Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Sabtu, 19 September 2020 | 12:02 WIB
Djoko Dwiyanto mengenakan pakaian adat jawa. - (Facebook/Djoko Dwiyanto)

Di Jogja sendiri, belum banyak tokoh dengan profesi sama sepertinya.

Alumnus Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM ini juga pernah memiliki keinginan untuk mempopulerkan dua jenis penerapan ilmu epigraf.

Keinginan itu ia sampaikan saat peluncuran buku dan diskusi karyanya 'Refleksi Penelitian Epigrafi dan Prospek Pengembangannya'.

Purnatugas pada 2018 lalu, Djoko sempat mengabdi sebagai tenaga pengajar di jurusan arkeologi UGM selama 36 tahun.

Baca Juga: Dinkes Sleman: Pengawasan Pendatang Agak Kendor, Ketatkan Lagi

Salah satu kontribusi besar Djoko adalah berhasil membaca prasasti Wanua Tengah III. Ia menutup masa pensiunnya dengan menerbitkan sebuah buku mengenai epigrafi.

Load More