sosial.
Baca Juga: Bantul Diguncang Gempa, Terasa Hingga Tulungagung
Dalam tangkapan layar yang dibagikan, pelaku menyampaikan maksudnya dengan dalih meminta tolong. Mirip seperti Gilang, pelaku juga mengaku membutuhkan foto telapak kaki milik orang-orang untuk keperluan tugas akhir rekam medik mahasiswa D3.
"Mungkin karena Mr. S ini sibuk, jadi gak diladeni deh tuh permintaan foto fetishnya. Tapi ini anak mintain fotonya udah kaya ngemis hadiah giveaway, pertama kali ngemis bulan Mei 2018 dan terakhir bulan April 2019," tulis akun @PenjahatGunung Senin (31/8/2020).
Ia melanjutkan bahwa karena alasan kesibukan Mr S kemudian tidak menanggapi permintaan tersebut. Namun, pelaku terus mendesak korban untuk mengirimkan foto kakinya mulai dari tahun 2018 hingga 2019.
Pemilik akun sendiri merasa janggal, jika memang kebutuhan tugas akhir, kenapa sampai memakan waktu satu tahun. Setelah sempat bercerita kepada akun @PenjahatGunung, Mr S ini kemudian membagikan cerita di akun Instagramnya.
Ternyata, ada dua orang teman sekolah lainnya yang juga mengalami pemaksaan yang sama. Setelah mendengar cerita Mr S, pemilik akun Abang Grep ini lantas membuat story yang sama di akun Instagramnya.
Baca Juga: Bantul Yogyakarta Diguncang Gempa, Terasa Hingga Tulungagung Jawa Timur
Tidak lama setelah diunggah, ia menerima pesan juga dari rekannya yang disebut Mr H. Korban ini, juga dimintai mengirim foto telapak kaki melalui pesan WhatsApp. Sempat tidak diladeni, namun karena terus didesak, korban akhirnya memberikan fotonya.
Mulanya, Mr H sempat memberikan foto telapak kaki secara asal, namun pelaku marah. Akhirnya karena merasa mengenal dan memang rekan satu sekolah ia akhirnya mmeberikan foto sesuai intruksi. Setelah dikirim, pelaku sempat meminta korban mengirim foto telapak lainnya.
Mr H juga bercerita, jika ada satu rekan lainnya yang juga pernah mengalami hal yang sama. Pelaku bahkan melakukan desakan, dengan mengucapkan selamat ulang tahun namun tetap menagih minta dikirimi foto telapak kaki para pria tersebut.
"Lalu masuk DM dari Mr.F, dia dimintain via messenger FB, dimintain foto telapak kaki buat tugas akhir MORFOLOSIS. Karena aku juga tau kalo Mr. F ini baik sekali, jadi langsung aja dia kirim foto kakinya, disuruh ralat foto aja dijabanin," imbuh akun @PenjahatGunung.
Pemilik utas juga menyampaikan informasi dari pengikut media sosialnya yang lain, bahwa sebenarnya dalam pendidikan rekam medis tidak ada hal demikian. Sementara, komentar lainnya di utas tersebut juga muncul korban lain yang mengalami hal yang sama.
Menutup utasnya, Abang Grep menyampaikan pesan dari para korban untuk tidak membuka identitas pelaku. Namun, mereka hanya memberikan petunjuk bahwa pelaku merupakan sosok yang aktif mengikuti organisasi.
Sejak diunggah sendiri, utas tersebut sudah mendapatkan beragam respon dari warganet. Diantaranta ada 500 lebih menekan tanda suka, 100 lebih membagikan ulang dan ada 90 komentar ditinggalkan.
Berita Terkait
-
Bertemu Bobby Nasuition, Mensos Sebut Akan Ada 4 Sekolah Rakyat di Sumut
-
Telkom Kenalkan Teknologi AI Baru untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan Indonesia
-
Guru Sekolah Rakyat Dikontrak, Kualitas Pendidikan Terancam?
-
Pemda yang Ingin Mengajukan Pembuatan Sekolah Rakyat Harus Bisa Sediakan Lahan Minimal 5 Hektare
-
Sekolah adalah Hak Asasi, Namun Masih Menjadi Impian bagi Banyak Anak
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
Terkini
-
Maut di Jalan Wates: Ninja Hantam Tiang, Satu Nyawa Melayang
-
Jogja Diserbu 4,7 Juta Kendaraan Saat Lebaran, 9 Nyawa Melayang Akibat Kecelakaan
-
Malioboro Bau Pesing? Ide Pampers Kuda Mencuat, Antara Solusi atau Sekadar Wacana
-
BI Yogyakarta Catat Penurunan Drastis Peredaran Uang Tunai saat Lebaran, Tren Transaksi Berubah
-
Kantongi Lampu Hijau dari Pusat, Pemkab Sleman Tancap Gas Isi Kursi Kosong OPD