SuaraJogja.id - Akibat bentrokan antara aparat dan pengunjuk rasa yang terjadi saat aksi demo tolak UU Cipta Kerja di Yogyakarta, sejumlah fasilitas yang di kantor DPRD DIY dan juga kendaraan polisi rusak. Menanggapi hal itu, kepolisian telah memeriksa sebanyak enam orang saksi.
Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta AKP Riko Sanjaya menuturkan bahwa pihaknya terus mendalami kasus perusakan yang dilakukan sejumlah pendemo. Sebanyak enam orang yang diperiksa terdiri dari warga dan juga petugas kepolisian.
"Saksi yang kami mintai keterangan sampai saat ini ada enam orang. Terdiri dari tiga warga dan tiga polisi," ujar Riko dikonfirmasi wartawan, Kamis (15/10/2020).
Tiga orang yang dimintai keterangan sendiri, kata Riko, merupakan warga yang kebetulan berada di lokasi kejadian.
"Saksi dari warga yang berada di lokasi kejadian (Gedung DPRD DIY dan sekitar Malioboro) yang kami mintai keterangan," kata mantan Kasat Reskrim Polres Bantul itu.
Enam saksi tersebut dimintai keterangannya dalam upaya pengungkapan kasus pengrusakan kendaraan Polresta Yogyakarta maupun Gedung DPRD DIY saat unjuk rasa menolak disahkannya Omnibus Law Cipta Kerja.
"Kami masih fokus melakukan pemeriksaan terhadap saksi. Mohon doanya agar bisa menangkap pelaku-pelaku yang anarkis," kata Riko.
Kericuhan tak hanya menyebabkan fasilitas di kantor DPRD DIY rusak. Satu buah Resto Legian terbakar dan saat ini masih dalam penanganan Polda DIY.
"Untuk restoran yang terbakar penanganannya ada di Polda DIY. Polresta menangani kasus pengrusakan yang terjadi di kantor DPRD DIY," tambahnya.
Baca Juga: Giliran Persatuan Orang Melayu Kalbar Geruduk DPRD, Tolak Omnibus Law
Dalam aksi ricuh tersebut, sejumlah fasilitas seperti pos keamanan DPRD DIY rusak. Lampu taman halaman kantor dewan ini tak lepas dari hantaman batu saat bentrok terjadi.
Mobil polisi yang dikerahkan untuk mengadang massa ikut rusak akibat lemparan batu.
Tak hanya itu, beberapa kendaraan motor juga rusak bahkan terbakar.
Sebelumnya diberitakan, aksi penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja di Gedung DPRD DIY berakhir ricuh, Kamis (8/10/2020).
Polisi mencoba mengurai massa dengan menembakkan gas air mata. Hal itu pun mendapat balasan dari massa hingga terjadi aksi lemparan batu.
Kericuhan dipastikan reda pukul 17.40 WIB. Massa aksi dan kepolisian kembali ke titik lokasi awal.
Berita Terkait
-
Giliran Persatuan Orang Melayu Kalbar Geruduk DPRD, Tolak Omnibus Law
-
3 Pengedar Tertangkap, Pasok Narkoba ke Pendemo Tolak UU Cipta Kerja
-
Tak Masalah Pelajar Demo, KPAI Balas Ucapan Anies Pakai Undang Undang
-
Batal Demo di Istana, Polisi Siapkan Pengalihan Arus Lalin di Cempaka Putih
-
Polisi Sebut Buruh Tak Bergerak ke Istana: Cuma Orasi di Cempaka Putih
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Jadwal PSIM Yogyakarta vs PSBS Biak Resmi Alami Perubahan, Maju Satu Hari
-
Pastikan Keamanan Ibadah Natal 2025, Polda DIY Sterilisasi Puluhan Gereja
-
Tak Ada Larangan Kembang Api di Jogja, Masyarakat Diminta Rayakan Tahun Baru dengan Bijak
-
Tren Arus Libur Nataru Meningkat Tajam: 371 Ribu Kendaraan Masuk DIY
-
UMP DIY Diketok Rp2,4 Juta, Gunungkidul Tetap Terendah