Edukasi Reproduksi Lewat Pembalut Kain
Secara umum, pengetahuan soal menstruasi sendiri masih sangat minim di kalangan perempuan. Ani menjelaskan bahwa perempuan hanya diberi solusi untuk menampung darah menstruasi tanpa mengetahui alasan harus memakainya dan berbagai persoalan terkait dengan menstruasi lainnya.
"Kita juga tidak pernah tahu setelah pakai ini (pembalut sekali pakai) tuh gimana, pertanggungjawaban terhadap sisa konsumsi kita tuh enggak pernah dapet termasuk pembalut. Nah itu yang mau diangkat sama Biyung, artinya ketika kita paham tubuh kita mulai dari rahim, kita punya tugas mulia punya kedekatan dengan ibu bumi," terang Ani.
Menurut Ani, ketika prempuan mengetahui persis tentang tubuhnya maka ia juga akan mengerti apa yang harus dilakukan atau dimakan ketika menstruasi serta menangani sakit saat menstruasi. Inilah yang ingin Biyung angkat dan sebar luaskan.
Baca Juga: Olahraga yang Tepat Selama Menstruasi, Apa yang Perlu Diperhatikan?
Kiat Biyung dalam memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi dan menstruasi dilakukan secara luas melalui media sosial Instagram dan workshop yang pernah dilakukan sebelum pandemi. Pembalut kain juga dipilih sebagai salah satu media untuk memberikan informasi tentang kesehatan menstruasi karena dianggap tekait erat dengan ingatan masyarakat.
"Ngomongin pembalut kain, kita lebih mudah menyampaikan informasi tentang menstruasi reproduksi karena banyak perempuan punya ingatan di masa lalu kaya ibu dan nenek juga dulu begitu (pakai kain), sebenarnya generasi sebelum kita sudah menghormati diri sendiri dan lingkungan, mereka punya kebiasaan yang jauh lebih bijaksana," ujar Ani.
Ningti Athesia Sarsan atau Tesa (34) yang bertanggung jawab pada produksi pembalut kain Biyung menjelaskan bahwa setidaknya pembalut yang mereka produksi terdiri dari beberapa lembar kain. Dalam satu set, mereka juga menghadirkan beberapa ukuran, mulai dari ukuran long, regular, hingga panty liner.
"Kalau ini ada flannel tebal di bawahnya, kalau size XL sama regular kami masih tambahnya empat lapis kaos tebal," Jelas Tesa sambil menunjukkan produk pembalut Biyung.
Pembalut kain Biyung menurut Tesa bisa digunakan sampai lima jam ketika volume darah menstruasi tidak terlalu banyak. "Kita biasanya kalau pakai pembalut kain udah bisa kira-kira, misalnya kalau ketika dikenakan sudah lembap banget kaya gitu ya berarti udah harus ganti," imbuhnya.
Baca Juga: Mulanya Menstruasi Tidak Teratur, Wanita Ini Didiagnosis Kanker Serviks!
Perempuan Bantu Perempuan
Berita Terkait
-
Kepingan Mosaik Keadilan Reproduksi bagi Perempuan Korban Kekerasan Seksual
-
7 Pengobatan Alami untuk Nyeri Haid yang Terbukti Ampuh dari Rempah Indonesia
-
Minum Kopi Dapat Memperburuk Nyeri Haid, Mitos atau Fakta?
-
Haid di Bulan Ramadan, Wajib Ganti Puasa atau Cukup Bayar Fidyah?
-
Soroti Masalah Kesehatan Reproduksi Perempuan, Begini Kata Wamen PPPA Veronica Tan
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
Terkini
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta
-
Tendangan Maut Ibu Tiri: Balita di Sleman Alami Pembusukan Perut, Polisi Ungkap Motifnya yang Bikin Geram
-
Ribuan Umat Padati Gereja, Gegana DIY Turun Tangan Amankan Paskah di Jogja