SuaraJogja.id - Masyarakat Pantai Baron, Kalurahan Kemadang, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul menggelar Labuhan Kapat, Senin (28/9/2020) siang. Warga Pantai Baron tetap nekat menyelenggarakan labuhan meski di tengah pandemi.
Lurah Kemadang Sutono mengatakan, masyarakat tetap harus melaksanakan labuhan tersebut karena khawatir terjadi hal negatif yang akan menimpa mereka. Labuhan kali ini adalah Labuhan Kapat, yaitu labuhan yang digelar di bulan keempat kalender Jawa.
"Labuhan ini hanya digelar oleh para nelayan dan pedagang. Labuhan Kapat hanya digelar oleh nelayan dan pedagang saja,"ujar Sutono Senin (28/9/2020) di Pantai Baron.
Sutono mengungkapkan, selain Labuhan Kapat, masih ada juga labuhan yang lain dan biasanya diselenggarakan bersama dengan Kelompok Sadar wisata (Pokdarwis) Pantai Baron. Labuhan bersama Pokdarwis biasanya digelar setiap bulan Suro. Namun, maksud dan tujuan menggelar Labuhan Kapat tersebut masih sama dengan Labuhan lain.
Labuhan kali ini mereka lakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Para nelayan dan Pedagang merasa diberi nikmat yang cukup besar karena tahun lalu mendapat hasil melimpah. Labuhan ini juga sebagai doa agar tahun ini hasil yang mereka dapat bisa lebih melimpah dibanding tahun sebelumnya.
"Selain itu kami juga meminta kepada Tuhan agar diberi keselamatan bagi seluruh nelayan, pedagang, dan keluarganya," paparnya,
Kegiatan labuhan kali ini diawali dengan menggelar tahlilan dan doa bersama di depan TPI Pantai Baron. Setelah itu, para peserta yang hadir juga diminta untuk makan bersama sebagai bentuk kedekatan dan persatuan mereka serta dimaksudkan untuk menambah keakraban di antara peserta.
Setelah doa dipanjatkan, warga masyarakat lantas membawa sedekah ubo rampe seperti kepala kambing hitam, jajanan, pakaian Jawa, dan beberapa benda lainnya ke Pantai Baron. Ubo rampe tersebut terus dimasukkan ke dalam perahu untuk dilarung di tengah laut.
Meski pandemi Covid-19, tetapi masyarakat Pantai Baron tetap nekat melaksanakan hajatan Labuhan Kapat tersebut. Karena bagi nelayan dan pedagang di Pantai Baron, labuhan ini wajib mereka laksanakan agar tidak hal-hal yang buruk menimpa mereka ke depannya.
Baca Juga: Calon Petahana Bupati Lampung Tengah dan Istrinya Positif Covid-19
"Biar bagaimanapun, labuhan harus tetap kita gelar agar tidak terjadi hal yang negatif menghambat kami dalam mencari nafkah," tambahnya.
Selain itu, labuhan kali ini juga dimaksudkan untuk mengusir corona dari Indonesia karena dengan corona yang masih melanda di tanah air, maka seluruh sendi kehidupan masyarakat terganggu. Kegiatan ekonomi berhenti begitu saja, sementara di satu sisi masyarakat yang butuh makan.
Panewu Tanjungsari Rahmadian Wijayanto menuturkan, Tanjungsari juga terdampak corona, dan kegiatan pariwisata sudah dibuka kembali dan ada aktivitas wisata, sehingga ia berharap kepada semua warga agar selalu waspada, ingat, dan berhati-hati supaya semua pantai di Tanjungsari jangan sampai tercemar corona. Ia berharap, kawasan pantai tetap aman dari pengaruh Covid19.
"Protokol kesehatan harus ditaati karena saat ini sudah ada 6 orang yang terpapar Covid-19. Oleh karena itu, pelestarian budaya seperti labuhan, rasulan, gotong-royong, musyawarah mufakat, ataupun tepo seliro juga harus dipertahankan dengan memperhatikan protokol kesehatan,"tandasnya.
Karena di masa pandemi, maka pelaksanaannya dikemas lebih sederhana. Dalam kegiatan ini undangan dibatasi hanya 30 orang. Selain itu, ada tempat cuci tangan serta peserta harus mengenakan masker supaya tidak ada cipratan dan droplet, sehingga upaya meminimalisir penyebaran Covid-19 tetap dilaksanakan.
Perwakilan Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat yang juga cucu Sri Sultan HB X, Gusti Kukuh Hestarining, menyambut baik sikap masyarakat Pantai Baron dan sekitarnya yang tetap mempertahankan tradisi yang telah ada sejak nenek moyang mereka. Ia mengapresiasi masyarakat Gunungkidul yang masih memegang teguh tradisi budaya Jawa.
"Meski sederhana tetapi semua ubo rampe tetap lengkap," terangnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Calon Petahana Bupati Lampung Tengah dan Istrinya Positif Covid-19
-
Jelang Duel Kontra Persija, Pemain Arema FC Jalani Swab Test COVID-19
-
Pemerintah Buka 2 Hotel di Mangga Besar Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19
-
Survei Daring: 55 Persen Pasangan Pilih Tunda Program Hamil di Masa Pandemi
-
Bikin Pusing Satgas Covid-19, Puluhan ASN di Buru Ngibrit Saat Mau Tes Swab
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik