SuaraJogja.id - DPRD DIY mendesak pemda untuk transparan dalam penanganan pandemi COVID-19 ini menyusul makin banyaknya kasus terkonfirmasi positif hingga lebih dari 1.400 kasus saat ini.
Bahkan dari penelitian terbaru, COVID-19 telah bermutasi di sejumlah daerah, termasuk di DIY.
Perlu ketegasan Pemda dalam menangani pandemi ini agar tidak makin parah.
"Kami mendesak pemda untuk data COVID-19," ujar Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto dalam Public Hearing Transparansi Informasi Publik di DPRD DIY, Selasa (1/9/2020).
Baca Juga: Muncul 20 Kasus Baru di DIY, Siswi Pesantren di Sleman Tertular COVID-19
Menurut Eko, ada tiga hal yang dituntut DPRD atas transparansi penanganan COVID-19, yakni transparansi dalam pemanfaatan anggaran COVID-19 yang angkanya sampai ratusan miliar, terbuka tetapi terbatas atas pasien COVID-19.
Yang ketiga, Pemda DIY diharapkan menjadi pelopor dalam keterbukaan publik, khususnya dari sisi kebijakan pembangunan dan penganggaran.
Apalagi, Pemda DIY mendapatkan penghargaan dari pemerintah dari sisi akuntabilitas.
"Khusus data pasien COVID-19, ada pertimbangan sosiologis dan kultural, sehingga identitas pasien tidak perlu disampaikan ke publik," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Kominfo DIY Rony Primanto Hari mengungkapkan, pihaknya mengembangkan COVID-19 Monitoring System.
Baca Juga: Akibat Covid-19, Banyak Pesta Pernikahan Pangkas Tamu Undangan
Sistem ini dapat melakukan pendataan dan penanganan penderita COVID-19 di DIY, mulai dari rujukan puskemas hingga rumah sakit rujukan.
"Semua ini masuk dalam satu sistem data untuk memonitor pergerakan atau pelayanan bagi penderita COVID-19, mulai dari desa sampai ke rumah sakit karena bisa saja penderita dari puskemas di Bantul tapi perawatan di Sardjito di Sleman," jelasnya.
Keterbukaan informasinya, lanjut Rony, berdasarkan UU Kesehatan. Khusus data pasien COVID-19 memang tidak akan dibuka sesuai UU tersebut.
Namun, pemanfaatan dana bisa dicek di aplikasi Jogja Istimewa. Publik bisa memantau secara realtime online untuk penanganan COVID-19.
"Ada UU kesehatan di mana data pasien menjadi ranah petugas kesehatan dan pribadi bagi penderitanya," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Transparansi Dipertanyakan: Pembahasan Tertutup RUU TNI di Hotel Mewah
-
RUU TNI: Risiko Dwifungsi ABRI dan Mengaburnya Batas Sipil-Militer
-
RUU TNI, Liga Korupsi, dan Pengalihan Isu: Masyarakat Jangan Lengah!
-
Saat Kritik Dianggap Berlebihan: Seberapa Penting Transparansi Pemerintah?
-
Polri Rahasiakan Informasi Pengadaan Gas Air Mata, ICW: Jelas Mengada-ada dan Bertentangan dengan Prinsip Transparansi
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
Harga Emas Terbang Tinggi Hingga Pecah Rekor, Jadi Rp1.889.000
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
Terkini
-
Peringatan Dini BMKG Terbukti, Sleman Porak Poranda Diterjang Angin Kencang
-
Sultan HB X Angkat Bicara, Polemik Penggusuran Warga Lempuyangan Dibawa ke Keraton
-
Konten Kreator TikTok Tantang Leluhur Demi Viral? Keraton Yogyakarta Meradang
-
'Saya Hidupkan Semua!' Wali Kota Jogja Kerahkan 10 Mesin untuk Tangani 300 Ton Sampah Per Hari
-
Curhat Petani Gulurejo, Ladang Terendam, Harapan Pupus Akibat Sungai Mendangkal