Scroll untuk membaca artikel
Irwan Febri Rialdi
Sabtu, 19 September 2020 | 13:29 WIB
Klub sepatu roda Yogyakarta, Nine Speed. (Dok pribadi Antonius Agung Wiryawan).

SuaraJogja.id - Sepatu roda. Olahraga satu ini memang tidak sefamiliar sepak bola, basket, atau bola voli. Namun, olahraga yang identik dengan sepatu beroda ini banyak diminati oleh kalangan muda.

Di event olahraga nasional, sepatu roda juga kerap dipertandingkan, mulai dari kejuaraan yang dibuat oleh Persatuan Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Perserosi) hingga Pekan Olahraga Nasional (PON).

Bahkan, di ajang seperti SEA Games dan Asian Games, olahraga ini turut dipertandingkan. Prestasi terbaik atlet cabang olahraga sepatu roda adalah ketika memborong 12 medali emas SEA Games 2011.

Berbicara mengenai sepatu roda, salah satu klub yang terus membina atlet-atlet muda adalah Nine Speed. Klub asal Yogyakarta ini selalu setia melakukan pembibitan pesepatu roda pemula dan menciptakan atlet-atlet muda.

Baca Juga: Solskjaer Minta Mason Greenwood Diistirahatkan dari Timnas Inggris

Bediri pada 2015

Klub sepatu roda Yogyakarta, Nine Speed. (Dok pribadi Antonius Agung Wiryawan).

Nine Speed berdiri pada 2015. Klub ini berdiri atas dasar inisiatif orangtua atlet-atlet muda sepatu roda yang ingin membentuk klub karena minimnya klub sepatu roda.

Sebelum Nine Speed terbentuk, hanya ada dua klub sepatu roda di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yakni Mataram Inline Skate Club (MIC) dan EMIC Sleman.

Oleh karena itu, untuk memberikan wadah yang lebih banyak untuk calon atlet-atlet sepatu roda, munculah Nine Speed. Klub ini sendiri berada di bawah payung dua Pengurus Cabang Perserosi, yaitu Jogja dan Bantul.

Pasalnya, Nine Speed ini memiliki dua tempat latihan. Di Jogja, siswa Nine Speed berlatih di Lapangan Parkir GOR Among Raga, sementara di Bantul tempat latihannya adalah di kawasan Stadion Sultan Agung.

Baca Juga: Yang Belum Nonton, Berikut Video Kemenangan Timnas Indonesia U-19 Vs Qatar

"Pendirian itu orangtua atlet. Isitiatif bikin klub lagi. Karena dulu klub cuma ada dua, terakhir itu MIC yang ada di Mandala Krida dan EMIC Sleman. Kebetulan EMIC habis karena Stadion Maguwoharjo, tempat mereka latihan itu, dipugar. Mereka tidak bisa masuk dan tidak bisa latihan," kata pelatih Nine Speed, Antonius Agung Wiryawan, kepada SuaraJogja.id.

"Jadi, yang hidup cuma satu klub, MIC. Dulu klub besar di Jogja, karena sudah terlalu besar biasanya penanganannya kurang baik, jadi pelatihnya kurang dan muridnya banyak banget kan jadi kurang fokus. Setelah itu muncul banyak sekali, termasuk Nine Speed," lanjutnya.

"Nine Speed ini dulu pecahan dari beberapa atlet dari MIC. Karena latihan di MIC kurang terperhatikan, akhirnya membentuk Nine Speed ini," tuturnya menambahkan.

Bersedia melatih pesepatu roda dari nol

Klub sepatu roda Yogyakarta, Nine Speed. (Dok pribadi Antonius Agung Wiryawan).

Tidak sedikit anggota Nine Speed yang bergabung dalam kondisi nol alias tidak bisa sama sekali. Namun, para pelatih Nine Speed tidak mempermasalahkan hal tersebut karena tujuan klub itu adalah melahirkan atlet baru.

"Nine Speed sekarang sekitar 50-an siswa dari awal bediri hanya 11 orang. Tim ini bisa dibilang masih awal (muda), seperti yang di Bantul itu, kami bangun dari nol, dari anak yang sama sekali tidak bisa," ujar Agung.

Rajin mengirim atlet ke kejuaraan nasional atau internasional

Klub sepatu roda Yogyakarta, Nine Speed. (Dok pribadi Antonius Agung Wiryawan).

Nine Speed menjadi salah satu klub yang rajin mengirim atletnya ke kompetisi nasional ataupun internasional. Bahkan, beberapa waktu lalu, salah satu atletnya, Rafael Bimasena, mendapatkan nomor di kejuaraan China.

Kemudian, nama lain yang menjadi kebanggaan Nine Speed adalah Gabriel Tito Batistuta. Ia pernah bermain di PON 2016 dengan mewakili DIY.

"Kebetulan anak-anak kita lomba internasional ada. Kemarin itu Rafael berangkat ke China juga menang. Terus yang lainnya masih di nasional juga dapat peringkat-peringkat," terang Agung.

Harapan ke depan

Klub sepatu roda Yogyakarta, Nine Speed. (Dok pribadi Antonius Agung Wiryawan).

Nine Speed bersedia melatih siswa dalam dua kategori, yakni untuk olahraga fun atau prestasi. Di segi prestasi, Nine Speed sebagai salah satu klub di Yogyakarta akan terus bekerja keras agar bisa rutin mengirim atlet ke ajang PON.

Dari ajang PON, Nine Speed berharap atletnya bisa unjuk gigi hingga akhirnya bisa mewakili Indonesia di kejuaraan resmi seperti SEA Games dan Asian Games.

Selain itu, Nine Speed juga berkeinginan untuk bisa mengirim lebih banyak atlet untuk merasakan kejuaraan internasional.

"Kita di daerah sih menujunya menjadikan anak-anak ke tim PON, jadi membela nama daerah. Nanti sembari dia mencari peringkat di nasional," jelas Agung.

"Misal di PON baik, lolos. Nanti dia bisa lolos ke tim kayak SEA Games, Asian Games. Tapi tidak menutup kemungkinan kalau punya dana lebih, orangtua akan memberangkatkan sendiri ke luar, karena perlombaan di luar masih biaya sendiri," imbuhnya.

Profil pelatih Nine Speed

Nama: Antonius Agung Wiryawan
Tanggal lahir: Jogja, 7 Agustus 1982
Pendidikan terakhir: Sarjana
Karier: Mantan atlet PON Kalimantan Timur 2008 (Perak)

Load More