Ismayadi menuturkan bahwa sekarang ketenangan jiwa menjadi prioritas utama dalam menjalankan usaha ikan hiasnya. Menurutnya sejak dulu dengan menjalani secara mengalir dan penuh ketekunan, usahanya menjadi berkembang dengan seiring berjalannya waktu.
"Dulu tidak pernah bermimpi kalau bakal ada yang beli. Intinya mengalir saja, perlahan tapi pasti dengan rasa cinta yang sudah seperti separuh napas dengan ikan-ikan hias ini. Tidak ada target yang muluk-muluk sekarang kalau sekarang," paparnya.
Apresiasi ikan hias sudah bagus
Menurut Ismayadi, di Jogja sendiri ikan hias untuk saat ini sudah sangat banyak orang yang tahu. Bahkan bukan hanya sekadar tahu bahwa ikan hias untuk hiburan saja melainkan bisa juga untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Baca Juga: Budikdamber, Solusi Kreatif Menjaga Ketahanan Pangan Selama Pandemi Corona
Ismayadi menyampaikan sekarang tidak sedikit orang yang ingin membudidayakan ikan-ikan hias karena memang tergiur dengan keuntungan yang didapat. Namun memang tidak bisa dipungkiri olehnya bahwa saat ini pemasaran ikan hias sudah sangat mudah ketimbang beberapa tahun sebelumnya.
"Ketersediaan ikan hias saya saja sudah kurang-kurang sekarang. Belum sampai ke pasar luar negeri, hanya dalam kota saja masih kurang. Soalnya memang kalau budidaya itu terbatas, kalau reseller memang banyak," terangnya.
Peningkatan penjualan ikan hias juga sempat dirasakan dalam beberapa bulan yang lalu. Walaupun memang sekarang sudah tidak seramai kemarin tapi penjualan ikan hias masih tergolong cukup besar.
"Kalau beberapa bulan lalu sehari saja bisa dapat Rp.4-7 juta tapi sekarang menjadi Rp. 1,5-2 juta. Tapi itu masih lebih bagus dibandingkan sebelum ada pandemi, soalnya kalau sebelum pandemi paling hanya sekitar Rp. 1 jutaan saja," ujarnya.
Ismayadi mengatakan sebelumnya hitungan perminggu yang tercatat setidaknya satu item atau jenis ikan hias bisa keluar hingga 3000-5000 ekor. Namun ia yang membudidayakan sendiri beberapa jenis ikan di kolamnya itu mengaku sempat kewalahan menyediakan sebanyak itu.
Baca Juga: Ikan Cupang, Jenis, Keistimewaan, Sejarah, dan Cara Ternak Ikan Cupang
Dituturkan Ismayadi bahwa ikan hias yang paling dimintai oleh masyarakat dari dulu hingga sekarang adalah guppy. Bedanya sekarang ikan guppy mengalami perkembangan yang lebih baik secara kualitas, dari ras dan postur pun semakin bagus. Menurutnya ikan guppy memiliki nilai komersil yang paling tinggi dibanding ikan hias lain.
Berita Terkait
-
Budikdamber, Solusi Kreatif Menjaga Ketahanan Pangan Selama Pandemi Corona
-
Ikan Cupang, Jenis, Keistimewaan, Sejarah, dan Cara Ternak Ikan Cupang
-
Raup Cuan Bisnis Ikan Cupang, Modal Ratusan Ribu Dapat Untung Puluhan Juta
-
Risiko Rendah dan Sedikit Modal, Ini Kiat Usaha Sampingan di Masa Pandemi
-
Ternyata Cara Mengawinkan Ikan Cupang Mudah, Lho!
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 10 Pemain Keturunan Bisa Dinaturalisasi Demi Timnas Indonesia Lolos Olimpiade 2028
Pilihan
-
Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
-
Rekomendasi HP Murah Rp1 Jutaan RAM 6 GB: Kamera 50 MP, Baterai Super Awet
-
Rumit! Ini Skenario Semen Padang, Barito Putera dan PSS Sleman Lolos Degradasi
-
Comeback Bela Timnas Indonesia, 10 Keunggulan Stefano Lilipaly
-
Harga Bitcoin Diramal Tembus USD 250.000, Robert Kiyosaki: Beli yang Banyak, Jangan Jual
Terkini
-
Rahasia Dapat Saldo Gratis Rp200 Ribu dari DANA Kaget: Ini Link Aktif untuk Diklaim
-
Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah
-
BRI Dorong UMKM dan Energi Hijau dengan Prinsip ESG, Portofolio Rp796 T Hingga Akhir Kuartal I 2025
-
70 Persen SD di Sleman Memprihatinkan, Warisan Orde Baru Jadi Biang Kerok?
-
SDN Kledokan Ambruk: Sleman Gelontorkan Rp350 Juta, Rangka Atap Diganti Baja Ringan