Scroll untuk membaca artikel
Rendy Adrikni Sadikin | Farah Nabilla
Rabu, 21 Oktober 2020 | 11:38 WIB
Gus Nur dan Refly Harun. (YouTube/Refly Harun)

SuaraJogja.id - Pendakwah Sugik Nur Raharja atau yang beken disapa Gus Nur menyoroti sisi buruk pemerintahan Presiden Jokowi. Gus Nur menyebut rezim Jokowi jelek dan tidak ada baiknya.

Tidak main-main, Gus Nur pun mengaku tidak gentar. Dia menegaskan siap mempertanggungjawabkan pernyataan pedasnya tersebut di hadapan agama dan negara.

Pernyataan ini dilontarkan Gus Nur kala berdiksusi dengan ahli Hukum dan Tata Negara, Refly Harun, melansir dari kanal YouTube Refly, Senin (19/10/2020).

1. Rezim Laknatullah

Baca Juga: Nilai Rapor Jokowi 76, Berikut InI Isu Positif dan Negatif Periode Pertama

Presiden Joko Widodo [Biro Pers Istana]

"Kalau Bang Refly tanya bagaimana rezim ini, di mata saya enggak ada baiknya. Jelek. Laknatullah," kata Gus Nur.

"Ini saya loh, saya pertanggungjawabkan di hadapan hukum Allah, di hadapan hukum negara," tegas dia.

Gus Nur mengaku mulanya tak tahu menahu urusan politik di Indonesia.

Hingga tiba-tiba ia mendapat sentilan untuk membuka pandangan terkait rezim sekarang ini.

"Saya dulu sama kayak orang, saya nggak urus politik. Buta politik. Siapa pun presidennya?Terserah,"

Baca Juga: Debat Panas, Gus Nur Disemprot Pelapor: Marah ke Rezim, Jangan ke NU!

"Dulu saya hanya sibuk dakwah, cari nafkah keluarga. Sudah. Nggak mau tahu politik. Nah, tiba-tiba lahir rezim seperti ini, ada Abu Janda, Denny Siregar, ada Jokowi, ada Luhur Binsar Pandjaitan," sebut Gus Nur.

2. Banyak Dusta

Presiden Joko Widodo [ABC Australia]

Gus Nur berpandangan bahwa rezim sekarang banyak dusta dan kebohongan yang ditunjukkan oleh pemerintah secara terang-terangan.

"Di mata saya, tiada hari tanpa bohong. Tiada hari tanpa nipu, rezim ya. Tiada hari tanpa dusta, di depan mata kalau bahasa Jawa istilahnya cetho welo-welo, transparan bohongnya," ujar Gus Nur.

Saat ditanya Refly tentang hal yang paling memprihatinkan mengenai negara saat ini, Gus Nur mengatakan semua hal yang mendasar soal negara memprihatinkan.

3. Kebohongan di Kampung Akuarium

Jokowi memimpin rapat terbatas mengenai antisipasi penyebaran Covid-19 saat libur panjang akhir Oktober tahun 2020 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 19 Oktober 2020 / Foto : Sekretariat Presiden

"Kita ambil contoh (kebohongan) ya. Itu Kampung Akuarium di Jakarta. Waktu itu (Jokowi) masih Gubernur. waktu itu tandan tangan janji politik, hitam di atas putih dibacakan kontra politik, bahwa itu nggak akan digusur. Ternyata setelah jadi (Gubernur) digusur juga," kata Gus Nur.

"Memang negara ini sedang disetting secara agama seperti Andalusia, hancurnya Islam di Spanyol, dibikin sekuler dibikin liberalisme. Secara negara, ya sudah memang dibikin miskin seperti ini," tukas Gus Nur.

Load More