Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 30 September 2020 | 09:10 WIB
Musala dirusak di Tangerang (Ist)

SuaraJogja.id - Kasus vandalisme yang terjadi di Musala Darussalam, Tangerang mengagetkan publik, termasuk di antaranya politisi Gerindra Fadli Zon.

Peristiwa tersebut kali pertama diketahui jamaah Rifki Hermawan sekitar pukul 15.30.

Saat memasuki musala ia mendapati tembok musala hingga kitab Al Quran dipenuhi coretan mulai tanda silang hingga kalimat "Saya Kafir" dan "Anti Islam".

Hanya berselang 4 jam kemudian satuan Reserse Polsek Pasar Kemis berhasil menciduk pelaku bernama Mario yang lokasinya tak jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Baca Juga: Seniman Space Art Jogja Venzha Christ Buat Simulasi Kehidupan Planet Mars

Fadli Zon yang turut mengikuti perkembangan kasus vandalisme tersebut turut memberikan komentarnya di akun Twitter pribadinya.

Dengan nada satir ia menyebut bahwa pelaku adalah orang gila tetapi sudah terlatih.

"Bisa2 yang melakukan OGT (Orang Gila Terlatih). Paket "proyek teror"?" tulisnya.

Kicauan tersebut pun ditanggapi sejumlah netizen.

"Perlu dibahas serius bung...Tolong dijembatani agar bisa dilihat seluruh rakyat Indonesia," kata Bima Sakti.

Baca Juga: Nyanyian Lekra di Balik Sangkar Besi Perpustakaan Jogja

"Beragam analisa muncul. Di antaranya tengarai kalau kuat dugaan anak-anak muda yang menyerang dan berlaku keji pada tokoh-tokoh agama dan tempat-tempat ibadah tersebut tergabung dalam satu kelompok gerakan anarkis. Sebut saja misalnya neo komunis. Serupa neo nazi. Mungkin ada grup virtualnya," kata Budi.

"Sandiwara antek orba selalu memainkan isu agama dan PKI," tukas Dien Zulkarnain.

Terkini, pelaku aksi corat coret musala, Mario mengaku bahwa perbuatannya tersebut adalah benar.

Kapolsek Pasar Kemis AKP Fikry Ardiansyah menyebut motif pelaku melakukan aksi vandalisme itu karena meyakini perbuatannya itu adalah benar.

"Motifnya karena tindakannya itu benar sesuai yang dipelajari. Itu menurut dia, tapi masih kami dalami," terangnya pada suara.com, Rabu (30/9/2020).

Fikri menyebut pelaku mempelajari tindakannya itu dari YouTube yang terpasang di smartphonenya.

Load More