SuaraJogja.id - Terbatasnyan kontak masyarakat membuat penjual gudeg di Yogyakarta mulai beralih melakukan bisnis secara daring.
salah satunya adalah Warung Gudeg Bu Lis, yang kini menjual gudeg dalam kemasan melalui internet.
"Hampir semua produsen gudeg di Yogyakarta mulai menjual secara daring," kata Chandra Setiawan Kusuma yang juga Wakil Ketua Asosiasi Penjual Gudeg (Aspeg) DIY di Yogyakarta, dilansir ANTARA.
Menurut Chandra, penjualan secara daring mau tidak mau harus dipilih sebagian besar produsen gudeg di DIY karena pembelian secara konvensional di rumah makan atau warung mengalami penurunan drastis sejak awal pandemi.
Baca Juga: Asyiknya Nongkrong Ditemani Mobil Klasik di Classic Coffee Jogja
"Gudeg ini 75 persen peminatnya adalah wisatawan. Kalau pariwisata turun ya penjualan kami juga ikut turun," katanya.
Untuk menjual secara daring sebagian produsen mulai mengemas kuliner berbahan dasar gori atau nangka ini dalam bentuk kaleng sehingga bisa bertahan lebih lama hingga satu tahun.
"Kalau pembelian dengan jasa pesan antar di area Yogyakarta masih bisa dalam bentuk kendil atau besek lengkap dengan nasi," kata dia.
Menurut dia, 25 persen dari anggota Aspeg DIY yang berjumlah 40 produsen telah mengalengkan gudeg dengan aneka olahan yang bervariasi.
Mulai dari gudeg nangka, gudeg manggar, hingga gudeg kepala dan ceker ayam.
Baca Juga: Rindu Kuliner Jogja, Coba di Rumah Resep Gudeg Nangka Ini
"Untuk pemesanan kebanyakan justru dari luar kota, bahkan Jakarta," kata dia.
Pemilik Warung Gudeg Yu Djum di Jalan Wijilan, Kota Yogyakarta, Eni Hartono mengaku terbantu dengan penjualan secara daring dalam bentuk kemasan kaleng.
Meski begitu, kata dia, belum signifikan mendongkrak bisnis kulinernya.
Kendati dijual dalam bentuk kemasan kaleng, Eni mengaku harus tetap mempertahankan cita rasa olahan gudegnya dengan standar mutu bahan baku yang telah digunakan secara turun temurun.
"Tapi ini cukup membantu karena yang datang langsung (di rumah makan) kadang ada, kadang sepi. Apalagi DKI Jakarta mulai PSBB lagi," kata dia yang menjual gudeg kemasan kaleng mulai Rp 40 ribu hingga Rp 45 ribu ini.
Kepala Bidang Layanan Kewirausahaan, Dinas Koperasi dan UKM DIY Wisnu Hermawan mengaku telah mengintensifkan pelatihan penjualan berbasis digital bagi para pelaku UMKM di DIY.
Untuk mendorong transaksi penjualan pelaku UMKM secara daring, menurut dia, Dinas Koperasi dan UKM DIY sebelumnya juga telah memfasilitasi gratis ongkos kirim.
Menurut dia, hingga Juli 2020 pihaknya telah mengucurkan dana hingga Rp100 juta untuk fasilitas itu.
Berita Terkait
-
Mantan Asisten Ronald Koeman Jadi Pelatih Baru PSIM Yogyakarta
-
Resmi jadi Official Partner Prambanan Jazz 2025, Artotel Wanderlust Tawarkan Fasilitas Menarik
-
Ibis Styles Yogyakarta Gandeng Gombal Project, Bikin Workshop Kreatif dari Baju Bekas
-
PSIM Yogyakarta Resmi Pertahankan Dua Pemain Asingnya Musim Lalu untuk Berlaga di Liga 1
-
PSIM Yogyakarta Tak Gentar Bersaing dengan Tim Papan Atas Liga 1 Indonesia
Terpopuler
- 1 Detik Jay Idzes Jadi Pemain Udinese Langsung Cetak Sejarah Liga Italia
- Sah! Jay Idzes Resmi Jadi Pemain Termahal di Timnas Indonesia
- Penyerang Rp1,30 Miliar Urus Naturalisasi, Lini Serang Timnas Indonesia Makin Ganas
- 5 Rekomendasi HP Rp2 Jutaan RAM 12 GB Memori 256 GB, Lancar Jaya Buat Multitasking!
- 5 Mobil Bekas SUV Keren Harga Rp 40-70 Jutaan, Performa Kencang
Pilihan
-
Hasil Piala Dunia Antarklub 2025: Debut Minor Xabi Alonso, Real Madrid Ditahan Al Hilal
-
Kabar Buruk dari Inggris, Swansea City Depak Nathan Tjoe-A-On
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Lancar Main Game Terbaik Juni 2025
-
Ekonom AS Sarankan RI Terapkan Tarif Flat Tax, Langsung Ditolak Sri Mulyani
-
5 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Juni 2025, Gaming Multitasking Lancar
Terkini
-
Tak Sekadar Lari, Mandiri Jogja Marathon 2025 Beri Diskon di Pameran UMKM hingga Undian ke Berlin
-
4 Pendaki Ilegal Gunung Merapi Diamankan, Disanksi Bersihkan Objek Wisata Alam Selama 3 Bulan
-
Penggusuran di Lempuyangan: Warga Memohon KAI Izinkan Rayakan Agustusan Terakhir di Rumah Mereka
-
Luncurkan SINAR Sleman, Inovasi Digital Pemkab agar Warga Bisa Kontrol Pembangunan Daerah
-
Purnawirawan Desak Gibran Dimakzulkan, DPR Pilih Tunda Pembahasan: Ada Apa dengan Tanggal 20?