SuaraJogja.id - Intensitas hujan lebat yang akan mengguyur DIY berimbas pada potensi bencana di Kabupaten Sleman, yang diprediksi mulai muncul pada pertengahan hingga akhir Oktober.
Sejumlah wilayah menjadi perhatian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman ke depan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sleman Henry Dharma Wijaya menuturkan bahwa pihaknya telah bersiaga dengan potensi bencana yang akan terjadi.
"Menurut perkiraan BMKG itu memang musim hujan kali ini dimulai di dasarian 2, artinya pertengahan Oktober nanti," kata Henry saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (13/10/2020).
Henry melanjutkan, di Sleman, terdapat sejumlah titik rawan yang dinilai kerap terjadi bencana saat memasuki musim hujan, di antaranya seperti angin ribut, pohon tumbang, banjir, dan lainnya.
Henry mengatakan, peristiwa angin kencang sering terjadi di sekitar Sleman daerah barat, seperti Kapanewon Seyegan, Tempel, Mlati, Sleman, Turi, Pakem, dan Kalasan.
Tanah longsor banyak terjadi di Kapanewon Prambanan. Sementara, kapanewon yang rawan banjir adalah wilayah yang dekat dengan sungai.
"Untuk titik rawan banjir disepanjang sungai yang ada di Sleman," ucapnya.
Dalam penanggulangan potensi bencana yang ada di kapanewon dan juga kalurahan-kalurahan di Sleman, pihaknya segera melakukan mitigasi bencana yang biasa terjadi pada musim hujan.
Baca Juga: Antisipasi Klaster Covid-19 di Pengungsian Dampak La Nina, Ini Kata Luhut
"Jadi jika ada pohon yang membahayakan orang lain, kami minta segera dipangkas rantingnya, dan lain-lain, baik pohon milik DLH [Dinas Lingkungan Hidup] maupun milik warga," ujar Henry.
Dalam menghadapi potensi bencana di Sleman yang dapat terjadi sewaktu-waktu, pihaknya terus memantau kondisi cuaca berdasarkan informasi dari BMKG, termasuk juga mengaktifkan early warning system (EWS) atau sistem peringatan dini untuk mendeteksi bencana.
"Ketika hujan lebat kan berpotensi banjir, kami punya di pinggir sungai kita pasang sistem peringatan dini. Peringatan dini tanah longsor itu juga kami punya, jadi apabila ada potensi bencana, akan segera kami beritahu kepada masyarakat di daerah itu," katanya
Ia mengatakan, BPBD Sleman juga sudah menyiapkan kebutuhan armada kendaraan hingga gergaji mesin.
Tim reaksi cepat (TRC) juga telah dikondisikan selama 24 jam bersama pusat pengendalian operasi (pusdalops).
"BPBD Sleman juga berkoordinasi dengan komunitas relawan yang jadi binaan kami. Mungkin ada 2.500 relawan di Sleman dari 58 komunitas," tambahnya.
Berita Terkait
-
Antisipasi Klaster Covid-19 di Pengungsian Dampak La Nina, Ini Kata Luhut
-
BMKG 'Warning' Ancaman La Nina dan Curah Hujan Tinggi, Termasuk di Jatim
-
Jawa Barat Masuk Musim Hujan, BMKG: Waspada Puncak La Nina
-
Jokowi Ungkap Prediksi BMKG Soal Dampak Fenomena La Nina
-
Prakiraan Cuaca BMKG Selasa 13 Oktober: Siang Kota Bogor dan Depok Hujan
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Gelar Pahlawan Soeharto: UGM Peringatkan Bahaya Penulisan Ulang Sejarah & Pemulihan Citra Orde Baru
-
Keracunan Massal Makan Bergizi Gratis di Jogja, 8 Dapur Ditutup, Pemda Bentuk Satgas
-
Libur Nataru di Jogja, Taman Pintar Hadirkan T-Rex Raksasa dan Zona Bawah Laut Interaktif
-
Nyeri Lutut Kronis? Dokter di Jogja Ungkap Rahasia UKA: Pertahankan yang Baik, Ganti yang Rusak
-
Target Tinggi PSS Sleman di Kandang Barito: Bukan Sekadar Curi Poin