Flo mengenal komunitas Perempuan Tattoo Indonesia setahun setelah Agustin mendirikannya. Saat itu, Flo lebih sering bergabung di Omah Kreatif sebagai seorang ibu muda.
"Kenal PTI dari Mbak Agustin, awalnya saya kira Mbak Agustin, ya, cuma, 'Oh, orang yang bertato'. Tapi saya nggak tahu kalau Mbak Agustin punya komunitas PTI ini."
Setelah kenal dan sering membantu, Flo pun turut bergabung dalam Perempuan Tattoo Indonesia. Kadang, orang-orang pun membicarakan dia dan menyebut dirinya terlalu banyak main dengan orang bertato.
"Mereka nggak tahu kalau saya juga ada kegiatan juga di Perempuan Tattoo Indonesia. Ya, udah. Nggak usah digubris," kata Flo soal stigma berteman dengan orang bertato.
Baca Juga: Cilik tapi Berani! KetjilBergerak Warnai Jogja dengan Seni dan Berbagi
Menurut Flo, masyarakat masih terlalu cepat dan mudah menilai seseorang yang bertato. Padahal, lewat PTI, Flo juga mendapat manfaat positif.
"Kalau saya pribadi, perempuan atau laki-laki yang bertato itu tergantung orangnya. Contohnya PTI sendiri, dia berkegiatan, dia langsung turun untuk membuat contoh nyata bahwa tato bukan kriminal yang sering masyarakat dengar."
Flo juga menyebut tato sebagai bentuk seni yang berbeda dengan seni lainnya lantaran langsung dibuat di kulit dan ada untuk seumur hidup. Namun uniknya, meski tergabung dalam PTI, Flo sama sekali belum berniat untuk membuat tato.
"Saya pribadi nggak dulu (bikin tato) untuk saat ini. Karena saya ingin membuat orang (paham), kalau orang bertato dan tidak bertato tetap bisa bersanding," ujar Flo seputar kedekatannya dengan Agustin.
Dengan menunjukkan dirinya yang tidak bertato tapi bergabung dengan komunitas tato, Flo berharap dapat membantu mendobrak stigma yang ada di masyarakat.
Baca Juga: Dulu Kumuh, Komunitas Bendhung Lepen Ubah Selokan Mrican Jadi Objek Wisata
"(Orang bertato dan tidak bertato) tetap bisa hidup normal tanpa sikut-sikutan atau nggak ada yang namanya kalau kata orang Jawa, 'Kowe tatonan, kowe ojo neng jejerku' (Kamu tatoan, kamu jangan duduk di sampingku-red),” tutup Flo soal stigma yang ingin dipatahkannya bersama Perempuan Tattoo Indonesia.
Berita Terkait
-
Dari Perpustakaan Keliling ke Gerakan Literasi: Perjalanan Busa Pustaka Nyalakan Harapan Lewat Buku
-
Kerja Keras adalah Ibadah: Kisah Unik Komunitas Baye Fall di Senegal
-
Kopicek: Ketika Komunitas Mata Hati Mengubah Stigma Tunanetra Melalui Kopi
-
Makeup Pengantin Perempuan Penuh Tato, Hasilnya Kayak Beda Orang
-
Photo Walk Ramean: Wadah Seru Buat Pecinta Fotografi Analog
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
Terkini
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta