SuaraJogja.id - Kewaspadaan terhadap penyakit kanker di Indonesia nampaknya perlu ditingkatkan. Sebab lebih dari 59 persen pasien kanker meninggal dunia akibat akses layanan yang timpang antara daerah perkotaan dan pedesaan.
Data GLOBOCAN 2022 yang dirilis oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) mencatat, 408.661 kasus kanker baru muncul di Indonesia.
Dari jumlah itu terjadi 242.988 kematian dalam setahun.
"Kita berada di urutan keempat dunia dalam jumlah kasus kanker, tapi jumlah itu berbeda-beda per kota dan provinsi. Di kota besar, update registry sudah cepat, pasien bisa didiagnosis dini. Tapi di daerah, fasilitas terbatas sehingga diagnosis terlambat," ujar dosen FKKMK UGM, Dyah Ayu Mira Oktarina disela Summer Course on Interprofessional Healthcare di Yogyakarta, Senin (14/7/2025).
Menurut Dyah, kanker telah menjadi penyebab kematian utama secara global, termasuk Indonesia.
Ketidaksetaraan fasilitas kesehatan di Indonesia memperburuk permasalahan ini, terlebih keterlambatan diagnosis menjadi masalah utama di daerah terpencil.
Di kota-kota besar mungkin tersedia multidisciplinary team yang isinya dokter, perawat, ahli nutrisi, psikolog dalam penanganan kanker. Hal ini membuat diagnosis bisa lebih cepat dan akurat.
"Tapi di wilayah yang jauh dari pusat kesehatan, tidak ada tim seperti itu. Akibatnya keterlambatan terjadi, dan pasien baru diketahui saat kanker sudah masuk stadium lanjut," tandasnya.
Persoalan ini diperparah dengan adanya efisiensi anggaran pemerintah di sektor kesehatan.
Baca Juga: Kasus Leptospirosis Mengintai Jogja, Pemilik Hewan Peliharaan hingga Pemancing Diharap Waspada
Upaya preventif pun akhirnya jadi jalan tengah agar masyarakat bisa mendeteksi penyakit kanker secara dini.
Terapi kanker modern seperti pengobatan personal berbasis karakteristik genetik pasien, serta terapi paliatif yang mengintegrasikan aspek medis, psikososial, dan spiritual pun dikembangkan para pakar kesehatan.
Selain itu edukasi gaya hidup sehat, vaksinasi, serta deteksi dini ditegaskan sebagai langkah utama dalam pencegahan kanker, walau pelaksanaannya masih menghadapi kendala lapangan.
Edukasi belum menyentuh banyak kelompok rentan. Vaksinasi HPV untuk pencegahan kanker serviks pun belum merata. Masih ada tantangan sosialisasi dan logistik," ungkapnya.
Sementara Wakil Dekan Akademik dan Kemahasiswaan FKKMK UGM, Ahmad Hamim Sadewa mengungkapkan kesenjangan infrastruktur kesehatan semakin memperbesar angka kematian akibat kanker.
"Masih banyak wilayah yang belum punya akses terhadap alat diagnosis mutakhir seperti PET scan. Padahal alat ini bisa mempercepat deteksi dini dan mengarahkan terapi yang tepat. Pemerintah perlu memastikan teknologi itu tidak hanya tersedia di kota besar," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
Sleman Dikepung Ancaman Banjir Lahar, hingga Longsor dari Lereng Merapi ke Prambanan
-
Jokowi Kembali ke 'Rumah', Jawab Isu Ijazah Palsu Tanpa Kata di Dies Natalis Kehutanan UGM
-
Jokowi Ucapkan Selamat Ulang Tahun untuk Prabowo: Semoga Diberi Kekuatan dan Kesehatan Pimpin Negara
-
Gugup Pidato Depan Jokowi, Celetukan Ijazah Asli Menteri Raja Juli Bikin Seisi UGM Riuh
-
Jokowi dan Raja Juli Hadiri Rapat Senat Dies Natalis Fakultas Kehutanan UGM